Ada hal yang menyita perhatian publik dalam seminggu belakangan. Dua film Indonesia yang mengangkat dua sosok public figure bersaing ketat dalam meraih jumlah penonton. A Man Called Ahok yang menceritakan kisah mantan Gubernur Jakarta selama hidup di Belitung tayang bersamaan di bioskop dengan Hanum & Rangga: Faith & the City, film adaptasi dari novel karangan Hanum Salsabiela Rais.
Kalau dilihat dua sosok ini, masing-masing pernah menjadi buah bibir karena aksi kontroversial yang mereka lakukan. Untuk Ahok sendiri, beliau sekarang sedang menjalani masa tahanan di penjara karena menista agama. Yang lebih baru, anak perempuan dari Amien Rais ini juga enggak ramai diperbincangkan akibat pernyataan kontroversialnya dalam kasus hoax Ratna Sarumpaet.
Imbas dari aksi kontroversialnya, film Hanum & Rangga: Faith & the City menjadi sasaran bully dari warganet. Padahal untuk membuat sebuah film, sangat menguras waktu dan tenaga. Enggak terhitung peluh keringat serta materi yang dikeluarkan. Hal ini tampaknya juga menjadi perhatian dari Joko Anwar, melalui akun Twitter pribadinya, sutradara berumur 42 tahun ini menyuarakan pendapatnya.
Film kok dijadikan alat political bully. Same on you, dari pihak mana aja. Shame on you. Jauhi film dari kelakuan politik menyebalkanmu lah. Satu film dibuat oleh puluhan, bahkan ratusan orang yang punya pandangan politik beda, atau nggak peduli sama politik seperti kamu. Shame.
— Joko Anwar (@jokoanwar) November 12, 2018
Seharusnya penonton Indonesia lebih bijak dalam memberikan pendapat. Jangan menjadikan sebuah karya seni sebagai tools political bully. Sebuah film bisa hadir berkat kerja keras antara kru dan juga para pemain. Kalau ingin mengkritik, baiknya suarakan kritik yang membangun. Dalam sebuah film, pasti ada manfaat yang bisa diambil, terlepas dari kemungkinan adanya berbagai kekurangan.
Biar bagaimanapun, dua film ini adalah karya anak bangsa yang sangat membutuhkan dukungan. Sutradara dari A Man Called Ahok, Putrama Tuta, melakukan aksi yang patut ditiru.
Mari nonton film Indonesia dengan datang langsung ke bioskop! #DukungKaryaAnakBangsa pic.twitter.com/sMUOJl0MM1
— Putrama Tuta (@PutramaTuta) November 16, 2018
Jumat kemarin (16/11), sutradara berusia 36 tahun ini ikut menjadi bagian dari penonton Hanum & Rangga: Faith & the City. Ketika dihubungi via Twitter, Tuta menyatakan dukungannya.
“Bikin film itu nggak gampang, perlu effort yang luar biasa. Kita harus hargai dan dukung karya anak bangsa. Tujuan kami hanya untuk bikin film yang baik dan bermanfaat. Saya sendiri cuma pengen bikin film yang bagus. That’s it.”
Enggak perlu melihat jumlah penonton yang berhasil diraup, dua film ini menyajikan tontonan yang bermanfaat. Jauhkan pikiran negatif dan tumbuhkan dukungan untuk film Indonesia demi memotivasi para sineas dalam berkarya. Kalau lo sendiri gimana? Apakah lo menjadi salah satu yang memberi dukungan atau malah tampil sebagai bully?.