Planet of the Apes menjadi salah satu franchise film Hollywood yang populer di dunia. Pada Mei 2024 ini pun kita akan kedatangan film terbaru dari franchise tersebut yang memiliki judul Kingdom of the Planet of the Apes. Ini merupakan film keempat dari franchise reboot Planet of the Apes yang dimulai pada 2011 lalu.
Kingdom of the Planet of the Apes pun memiliki jarak perilisan tujuh tahun sejak film sebelumnya, yaitu War for the Planet of the Apes (2017). Makanya, ada banyak hal yang perlu diingat kembali sebelum menyaksikan film terbarunya ini. Apalagi, Kingdom of the Planet of the Apes mengambil latar waktu 300 tahun setelah kejadian pada akhir film War for the Planet of the Apes.
Nah, berikut ini KINCIR akan membahas sejumlah kejadian penting yang perlu diingat sebelum nonton Kingdom of the Planet of the Apes di bioskop. Yuk, simak!
Rangkuman sebelum nonton Kingdom of the Planet of the Apes
1. Kaum kera jadi pintar akibat eksperimen manusia
Konflik di franchise Planet of the Apes berawal ketika ilmuwan bernama Will Rodman dari perusahaan Gen-Sys mengembangkan obat bernama ALZ-112 untuk menangani penyakit alzheimer. Will melakukan uji coba dari obat tersebut pada seekor simpanse yang ia beri nama Bright Eyes, dan ternyata berhasil. Namun, Bright Eyes tiba-tiba mengamuk sehingga ia harus ditembak mati karena membahayakan orang lain.
Secara mengejutkan, Bright Eyes ternyata mengamuk untuk melindungi anaknya yang baru lahir. Will kemudian terpaksa merawat anaknya Bright Eyes, karena eksperimennya dihentikan. Seiring waktu berjalan Will menyadari bahwa simpanse muda yang kemudian ia beri nama Caesar tersebut sangat jenius karena mendapat efek dari ALZ-112 yang diturunkan dari Bright Eyes.
Kejeniusan Caesar kemudian membuatnya jadi ingin dianggap sebagai makhluk hidup yang setara dengan manusia, bukan hewan peliharaan lagi. Hal ini pun membuat Caesar mencuri sisa obat ALZ-112 dan memberikan ke sejumlah spesies kera lain yang terdapat di wilayah San Francisco sehingga mereka juga jadi pintar. Saking jeniusnya, Caesar bahkan juga mampu berbicara layaknya manusia.
2. Manusia mengalami kepunahan akibat Simian Flu
Selain bikin kera jadi pintar, ALZ-112 juga terbukti bisa mengatasi penyakit alzheimer ketika diuji coba ke manusia, yaitu Charles yang merupakan ayahnya Will. Namun, ALZ-112 masih belum sempurna karena sistem imun tubuh Charles kembali kebal dari obat tersebut sehingga khasiatnya tidak berpengaruh lagi. Setelah mengetahui hal ini, Will meminta bantuan dari petinggi Gen-Sys agar diizinkan buat menyempurnakan lagi obat tersebut.
Akhirnya terciptalah versi terbaru dari obat tersebut yang kini bernama ALZ-113 dan kembali diuji coba kepada kera. Namun, ALZ-113 kemudian justru berkembang menjadi sebuah virus yang mematikan bagi manusia. Virus ini dinamakan Simian Flu yang sangat mudah menyebar sehingga menjadi awal dari kepunahan umat manusia.
Lalu, di film Dawn of the Planet of the Apes terungkap bahwa manusia akhirnya mengembangkan sistem imun sehingga kebal dari Simian Flu. Hal ini pun membuat umat manusia berhasil bertahan hidup, walau populasinya sudah sangat sedikit.
3. Koba memulai perang antara kaum kera dengan manusia
Sepuluh tahun setelah ending film pertamanya, kaum kera dan manusia hidup secara terpisah dan tidak saling mengganggu. Kaum kera yang dipimpin Caesar hidup di wilayah hutan, sementara itu kaum manusia yang masih bertahan hidup tinggal di sebuah suaka yang terdapat di pinggiran kota. Namun, karena sumber air dan listrik mereka mulai menipis, para manusia terpaksa pergi ke hutan untuk menghidupkan pembangkit listrik tenaga air di sebuah waduk.
Masalah datang ketika sejumlah manusia tersebut bertemu dengan beberapa kera dan bahkan sempat menembak salah satu simpanse. Sebagai pemimpin, Caesar pun membiarkan para manusia bebas dengan syarat tidak mengganggu kaum kera lagi. Namun, simpanse bernama Koba merasa kalau manusia akan selalu jadi ancaman bagi kaum kera sehingga berniat untuk menghabisi mereka.
Koba kemudian membunuh Caesar dan membuat insiden tersebut seolah adalah tindakan manusia untuk mendorong kaum kera mau menyerang manusia. Caesar yang ternyata masih hidup pun akhirnya berhasil menghentikan Koba. Namun, perang besar antara kaum kera dengan manusia sudah terlanjur dimulai dan tidak bisa dihentikan.
4. Umat manusia juga menjalani perang antara satu sama lain
Selain perang antara kera dengan manusia, dalam film War for the Planet of the Apes juga terungkap bahwa ada perang sipil antarmanusia. Perang ini muncul antara pasukan militer separatis yang dipimpin oleh Kolonel (Woody Harrelson) dengan pasukan militer lain.
Hal ini karena pasukan milik Kolonel ingin menghabisi kaum kera, tapi caranya terlalu ekstrem sehingga ditentang oleh kelompok militer lain. Pasukan milik Kolonel juga enggak dianggap sebagai representasi umat manusia dalam peperangan melawan kera karena tindakannya yang terlalu ekstrem.
Perang sipil besar tersebut pun akhirnya terjadi menjelang ending War for the Planet of the Apes. Pada akhirnya kedua belah pihak tewas dengan mengenaskan, baik karena ledakan ataupun longsor salju. Perang sipil ini bukan hanya membuat populasi manusia menjadi semakin sedikit, melainkan juga bikin kekuatan militer umat manusia semakin melemah.
5. Mutasi Simian Flu bikin manusia jadi bersikap seperti binatang
Sebagian umat manusia yang berhasil melahirkan sistem kekebalan memang bisa bertahan hidup dari efek samping mematikan Simian Flu. Namun, di film War for the Planet of the Apes terungkap bahwa sebagian manusia ternyata ada yang mengalami mutasi Simian Flu dari tubuhnya. Mutasi ini membuat para manusia jadi tidak bisa bicara normal lagi dan juga bersikap layaknya binatang.
Versi mutasi dari Simian Flu ini juga bisa menyebar dengan mudah, bahkan tanpa harus melakukan kontak langsung dengan penderitanya. Contohnya, Kolonel yang tertular mutasi Simian Flu dari boneka milik anak perempuan yang sudah lebih dulu mengalami mutasi tersebut.
Di trailer Kingdom of the Planet of the Apes kita pun bisa melihat sekelompok manusia yang hidup secara primitif layaknya hewan. Bisa jadi, di film tersebut seluruh umat manusia sudah tertular mutasi dari Simian Flu tersebut.
6. Terdapat kaum kera pintar selain kelompoknya Caesar
Sepanjang tiga film pertamanya, sudut pandang kaum kera selalu diambil dari kelompok yang dipimpin oleh Caesar. Sebab, sejauh yang kita ketahui, titik awal munculnya peradaban kera jenius memang terjadi di San Francisco akibat tindakannya Caesar. Namun, di film War for the Planet of the Apes terungkap bahwa ternyata ada kaum kera pintar selain kelompoknya Caesar.
Hal ini terungkap lewat keberadaan kera yang ditemui oleh Caesar sewaktu sedang mencari Kolonel. Kera yang menyebut dirinya sebagai Bad Ape tersebut pun berasal dari sebuah kebun binatang yang berada di luar San Francisco. Namun, ia memiliki kemampuan berpikir dan berbicara yang sudah lancar layaknya Caesar.
Bad Ape juga mengatakan bahwa ia sebelumnya memiliki kelompok sendiri, yang tentunya menandakan kalau ada kaum kera jenius selain kelompoknya Caesar. Bisa jadi kaum kera Bad Ape tersebut akan terungkap lebih jelas pada film Kingdom of the Planet of the Apes.
7. Caesar tewas setelah membawa kelompoknya ke tempat baru
Caesar merupakan tokoh utama pada tiga film pertamanya. Namun, di ending War of the Planet of the Apes Caesar dikisahkan tewas setelah mengalami luka parah saat kabur dari markasnya Kolonel. Di tengah luka parahnya tersebut, Caesar masih berhasil membawa kelompoknya ke sebuah tempat tinggal baru yang jauh dari jangkauan manusia sehingga bisa hidup dengan tenang.
Dalam film Kingdom of the Planet of the Apes kehidupan kaum kera pun sudah berkembang pesat di tempat baru tersebut setelah 300 tahun. Selain itu, muncul juga pemimpin baru yang bernama Proximus Caesar. Meski begitu, gaya kepemimpinan Proximus Caesar sangat berbeda jauh dengan ideologi yang dimiliki oleh Caesar.
***
Nah, itulah sejumlah hal penting yang perlu diingat sebelum nonton film Kingdom of the Planet of the Apes. Apakah kamu sudah siap untuk nonton Kingdom of the Planet of the Apes di bioskop? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk artikel menarik lainnya, ya!