Film Penyalin Cahaya kembali memperkuat jajaran pemainnya. Film garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini menambahkan Lukman Sardi dan Ruth Marini. Dua aktor kawakan Indonesia ini berperan sebagai orang tua Sur (Shenina Cinnamon).
Performa Lukman dan Ruth memperkaya warna akting dari susunan pemainnya yang didominasi para aktor pendatang baru, seperti Shenina Cinnamon, Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, Dea Panendra, dan Giulio Parengkuan.
Lukman Sardi memerankan karakter ayah Sur dan Ruth Marini menjadi ibu Sur. Keberadaan mereka berpengaruh besar terhadap perjalanan karakter Sur maupun konflik yang dialaminya.
Konflik yang dialami Sur bermula sejak ia harus kehilangan beasiswanya akibat dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar. Dia tidak mengingat apa pun yang terjadi pada dirinya saat menghadiri pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya.
Dalam pesta tersebut, Sur tidak sadarkan diri. Dia lantas meminta bantuan Amin (Chicco Kurniawan), teman masa kecilnya yang juga tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta.
Lukman Sardi menjadi sosok ayah yang juga punya konflik tersendiri, baik konfliknya sebagai orang tua atau pada hubungan dengan anaknya. “Ayah Sur tidak punya koneksi erat dengan anaknya. Dia hanya berpikir bagaimana caranya agar nama baik keluarga dan dia sebagai ayah terjaga tanpa memikirkan perasaan maupun peristiwa yang dialami anaknya,” jelas Lukman (15/9).
Berakting sebagai orang tua dalam film bukanlah hal asing baik bagi Lukman maupun Ruth Marini. Namun, karakter orang tua yang dilakoni mereka dalam film Penyalin Cahaya memberikan perbedaan, tantangan, dan keunikan tersendiri, tak terkecuali bagi Ruth.
Dari sudut pandang sebagai aktor sekaligus seorang perempuan, Ruth menilai kisah film Penyalin Cahaya menjadi penting untuk banyak orang. Sebab, film ini memperlihatkan bahwa korban kekerasan seksual harus diberikan ruang yang aman untuk bicara. “Film ini juga mengembalikan rasa percaya kepada korban dan menunjukkan bahwa ia tidak sendirian,” papar Ruth.
Film Penyalin Cahaya merupakan debut film panjang Wregas Bhanuteja. Film ini juga masuk dalam kompetisi utama Busan International Film Festival (BIFF) pada Oktober mendatang. Film ini bersaing dengan 10 film dari delapan negara lain untuk memperebutkan empat penghargaan bergengsi, yakni “New Currents Award”, “New Currents Audience Award”, “NETPAC Award”, dan “FIPRESCI Award”.
Makin enggak sabar nonton film ini? Tunggu kabar penayangannya di bioskop Indonesia, ya! Update terus kabar terbaru film Indonesia hanya di KINCIR.