Dalam Venom (2018), symbiote ini digambarkan sebagai makhluk yang kompleks dan penuh warna. Dia mampu membuat kita tertawa dengan komentar-komentarnya, merasa iba dengan kesendiriannya, dan bahkan tersentuh dengan kata-kata bijaknya. Ini sangat berbeda dari debutnya di Spider-Man 3 (2007), di mana ia digambarkan sebagai sosok yang sangat kejam dan tanpa ampun.
Sebagai antihero, makhluk ini bisa bertindak baik atau jahat tergantung situasi. Dalam komik, symbiote sering kali hanya mengikuti keinginannya, tanpa memikirkan konsekuensi. Terkadang, dia tampil sebagai sosok yang menakutkan, sementara di lain waktu dia berperan sebagai villain dengan motivasi yang kompleks. Perpaduan antara kekerasan dan sisi kemanusiaannya inilah yang membuat karakter ini menjadi salah satu yang paling menarik di dunia Marvel.
Pada artikel ini, kita akan coba bahas momen-momen heroik Venom ketika ia memilih untuk jadi baik. Penasaran? Yuk, simak!
5 momen ketika Venom jadi pahlawan
1. Venom pernah menyelamatkan orangtua Peter Parker
Simbiot kocak ini dikenal sebagai karakter yang bisa menjadi baik atau jahat, tergantung pada situasinya. Dia sering bertindak sesuai apa yang dianggapnya benar, meski metode yang digunakan cenderung ekstrem. Dalam komik Amazing Spider-Man #375, Venom menculik orangtua Peter Parker dengan maksud melindungi mereka. Ia menganggap Spider-Man sebagai ancaman dan percaya bahwa satu-satunya cara untuk menjaga keselamatan orangtua Peter adalah dengan menculik mereka dan menyembunyikannya di sebuah taman hiburan.
Selama penculikan, ia terus berusaha meyakinkan orangtua Peter bahwa dia tidak akan menyakiti mereka. Namun, tindakannya sulit dipercaya, terutama karena ia menggeram di leher mereka dengan lidahnya yang mengerikan. Ketegangan semakin meningkat ketika Venom disergap oleh villain Silver Sable dan pasukan Wild Pack-nya. Meski begitu, ia berhasil menyelamatkan orangtua Peter dari kobaran api yang diakibatkan oleh serangan tersebut.
Di tengah kekacauan itu, Venom bekerja sama dengan Spider-Man untuk menyelamatkan mantan istrinya, Anne, yang hampir tertabrak bianglala. Momen ini menunjukkan sisi lain dari Venom—di balik sifatnya yang agresif, dia masih memiliki rasa kepedulian dan keinginan untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi, meskipun caranya sering kali berbahaya dan tidak konvensional.
2. Venom jadi agen rahasia pemerintah
Dalam Venom: Sign of the Boss (1997), symbiote yang dikenal ganas ini mengubah citranya menjadi agen rahasia pemerintah. Kali ini, dia ditugaskan untuk menghentikan sekelompok teroris yang menyusup ke Bronx dengan rencana menyerang Presiden Amerika Selatan di sebuah gereja. Yang menarik, dia menyamar dengan cara yang tak terduga—berpenampilan layaknya seorang biarawati.
Tak hanya dalam misi ini, karakter antihero tersebut pernah bekerja sama dengan pemerintah dalam operasi rahasia lainnya. Namun, tentu saja dia tidak melakukannya secara cuma-cuma. Sebagai imbalan, pemerintah harus setuju menghapus semua catatan kriminalnya jika misinya sukses. Meski begitu, pemerintah tetap cerdik dan berhati-hati—mereka memasang bom di dadanya, sebagai jaminan jika dia mencoba kabur atau berkhianat.
Kisah ini menunjukkan fleksibilitas moral dan kemampuan adaptasi sang symbiote, yang bisa bekerja sama dengan siapa saja, asalkan ada keuntungan yang didapat.
3. Venom jadi Venompool
ayangkan kekonyolan Deadpool berpadu dengan kekuatan symbiote—itulah yang terjadi ketika Deadpool menjadi Venompool. Ini masuk akal, mengingat keduanya adalah antihero yang kacau dan tak terduga. Dalam seri komik What If?, Deadpool bertemu dengan Beyonder dalam sebuah limo terbang, ketika tiba-tiba muncul Spider-Man dalam kostum hitam, memohon pada Beyonder untuk melepaskan symbiote darinya.
Situasi semakin kacau ketika Spider-Man hitam membuat keributan, hingga sopir limo Beyonder menembaknya keluar. Akibatnya, symbiote pun terlepas dan secara otomatis menempel ke Deadpool. Saat itulah Deadpool berubah menjadi Venompool, menciptakan perpaduan unik antara kegilaan Deadpool dan kekuatan brutal symbiote.
Hasilnya? Mereka menjadi pahlawan yang tidak hanya konyol, tapi juga sangat mematikan—gabungan kekuatan luar biasa dengan selera humor yang nyeleneh.
4. Jadi Agen Venom
Pada tahun 2011, Marvel memberikan sentuhan baru pada karakter symbiote ini, menjadikannya lebih modern dan relevan. Marvel tidak hanya memperbarui konsep antihero, tetapi juga mengubahnya menjadi seorang pahlawan melalui Flash Thompson. Setelah kehilangan kedua kakinya saat bertugas di Perang Irak, Flash menjadi sukarelawan dalam eksperimen pemerintah yang mengikatnya dengan symbiote.
Sebagai Agen Venom, Flash tampil sebagai pahlawan yang mampu mengendalikan kekuatan symbiote untuk misi-misi heroik. Sejak debutnya, dia bergabung dengan beberapa tim superhero terkenal seperti Thunderbolt, Secret Avengers, dan yang paling dikenal, The Guardians of the Galaxy.
Perannya di tim-tim ini membuktikan bahwa Flash Thompson sebagai Agen Venom telah menjadi salah satu superhero paling efisien dalam jagat Marvel. Pembaruan ini berhasil mengangkat karakter yang dulunya dikenal sebagai sosok berbahaya menjadi pahlawan yang benar-benar berkontribusi bagi dunia superhero.
5. Ketika Eddie Brock jadi anti-Venom
Eddie Brock memang paling sering dikaitkan dengan symbiote, tetapi dia bukan satu-satunya yang pernah menjadi host. Pada satu titik, Eddie berhasil melepaskan diri dari symbiote, namun kemudian didiagnosis mengidap kanker setelah perpisahan itu. Sementara symbiote mencari host baru, Eddie mulai bekerja sebagai sukarelawan di tempat penampungan bersama Mr. Negatif.
Tanpa menyadari bahwa masih ada sisa-sisa symbiote dalam DNA Eddie, Mr. Negatif menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan kanker Eddie. Namun, kekuatan itu malah menyebabkan sel-sel symbiote yang tertinggal menyatu dengan sel darah putih Eddie, menciptakan makhluk hibrida baru bernama Anti-Venom.
Sebagai Anti-Venom, Eddie memiliki kemampuan penyembuhan yang kuat, bahkan dapat menyembuhkan orang dari berbagai penyakit. Meski mirip dengan perannya sebelumnya, Eddie sebagai Anti-Venom lebih berfokus pada misi penyembuhan, meskipun tetap mempertahankan sisi gelap yang pernah dimilikinya.
***
Itulah lima momen yang menunjukkan bagaimana symbiote bisa menjadi pahlawan. Secara tidak langsung, ini mengajarkan kita bahwa seseorang yang tampak jahat belum tentu sepenuhnya buruk. Selalu ada secercah kebaikan yang bisa mengubah seseorang menjadi sosok pahlawan. Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu juga melihat sisi kepahlawanan symbiote ini di film atau komiknya? Share pendapatmu di kolom komentar, ya!