*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran film Birds of Prey yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian yang belum nonton.
Salah satu villain ikonis DC, yaitu Harley Quinn, akhirnya debut di layar lebar lewat Suicide Squad (2016). Sayangnya, film garapan David Ayer tersebut enggak berhasil mendapatkan penilaian yang cukup positif. Walau filmnya dianggap gagal, penampilan Margot Robbie sebagai Harley berhasil menjadi nilai plus di Suicide Squad.
Keberhasilan Robbie sebagai Harley membuat Warner Bros. dan DC tertarik untuk membuat film yang fokus pada karakter tersebut. Alih-alih mengangkat kisah Gotham City Sirens yang jelas-jelas merupakan geng supervillain cewek, Warner Bros., DC, dan Robbie lebih tertarik mengangkat geng superhero cewek Birds of Prey di film spin-off Harley.
Film yang disutradarai oleh Cathy Yan ini berkisah tentang petualangan Harley setelah putus dari Joker. Putusnya Harley dari Joker membuat villain cewek ini jadi incaran banyak orang yang ingin balas dendam atas perbuatannya, termasuk Black Mask. Di tengah usahanya untuk terlindung dari berbagai ancaman, Harley dipertemukan dengan Huntress, Black Canary, Renee Montoya, dan Cassandra Cain.
Nah, KINCIR akan mengulas lebih dalam seputar film spin-off Harley ini. Yuk, simak ulasannya!
Usaha Move On Harley dengan Alur Cerita Maju-Mundur
Dok. Warner Bros.
Di mana ada Joker, pasti selalu ada Harley yang membuntutinya. Selama ini, Harley memang identik sebagai budak cintanya (bucin) Joker. Separah apapun Joker menyakitinya, Harley tetap selalu mencintai dan setia mengikuti Joker. Namun, kisah cinta gila mereka berakhir di Birds of Prey. Harley yang selama ini bergantung pada Joker harus berusaha menjalani hidup mandirinya tanpa bayang-bayang sang pujaan hati.
Yap, putusnya Harley dari Joker dijadikan plot utama Birds of Prey. Kehilangan status sebagai pacarnya Joker membuat Harley menemui banyak masalah baru, termasuk harus menghadapi penjahat narsistik bernama Roman Sionis atau Black Mask. Nah, berbagai konflik yang dihadapi Harley disajikan dengan cara yang cukup unik di film ini.
Dok. Warner Bros.
Birds of Prey menggunakan alur cerita maju-mundur dalam menyampaikan ceritanya. Namun, kalian enggak perlu khawatir jika alur ceritanya bakal membingungkan kalian. Alur ceritanya tersusun begitu rapi dan mendetail. Saat kalian menemukan adegan yang menimbulkan tanda tanya, kalian langsung diberikan jawabannya setelah adegan tersebut.
Selaras dengan karakter Harley yang sinting, kalian bakal menemukan unsur komikal yang cukup kental di Birds of Prey. Dari cara pembawaan Harley sebagai narator film, aksi kejar-kejaran, hingga pendeskripsian tiap karakter dengan sentuhan animasi, seakan-akan membawa berbagai unsur komik dan film animasi ke sebuah film live action. Menariknya, konsep ini terasa sempurna diterapkan di filmnya Harley.
Margot Robbie Seakan Dilahirkan untuk Menjadi Harley Quinn
Dok. Warner Bros.
Jika kalian puas dengan akting Robbie sebagai Harley di Suicide Squad, kalian bakal dibuat lebih terkesima lagi dengan aktingnya Robbie di Birds of Prey. Penampilannya sebagai Harley terbukti sangat sempurna di film ini. Seakan-akan, Robbie memang dilahirkan untuk berperan sebagai karakter sinting ini.
Robbie tampak sangat mengerti bagaimana membawa kegilaan Harley ke film live action. Walau Robbie enggak membuat suaranya cempreng seperti di film animasi, dia tetap berhasil membawa kebawelan Harley dengan nada suara yang dimilikinya. Robbie juga berhasil menampilkan berbagai mimik dan ekspresi sinting Harley di film ini.
Kalian mungkin termasuk yang setuju jika enggak ada yang bisa menggantikan Hugh Jackman sebagai Wolverine. Nah, anggapan tersebut bisa saja terulang kembali ke Robbie karena penampilannya sebagai Harley terlihat begitu meyakinkan. Jika Robbie konsisten memerankan Harley dengan baik di proyek-proyek selanjutnya, mungkin kalian bakal sulit membayangkan Harley yang diperankan oleh aktor lain.
Ketika Karakter Sinting Bertemu dengan Musuh yang Enggak Kalah Sinting
Dok. Warner Bros.
Siapakah orang yang paling tepat membuat Harley merasa gentar selain Joker? Pertemukan saja dia dengan orang yang enggak kalah sinting dengannya. Di antara semua villain yang ada di Gotham, Black Mask dipilih menjadi villain utama di Birds of Prey. Pemilihan karakter ini terbilang cukup tepat karena Black Mask juga punya kepribadian yang enggak kalah aneh dari Harley.
Kadar kegilaan Black Mask tentu saja berbeda dengan Harley maupun Joker. Black Mask cenderung narsistik dan suka menjadi pusat perhatian. Dia merasa terganggu jika ada orang yang mencuri perhatiannya. Jika merasa terganggu, dia enggak segan untuk melakukan tindakan kejam. Itulah sebabnya, dia merasa terganggu dengan kehadiran Harley. Begitu Black Mask tahu bahwa Harley telah putus dari Joker, dia pun sangat ingin menghabisi Harley.
Selain Robbie, akting Ewan McGregor sebagai Black Mask juga patut diancungi jempol. McGregor mampu membawakan karakter narsistik, flamboyan, nan sadis dengan sangat baik. Apalagi, karakter Black Mask terbilang cukup berbeda dengan karakter-karakter yang pernah diperankan McGregor di film-film sebelumnya.
Bukan Kelanjutan Suicide Squad tapi Tetap Memberikan Penghargaan Kepada Film Tersebut
Dok. Warner Bros.
Suicide Squad ternyata enggak berhasil memuaskan penggemar. Bahkan, sang sutradara, yaitu David Ayer, sampai berharap dirinya bisa menghadirkan Suicide Squad yang berbeda dari yang telah dirilis. Birds of Prey memang merupakan film spin-off-nya. Namun, film ini dipastikan bukan kelanjutan kisah Harley di Suicide Squad. Walau bukan kelanjutannya, film ini tetap memasukkan berbagai easter egg yang berhubungan dengan Suicide Squad.
Satu hal yang cukup mengejutkan adalah kalian bisa menemukan potongan adegan Suicide Squad di Birds of Prey. Ini membuktikan bahwa Warner Bros. masih menghargai keberadaan Suicide Squad, walau film tersebut dianggap sebagai kegagalan. Enggak hanya dari adegan, kalian juga bisa menemukan hal-hal lain yang dapat membangkitkan kenangan kalian terhadap film rilisan 2016 tersebut.
***
Birds of Prey menjadi bukti lain bahwa DC sanggup bangkit dari keterpurukannya yang terjadi beberapa tahun lalu. Tampaknya, masa depan DCEU bakal semakin terang ke depannya, nih.
Film ini dapat disaksikan oleh penonton berusia 17 tahun ke atas dan tayang sejak 5 Februari 2020. Jika ingin merasakan sensasi nonton Birds of Prey yang lebih imersif, kalian bisa menyaksikannya di bioskop yang menyediakan studio ScreenX. Buat yang sudah menonton filmnya, jangan lupa bagikan review kalian di kolom yang ada di awal artikel ini, ya.