Profil Wes Anderson, Sutradara dengan Karya Eksentrik Penuh Warna

Nama Wes Anderson cukup ramai diperbincangkan oleh banyak orang, bahkan dijadikan template untuk video dan foto Instagram yang estetik. Namun sebetulnya, siapa dia?

Via Istimewa

Wes Anderson adalah sutradara, penulis skenario, dan produser film kawakan Amerika yang lahir pada tanggal 1 Mei 1969 di Houston, Texas, AS. Anderson dikenal karena gaya visual dan naratifnya yang artistik, penuh permainan warna, membuat film-filmnya terasa seperti lukisan yang playful serta eksentrik. Di samping permainan warnanya, Anderson kerap dipuji karena pengambilan gambar-gambar di filmnya yang begitu simetris serta presisi.

Sambil berkenalan dengan kekhasan karya-karyanya, kita telusuri jejak kehidupan sutradara eksentrik ini.

Salah jalan dari mimpi sebagai penulis

Profil Wes Anderson.
Profil Wes Anderson. Via Istimewa.

Dalam alternate universe, mungkin ada versi Wes Anderson yang menelurkan banyak novel unik. Ya, pasalnya, sejak kecil keinginan Anderson adalah menjadi penulis, bukan sutradara. Namun, meski begitu, jalan menjadi sutradara juga mengizinkannya untuk menulis –setidaknya script-nya sendiri. 

Kreativitasnya mau enggak mau memang diturunkan dari sang ayah yang bekerja di bidang periklanan. Bahkan, kamera video Super 8 mm milik sang ayah adalah rekan pertamanya dalam membuat film. Saat kecil, menggunakan kamera tersebut, ia membuat film bisu dengan saudara-saudaranya yang berjumlah dua orang sebagai pemerannya.

Melanjutkan ketertarikannya pada dunia perfilman, Wes Anderson kemudian bekerja paruh waktu sebagai operator proyektor sinema di Hogg Memorial Auditorium, sebuah auditorium teater di lingkungan Universitas Texas, tempatnya berkuliah di waktu yang sama. 

Keputusan Wes Anderson buat berkuliah di Universitas Texas, jurusan filsafat, adalah keputusan yang akan memengaruhi jalan kehidupannya kelak. Pertama, ia menjadi semakin tertarik dengan film. Kedua, hal itu membuat film-film besutannya menjadi lebih filosofis.

Ketiga, hal tersebut membuatnya bertemu Wilson Bersaudara (Luke dan Owen Wilson), dua pria yang kelak menjadi aktor ternama. Owen Wilson, tidak hanya menjadi teman seasramanya, tetapi kelak menjadi kolabolator dan aktor-aktor bagi banyak proyek filmnya.

Berawal dari film sederhana

Enam tahun setelah lulus dari Universitas Texas, bersama Owen dan Luke Wilson, Wes Anderson membuat film berjudul Bottle Rocket (1996). Ketiganya mendekati dan meyakinkan produser film indie Cynthia Hargrave untuk memberikan modal bagi pembuatan film tersebut.

Perjalanan karier Wes Anderson.
Perjalanan karier Wes Anderson. Via Istimewa.

Film itu bercerita tentang sekelompok teman yang berniat untuk melakukan perampokan kemudian kabur dengan uang bernilai besar. Masalahnya, petualangan mereka sebelumnya enggak sesederhana itu.

Bottle Rocket menjadi awal mula karier yang baik bagi Wes Anderson, setidaknya secara pujian dan pengalaman. Pada tahun 2000, Martin Scorcese pernah memuji Bottle Rocket sebagai film favoritnya.

Bagi Scorcese, Bottle Rocket mampu menyampaikan kegembiraan dan interaksi sederhana antara orang-orang dengan sangat baik dan kaya. Kiwari, di RottenTomatoes, ratingnya kritikusnya 85%, 79% rating audience dan IMDb mencatatkan angka 6,9.

Namun, hal itu enggak sejalan sama keuntungan finansialnya. Nyatanya, pendapatan film ini hanya USD407,488 di pemutaran domestik dan USD88 di bioskop internasional. Padahal, bujet film ini adalah USD7 juta.

Rushmore, film yang membawa kepada kejayaan

Rushmore, disutradarai oleh Wes Anderson, adalah film yang benar-benar spesial. Dirilis pada tahun 1998, ia adalah film Coming of Age yang bercerita tentang seorang remaja yang dewasa sebelum waktunya dan ambisius bernama Max Fischer (diperankan oleh Jason Schwartzman) yang bersekolah di Rushmore Academy, sebuah sekolah swasta bergengsi.

Film ini mengeksplorasi tema masa muda, ambisi, persahabatan, dan cinta, serta menampilkan gaya khas Anderson, yang dicirikan oleh visual yang penuh warna, penceritaan yang aneh, dan karakter yang unik. Apa yang membuat Rushmore sangat istimewa adalah caranya menangkap pengalaman remaja dengan cara yang autentik dan dapat diterima.

Via Istimewa

Max adalah karakter kompleks yang menawan sekaligus membuat frustrasi, dan film ini enggak segan-segan menunjukkan tantangan dan ketidakpastian yang muncul seiring dengan perkembangan batin seorang manusia.

Film ini adalah sebuah hal yang berpengaruh pada karier Bill Murray, salah satu aktor di dalamnya, sekaligus Wes Anderson sebagai sutradara. 

Bill Murray menjadi aktor yang disegani dalam sinema independen. Murray sejak itu muncul di setiap film Anderson hingga saat ini. 

Pada Independent Spirit Awards 1999, Wes Anderson memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik dan Murray memenangkan Pria Pendukung Terbaik atas film tersebut. Murray juga mendapatkan nominasi Golden Globe Awards untuk Aktor Pendukung Terbaik.

Semakin gemilang di The Royal Tenenbaums

Via Istimewa

Kompleksitas cerita, eksplorasi penokohan, serta permainan warna dan pengambilan gambar yang witty seperti karya Wes Anderson yang kita kenal sangat kentara di The Royal Tenenbaums (2001). Apalagi, ia berkisah tentang keluarga dan sederet masalah setiap tokohnya, cukup relate dengan banyak orang.

Dalam The Royal Tenenbaums, Anderson menggabungkan elemen-elemen warna dan pengambilan gambar witty nan colorful dengan cerita yang penuh dengan humor, drama, dan ketegangan.

Film ini memiliki deretan pemeran yang luar biasa, termasuk Gene Hackman, Anjelica Huston, dan Gwyneth Paltrow. Mereka membawa karakter-karakter yang kompleks dan mengalami perubahan yang signifikan dalam cerita. Penampilan mereka dalam film ini sangat diakui dan dihargai, termasuk nominasi Academy Award untuk Hackman dan Huston atas film ini.

The Royal Tenenbaums bercerita tentang keluarga Tenenbaum yang terdiri dari orang-orang yang sangat berbakat, tetapi juga memiliki masalah pribadi yang kompleks. Saat sang ayah, Royal Tenenbaum, berpura-pura sakit untuk mendapatkan kembali kasih sayang keluarganya, cerita menjadi semakin rumit dan menegangkan.

The Royal Tenenbaums diakui sebagai film yang bukan hanya tontonan, tetapi juga seni. Bicara soal seni, Wes Anderson juga kerap meletakkan lukisan-lukisan Eric Chase Anderson, adiknya yang merupakan ilustrator, di dalam filmnya, termasuk film ini, lho. Maka, enggak mengherankan kalau film Wes Anderson ini dianggap sebagai sebuah mahakarya.

Film ini menerima pujian kritis yang meluas setelah dirilis dan dinominasikan untuk beberapa penghargaan seperti Golden Globe Award for Best Actor – Motion Picture Musical/ Comedy untuk Gene Hackman, National Board of Review Award for Best Supporting Actor untuk Gene Hackman, dan Critics’ Choice Movie Award for Best Screenplay untuk Wes Anderson and Owen Wilson

Selain penghargaan tersebut, film ini juga dinominasikan untuk beberapa penghargaan bergengsi lainnya, termasuk Academy Award dan BAFTA untuk Best Original Screenplay.

Film yang mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas, antarkan pada Oscar

Kalau ditinjau dari segi jumlah, sebetulnya film besutan Wes Anderson memang enggak banyak-banyak amat. Namun, dari segi kualitas, enggak perlu diragukan lagi.

Via Istimewa

Wes Anderson punya konsistensi tinggi dalam membuat film. Kalau kamu penggemarnya, pasti kamu tahu kekhasan yang dibawa ke hampir semua film yang dia buat, mulai dari film drama keluarga seperti The Royal Tenenbaums (2001), The Grand Budapest Hotel (2014), film perjalanan seperti The Darjeeling Limited (2007), sampai animasi absurd seperti Fantastic Mr. Fox (2009).

Hampir semua filmnya punya komposisi simetris dalam pengambilan gambar, warna palet pastel yang jadi viral di TikTok dan reels, beberapa slow motion, sampai bagaimana masalah relasi yang melankolis, disfungsi keluarga, hingga tingkah laku yang enggak sesuai norma bisa ia kemas menjadi komedi fast-paced.

Semua itu membuat orang-orang justru bisa melihat bahwa banyak orang bermasalah yang lahir dari keluarga bermasalah dan enggak bisa dilepaskan dari masalah society itu sendiri. Rumit, memang, tetapi jadi asyik di tangan Wes Anderson.

Sutradara Hollywood, Wes Anderson.
Sutradara Hollywood, Wes Anderson. Via Istimewa.

Dalam buku Post-pop Cinema: The Search for Meaning in New American Film, Jesse Fox Mayshark, menyatakan kalau film-film Anderson memiliki nuansa baroque pop yang enggak bisa dikategorikan realis, surrealis, bahkan magic realist, tetapi fabulist –terinspirasi dari kata fabulous, alias menakjubkan–. Memasuki film Anderson seperti masuk ke dunia yang betul-betul berbeda dari dunia nyata, sulit ditemukan di Bumi yang kita diami ini. Seperti masuk ke dalam limbo dan menemukan potret dunia nyata yang dimanipulasi dan diberi banyak bumbu magis yang sedemikian rupa uniknya.

Konsistensi dan gaya artistik Wes Anderson, ditambah cerita yang kuat membuatnya banyak mendapatkan penghargaan. Pada BAFTA Awards, Anderson telah dinominasikan untuk penghargaan ini sebanyak tujuh kali, termasuk untuk karya-karyanya dalam film seperti “The Grand Budapest Hotel”, “Fantastic Mr. Fox”, dan “Moonrise Kingdom”. Dia memenangkan BAFTA Award untuk film The Grand Budapest Hotel pada tahun 2015.

Selain kekhasan yang sudah dituliskan sebelumnya, The Grand Budapest Hotel adalah cermin sejarah yang menarik dalam bentuk fiksi. Film ini mengambil tempat di sebuah negara fiksi di Eropa Tengah pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II.

Kisahnya berpusat tentang kisah petualangan M. Gustave (diperankan Ralph Fiennes), seorang manajer hotel eksentrik yang bekerja di The Grand Budapest Hotel, dan protégé-nya, seorang pelayan muda bernama Zero (diperankan oleh Tony Revolori). Mereka terlibat dalam serangkaian kejadian yang melibatkan pencurian, pembunuhan, dan peperangan.

The Grand Budapest Hotel juga mendapatkan Golden Globe Awards untuk The Grand Budapest Hotel dan sudah dinominasikan sebanyak 9 kali untuk berbagai filmnya.

Dalam penghargaan yang lebih bergengsi, Academy Awards, Anderson telah dinominasikan sebanyak sepuluh kali untuk The Grand Budapest Hotel, Fantastic Mr. Fox, dan The Royal Tenenbaums. Menjadi bukti tingginya kualitas The Grand Budapest Hotel, ia memenangkan berbagai kategori Academy Awards mulai dari Best Costume Design, Best Makeup and Hairstyling, Best Production Design dan Best Original Score.

Film ini juga masuk ke dalam nominasi Best Picture, walaupun kalah oleh Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance). Namun, dalam Cannes Film Festival, film ini sebelumnya sudah membawakan award Best Director untuk Wes Anderson

                                                                    ***

Wes Anderson masih belum pensiun dalam menelurkan berbagai karyanya. Pada Juni 2023 ini, bahkan filmnya yang bertajuk Asteroid City siap untuk memeriahkan bioskop dengan bumbu kombinasi fantasi dan drama komedi yang manis. Tertarik buat nonton untuk merasakan kejutan dunia ala Anderson?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.