Perjalanan Karier Perfilman Beyonce, dari Pink Panther sampai The Lion King

Saat baru dirilis, The Lion King (2019) telah mencetak Box Office dalam jangka waktu kurang dari seminggu. Meski bikin geregetan, film ini tetap dipenuhi penonton yang ingin bernostalgia dan menikmati keindahan “animasi” CGI yang realistis. Makanya, enggak usah heran kalau baru lima hari penayangan saja film garapan Jon Favreau (Iron Man, The Jungle Book) ini sudah meraih total pendapatan sekitar 531 juta dolar Amerika.

Tentunya, salah satu aspek yang bikin The Lion King  dinanti adalah jajaran bintang terpilihnya. Enggak tanggung-tanggung, Walt Disney menggaet nama besar kayak Chiwetel Ejiofor (12 Years a Slave) sampai Beyoncé!

Via Istimewa

Yap, keterlibatan Beyoncé dalam proyek film memang bukan pertama kali ini terjadi. Penyanyi serbabisa ini enggak cuma pernah jadi pengisi suara, tetapi juga pernah berakting. Buat kalian yang ingin tahu, KINCIR bakal kasih tahu jejak perjalanan karier Beyoncé di dunia perfilman.

 

Mulai Berakting pada 2001

Via Istimewa

Dalam dunia industri musik, nama Beyoncé sudah jadi salah satu legenda dengan berbagai lagu hit dan penghargaan yang diraihnya. Namun, dalam hal kemampuan akting, apakah sama?

Memulai karier bermusiknya pada 1997 bersama Destiny’s Child, Beyoncé mulai serius menekuni karier solonya. Demikian pula dalam hal menampilkan video musik yang berkonsep. Beyoncé pun memulai karier perfilmannya pertama kali pada 2001, membintangi film video Carmen: A Hip Hopera.

Setelah itu, keseriusan wanita berusia 37 tahun ini dalam bersolo karier sekaligus berakting semakin terlihat. Makanya, pada 2002, Beyoncé memulai debut layar lebar pertamanya dengan bermain dalam Austin Powers in Goldmember. Film ini membuat Destiny’s Child hiatus karena Beyoncé terlibat penuh sebagai Foxxy Cleopatra, teman baru Austin Powers (Mike Myers).

Bukan Kebetulan Semata

Via Istimewa

Jejak karier seorang Beyoncé Giselle Knowles-Carter di dunia perfilman sebetulnya bukan sebuah kebetulan. Sejak merilis single dan album solo pertamanya, Beyoncé sudah terlibat dengan sutradara video musik ternama.

Dalam single pertamanya yang rilis pada 2002, “Work it Out”, Beyoncé bekerja sama dengan Matthew Rolston, dalam menghadirkan video musik yang glamor dan sinematik bergaya era 1970-an. Video musik ini juga menampilkan cuplikan adegan dari film Austin Powers in Goldmember.

Setahun berikutnya, Beyoncé juga merilis “Crazy in Love” yang video musiknya digarap oleh Jake Nava, sutradara yang sebelumnya menangani video musik Britney Spears. Bersama Jake Nava pula, “Single Ladies (Put a Ring on It)” Beyoncé menjadi video musik nomor tiga paling berpengaruh sepanjang masa, pilihan Majalah Time.

Dalam beberapa klip videonya, Beyoncé juga bekerja sama dengan banyak sutradara video musik dan sutradara sinema yang hasil kerjanya cukup diperhitungkan. Selain Nava dan Rolston, Beyoncé juga bekerja sama dengan Shawn Levy (Stranger Things) dan Franchis Lawrence (Constantine) untuk klip video megah “Run the World (Girls)”.

 

Bermain Sekaligus Mengisi Soundtrack

Via Istimewa

Masih pada tahun yang sama, Beyoncé kembali bermain dalam drama-komedi musikal The Fighting Temptation (2003). Berperan sebagai Lilly, seorang penyanyi Gospel, dalam film ini Beyoncé juga menyanyikan banyak lagu di dalamnya.

Mengisahkan perjuangan penyanyi koor gereja untuk memenangkan sebuah kompetisi gospel, film ini juga berisi soundtrack yang dinyanyikan oleh Beyoncé. Berjudul “Fighting Temptation” dan “He Still Loves Me”, keduanya juga memiliki klip video.

Via Istimewa

Selanjutnya, Beyoncé beradu peran dengan aktor dan komedian senior Steve Martin dalam The Pink Panther (2006). Reboot atas waralaba klasik The Pink Panther ini mengisahkan perjalanan Inspektur Jacques Clouseau memecahkan kasus pembunuhan pelatih football ternama dan pencurian berlian Pink Panther yang terkenal. Dalam film ini, Beyoncé kembali berperan sebagai penyanyi pop ternama sekaligus pacar sang pelatih football.

Menjadi penyanyi, Beyoncé kembali mengisi soundtrack film ini, berjudul “A Woman Like Me”. Video musiknya dirilis dalam DVD The Pink Panther. Kerennya lagi, Shawn Levy (produser sekaligus sutradara beberapa episode Stranger Things) menangani pembuatan video musiknya, loh!

Via Istimewa

Beyoncé kembali menjadi penyanyi dalam Dreamgirls (2006) dan Cadillac Records (2008). Untuk Dreamgirls, Beyoncé mengisi lagu soundtrack berjudul “Listen”. Sementara itu, dalam Cadillac Records, Beyoncé menyanyikan “All I Could Do Is Cry” dan “I’d Rather Go Blind”-nya Etta James dengan brilian.

Membintangi Enam Film dalam Enam Tahun

Via Istimewa

Sebagai penyanyi yang produktif, Beyoncé juga bisa dibilang cukup aktif bermain dalam film layar lebar. Buktinya, selama 2003–2009, Beyoncé telah membintangi enam film, dengan dua film dirilis berdekatan pada 2006. Setelah membintangi The Fighting Temptations (2003), Beyoncé terlibat dalam film dokumenter Jay-Z, Fade to Black (2004) sebagai dirinya sendiri.

Selanjutnya, Beyoncé menjadi Xania dalam The Pink Panther pada 2006 serta sebagai Deena Jones dalam drama musikal Dreamgirls pada tahun yang sama. Pada 2008, Beyoncé juga bermain dalam biopik Cadillac Records, memerankan Etta James, penyanyi serbabisa yang dinaungi dalam Chess Records.

Barulah pada 2009, Beyoncé keluar dari kebiasaannya membintangi film-film musikal. Dia bermain dalam film thriller  berjudul Obsessed bersama Idris Elba (Prometheus, Thor) dan Ali Larter (Final Destination). 

 

Punya Film Dokumenternya Sendiri

Via Istimewa

Perjalanan karier bermusik Beyoncé memang lebih panjang daripada karier dalam dunia seni peran. Makanya, enggak usah heran kalau Netflix merilis film dokumenter yang didedikasikan untuk memberikan sudut pandang lain atas karier bermusik Beyoncé. Homecoming dirilis pada 2019, menyajikan kemegahan konser Beyoncé dalam 2018 Coachella Valley Music and Arts Festival di California, Amerika Serikat.

Homecoming mengungkapkan kejadian di balik layar penampilan Beyoncé, persiapan menjelang konser, keterlibatan banyak pihak di dalamnya, serta kerja keras Beyoncé dan orang-orang di sekitarnya untuk membawa kemegahan dalam pertunjukan di Coachella. Di dalamnya juga terungkap sisi emosional dan perjalanan kreatif yang dilalui Beyoncé beserta timnya sebelum konser.

Merambah Dunia Sulih Suara

Via Istimewa

Beyoncé menjadi pengisi suara pertama kali lewat Epic (2003), film animasi produksi Blue Sky Studios. Menjadi Queen Tara, dalam film ini Beyoncé juga beradu peran dengan Amanda Seyfried, Josh Hutcherson, dan Colin Farrell. Dalam film ini, Beyoncé menulis dan menyanyikan lagu soundtrack-nya yang berjudul “Rise Up”. FYI, Sia juga membantu Beyoncé menuliskan lagu ini, loh.

Dimulai dari situ, Beyoncé  akhirnya dilirik oleh Walt Disney untuk memerankan Nala dalam remake The Lion King. Lagi-lagi, Beyoncé juga mengisi soundtrack-nya. Kali ini dia membawakan lagu “Spirit”.

***

Beyoncé enggak cuma berhasil membuktikan dirinya sebagai diva dalam dunia musik. Sebagai individu yang serbabisa, dia juga mengepakkan sayap di dunia sinema. Perannya sebagai Nala dalam The Lion King (2019) pun bisa jadi bukanlah yang terakhir.

Menurut kalian, bagaimana penampilan Beyoncé sebagai Nala? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.