*Catatan Editor: Tulisan ini berisi spoiler. Enggak ditujukan buat penggemar baru Star Wars apalagi bakal calon penggemar yang baru mau nonton trilogi awal. Tulisan ini dibuat untuk mengingat peran dan latar belakang Princess Leia di dunia Star Wars.
Siapa, sih, di Dunia ini yang enggak tau Star Wars? Meskipun belum pernah nonton filmnya, minimal sudah familiar sama waralaba tersebut karena logonya yang ikonik sering terpampang di mana-mana. Baik di billboard yang mejeng di pinggir jalan, di mal saat lagi cuci mata, sampai saat lagi asyik-asyiknya berselancara di dunia maya.
Akhir tahun 2016 lalu, penggemar Star Wars sedang berkabung atas meninggalnya Carrie Fisher, aktris yang memerankan Princess Leia, sang putri dari planet Alderaan. Saudara kandung Luke Skywalker ini adalah salah satu karakter original yang sudah ikut mewarnai cerita berlatar galaksi nun jauh di sana semenjak Episode IV rilis pada 1977 lalu. Enggak heran kalau para penggemar terpukul banget sama kepergian sang legenda. Lalu, sebenarnya siapa sih tokoh Leia yang beliau perankan?
Leia dilahirkan oleh pasangan Anakin Skywalker, seorang Jedi, dan Putri Padme Amidala dari Planet Naboo. Sayang, nasibnya tidak seperti kebanyakan anak yang dibesarkan langsung oleh orang tuanya. Ayahnya, Anakin, terjerumus ke Dark Side di bawah pengaruh Darth Sidious dan akhirnya menjadi bagian dari orde Sith dengan alias Darth Vader.
Sang ibu, Padme Amidala, meninggal saat melahirkan Leia dan Luke. Tidak lama setelah Leia dilahirkan, Obi-Wan Kenobi dan Yoda mencari cara untuk menghilangkan jejak Luke dan Leia sehingga Kaisar Palpatine—yang ternyata adalah Darth Sidious sendiri—tidak dapat melacak dan membunuh mereka. Akhirnya mereka mempercayakan Leia kepada pasangan suami istri penguasa planet Alderaan, Senator Bail dan Putri Breha Organa. Pasangan pelopor pemberontakan ini memang memiliki kesulitan untuk memiliki anak, dan mereka berjanji untuk menyayangi Leia seperti anak kandung mereka sendiri.
Tumbuh di Planet Alderaan dengan gelar seorang putri enggak membuat Leia semerta-merta dimanja dan berbuat sesukanya. Sebagai putri dari seorang Senator, Leia diajarkan berbagai macam keterampilan dengan harapan ia kelak dapat menggantikan sang ayah. Mulai dari etika dasar, cara berdiplomasi, politik dan sejarah Galactic Empire, hingga bela diri, Princess Leia dididik langsung oleh para ahli di bidang-bidang tersebut. Kecerdasan Princess Leia yang membuatnya mudah menyerap ilmu juga menjadi salah satu kunci kesuksesannya. Pada umur delapan belas, ia resmi menjadi orang termuda yang pernah diangkat menjadi Senator Galactic empire.
Ayah asuhnya, Bail, adalah pelopor pemberontakan untuk mengembalikan Galactic Empire ke sistem Republik. Leia pun berada di jalur yang sama dengan ayahnya tersebut. Leia sering dihadapkan pada keadaan yang sulit, bahkan dia sempat diculik dan disiksa karena pergerakannya tersebut. Akan tetapi, semua itu enggak pernah mematahkan semangat Leia untuk memperjuangkan apa yang menurutnya benar. Malah, ia makin bertekad untuk mengalahkan kekaisaran Palpatine yang jahat. Bersama dengan Luke Skywalker dan Han Solo, mereka berjuang hingga titik darah penghabisan sampai akhirnya berhasil menghancurkan Death Star.
Setelah kekaisaran Palpatine hancur dan Republik Baru terbentuk, ternyata masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh Princess Leia. Melanjutkan perannya sebagai seorang senator, Leia menyadari bahwa sebuah pergerakan bernama First Order diam-diam terus berkembang dan memiliki ambisi untuk menggulingkan pemerintahan Republik Baru demi mengembalikan sistem kekaisaran. Mengetahui bahwa semua senat dan petinggi Republik Baru bersikap acuh terhadap ancaman yang sangat besar ini, Leia kemudian membentuk sebuah gerakan Perlawanan. Dari sinilah ia kemudian lebih akrab dikenal sebagai General Leia ketimbang gelarnya yang lama.
Sebagai pendukung Pemberontakan, Leia menunjukkan keberanian dan loyalitas yang luar biasa terhadap kaumnya. Dia enggak takut menggunakan kekuatannya untuk melindungi dirinya sendiri dan orang-orang terdekatnya saat diperlukan. Terlahir dengan darah Skywalker juga membuat Leia, seperti saudara kembarnya Luke, memiliki organ sel Midichlorian yang mengakibatkan dirinya sensitif terhadap Force. Hal inilah yang menyebabkan Leia dapat merasakan sesuatu yang belum dan sedang terjadi. Bahkan, sebenarnya dengan pelatihan yang sesuai, Leia dapat menggunakan Force tersebut untuk menjadi Jedi. Tapi, ia menyadari bahwa untuk menjadi seorang Jedi membutuhkan komitmen yang tinggi, sedangkan ia harus fokus dalam mengembangkan Perlawanan terhadap First Order. Maka, ia memilih untuk tidak mengasah bakatnya tersebut dan memusatkan segala tenaganya untuk memaksimalkan perannya sebagai Jenderal Perlawanan.
Selain seorang pejuang, Leia juga merupakan seorang ibu. Sebenarnya, sebelum film Star Wars Episode VII rilis, pasangan Han Solo dan Leia memiliki tiga orang anak: Jacen, Jade, dan Anakin. Namun, setelah Disney mengakuisisi Lucasfilm, tiga tokoh ini tidak dianggap Canon (sesuai dengan cerita Star Wars resmi) dan Han Solo-Leia hanya memiliki seorang anak, Ben Solo. Tapi, sayangnya, Ben terpengaruh oleh Dark Side dan mengadopsi nama Kylo Ren saat bergabung ke dalam First Order berkat hasutan Snoke. Kejadian ini merupakan guncangan yang cukup keras terhadap hubungan Han dan Leia, karena mereka merasa kegagalan merekalah yang membuat Ben menjadi seperti itu. Kemudian mereka berpisah selama bertahun-tahun lamanya hingga akhirnya dipersatukan kembali, sebelum akhirnya Han Solo meninggal di tangan putranya sendiri.
Meskipun kejadian tragis banyak menimpanya, Leia merupakan sosok yang kuat dan independen. Pada masa film tersebut pertama ditayangkan, masih sedikit sekali penggambaran tokoh wanita dengan karakter sepertinya. Sekarang, memang sudah lebih banyak tokoh dengan kehebatan yang setara dengan prestasi Leia selama ini. Tapi, Leia akan selalu kita ingat sebagai seorang legenda yang tak tergantikan. May The Force Be With You Always, General Leia!