Edisi ke-17 JAFF dibuka dengan penayangan film Piknik Pesona, antologi 10: film pendek berlatar 10 kota, karya 10 sutradara muda Indonesia, hasil produksi Vision Pictures dan Palari Films. Pemutaran dilakukan secara serentak di lima studio Empire XXI Yogyakarta, yang menjadi venue utama festival.
Tahun ini JAFF menghadirkan 137 film dari 19 negara Asia Pasifik yang akan ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi.
Seremoni pembukaan JAFF17 dilangsungkan di halaman Empire XXI Yogyakarta. Tak hanya dihibur dengan penampilan Neo Collective, nantinya panggung yang terpasang di halaman depan bioskop Empire XXI tersebut akan terus ada untuk menghadirkan beragam penampilan selama festival berlangsung.
Penampilan Neo Collective dilanjutkan dengan sambutan dari para direksi JAFF17, yaitu Budi Irawanto selaku Festival President, Ifa Isfansyah selaku Festival Director, Ajish Dibyo selaku Executive Director, dan Alexander Matius selaku Program Director.
“Tahun ke tujuh belas penyelenggaraan JAFF menjadi bukti konsistensi dan komitmen JAFF untuk terus mempromosikan dan mendesiminasi sinema Asia. Selain itu, pada edisi ke-17, JAFF memberi ruang yang luas para pembuat film muda mempertontonkan karya terbaiknya yang menawarkan kesegaran perspektif dan sudut pandang berbeda tentang budaya dan masyarakatnya, kata Budi Irawanto
Pada usianya yang ke-17 ini, JAFF mengusung tema “Blossom” atau bersemi untuk menandai usia muda yang sarat dengan energi, keingintahuan, dan kreativitas. Lebih jauh lagi, tema ini menyimbolkan munculnya inovasi-inovasi baru dalam moda produksi dan penjelajahan artistik, serta bakat-bakat baru di lanskap sinema Asia, meski di tengah pandemi yang masih melanda.
Sejalan dengan semangat tersebut, seremoni pembukaan JAFF17 ditandai dengan tiup lilin dan potong kue, serta semarak tiupan terompet, khas ulang tahun remaja berusia 17 tahun.
Turut memberikan dukungannya melalui video singkat yang ditayangkan di panggung JAFF17, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X, membacakan sambutan yang ditulis oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubowono X.
“Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2006, JAFF telah menjadi ruang yang tak terpisahkan dengan dinamika masyarakat Jogja. Selaras dengan tema yang diusung JAFF17 yaitu Blossom, menjadi harapan kita bersama bahwa gelaran ini menjadi penanda pertumbuhan serta semangat pembaruan dalam moda produksi, penjelajahan artistik, dan tematik dalam lanskap sinema Asia sehingga JAFF mampu berkontribusi untuk menjadikan Yogyakarta sebagai barometer sinema Indonesia di Asia”, ungkap KGPAA Paku Alam X dalam sambutannya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Bapak Nadiem Anwar Makarim juga menyampaikan dukungannya melalui video singkat. “Atas berbagai capaian yang diraih JAFF dan mempertahankan eksistensinya selama 17 tahun tanpa henti bahkan di saat pandemi, kami di Kemendikbud Ristek melalui Dirjen Kebudayaan memberikan dana abadi kebudayaan kategori kegiatan strategis”, ungkap Nadiem
Film Piknik Pesona, sebagai film pembuka JAFF17 yang diwakili Irin Junirman dari Palari Films, mengungkapkan kebahagiaan atas terpilihnya Piknik Pesona sebagai film pembuka. Piknik Pesona adalah salah satu film yang tiketnya langsung habis diserbu saat penjualan tiket JAFF17 dibuka pada 19 November lalu.
“Selamat kepada JAFF selama 17 tahun sudah menjadi perhelatan ibadah sinema Indonesia. Malam ini kami bangga sekali bisa membagikan karya kami kepada khalayak perfilman. Saya mewakili Palari Films, senang sekali dan berterima kasih kepada Vision Plus untuk kerjasamanya, terima kasih juga terutama untuk penonton, mari kita merayakan keberagaman,” ujarnya.
Antusiasme para pencinta film untuk kembali merasakan pengalaman menonton film serta berdialog dan berjejaring selama JAFF terasa sangat semarak. Akhirnya para pecinta film bisa kembali berkumpul untuk membahas film favorit mereka secara langsung.