Film ketiga dari DC Extended Universe, Suicide Squad, berhasil membuat pencapaian box office yang mengesankan dengan pendapatan sebesar 745 juta dolar (sekitar Rp 10 triliun) diseluruh dunia. Namun meskipun secara pendapatan mengesankan, sayangnya Suicide Squad mendapat berbagai ulasan negatif dari para kritikus film dan dianggap gagal memenuhi harapan bagi sebagian para penggemarnya. Salah satu faktornya adalah penampilan buruk dari sang villain utama, Enchantress, yang diperankan oleh Cara Delevingne.
Hal itulah yang menurut para penggemar menjadi salah satu kesalahan yang dilakukan oleh pihak Warner Bros. dan sang sutradara, David Ayer, yaitu menempatkan karakter Enchantress sebagai musuh utama dan mengurangi peran musuh ikonik Batman, Joker. Faktor lainnya adalah penampilan Joker dari Jared Leto yang dianggap kurang greget.
Para penggemar kecewa karena jika melihat cuplikan film yang beredar sebelum Suicide Squad rilis, tampak Joker seperti mendapat porsi yang cukup maksimal. Bahkan akan menjadi salah satu fokus utama dalam film ini. Namun, sayangnya peran Joker malah banyak yang dihilangkan dalam penyajian akhir filmnya.
Hal ini juga tampaknya sangat disesali oleh Ayer, melalui akun Twitter miliknya, dia menjawab beberapa protes dari para penggemar, dan mengungkap salah satu penyesalannya yakni enggak membuat Joker sebagai villain utama dalam film Suicide Squad.
Believe me. I agonize over this. Yes. Joker should have been main bad guy.
— David Ayer (@DavidAyerMovies) 26 November 2017
Beberapa waktu sebelumnya, Ayer juga sempat mengatakan bahwa dia berharap bisa memiliki mesin waktu agar dia bisa membuat kembali alur cerita Suicide Squad menjadi cerita yang lebih mendasar dan menampilkan Joker sebagai villain utama didalamnya.
Namun terlepas dari gagalnya Suicide Squad, Ayer masih memungkinkan untuk menebus kesalahannya jika proyek Gotham City Sirens benar-benar mendapatkan lampu hijau dari Warner Bros.