6 Karakter Jagoan Idola di Layar yang Punya Sisi Buruk

Beberapa film begitu mengglorifikasi jagoan utama sampai-sampai mereka terlihat sempurna, enggak punya celah, dan juga selalu benar dalam segala situasi. Para penonton awam pun jadi merasa bahwa idola mereka ini keren banget, enggak ada celahnya, bahkan jadi cinta buta. Hmm, cinta buta sama idola, apalagi enggak nyata itu kurang baik buat kesehatan mental!

Kalau kalian telanjur cinta buta sama tokoh jagoan fiksi dalam film di bawah ini, segeralah bertaubat dan pahami kalau mereka juga punya banyak kekurangan! Enggak percaya? Simak di bawah ini.


1. Rick Grimes (The Walking Dead)

Saat seseorang banyak mengalami kehilangan, mulai dari rekan, sahabat, bahkan anak dan istri, pandangan hidupnya akan jadi pahit. Apalagi penyebabnya adalah zombie jahanam dan dunia sedang berada dalam fase apokaliptik zombie.

Segala perangai kasar, enggak berhati, impulsif, dan nyebelin dari jagoan The Walking Dead ini sebenarnya bisa ditoleransi. Hanya saja, setelah melewati bermusim-musim tayang, Grimes jadi menyebalkan. Lama-lama, sulit berempati sama Grimes dan rasanya pikiran kita jadi pesimistik saat harus melihat perilaku Grimes terus menerus.


2. Horatio Caine (CSI Miami)

Tokoh Horatio Caine pada dasarnya mau dibuat sebagai tokoh jagoan polisi yang walaupun sering berkonflik dengan kepentingannya sendiri, tetapi bijak dan cerdas. Dengan rambut pirang dan suara rendah, Horatio Caine mampu membuat kita percaya bahwa enggak semua polisi itu korup.

Namun, Horatio Caine adalah orang yang kurang tegas. Kadang-kadang, omongan dia enggak menyelesaikan masalah. Omongannya penuh dengan kode. Mungkin seperti kalau kalian sedang bertengkar dengan pacar.

3. Doraemon (Stand by Me Doraemon)

Semua sayang sama Doraemon, bahkan kayaknya kalau ada Doraemon, semua masalah kehidupan kayaknya bakalan hilang. Namun, Doraemon bukanlah jagoan sempurna.

Di balik kesempurnaan alat-alat di dalam kantong ajaib, Doraemon nyatanya sering bertindak bodoh. Doraemon sering menyarankan hal-hal aneh pada Nobita, bertindak ceroboh, bahkan baper.

Pernah ada cerita bahwa Doraemon adalah “produk gagal”. Barangkali, Doraemon memang adalah produk canggih di masa kini. Namun, bisa saja dia adalah produk yang memang enggak berkualitas di masa depan.


4. Maya (Perempuan Tanah Jahannam)

Maya adalah femme fatale. Namun, sebagai femme fatale,sebenernya dia enggak sempurna-sempurna amat. Dalam Perempuan Tanah Jahanam, diceritakan bahwa Maya dan temannya, Dini, mencoba buat balik ke kampung halaman Maya karena disinyalir Maya punya tanah di sana. Diharapkan sih, tanah itu bisa dijual.

Apa daya, mereka malah dikejar-kejar orang sekampung karena nyawa Maya dianggap bisa jadi penyembuh kutukan. Maya adalah orang yang peragu dan telmi. Kalau pun dia pada akhirnya bisa lolos dari desa laknat itu, tentu enggak lepas dari bantuan Ratih.

5. Sherlock Holmes (Sherlock Holmes)

Ngomongin soal detektif, pasti pikiran kita langsung terarah sama Sherlock. Yap, Sherlock adalah ikon detektif yang paripurna. Dia memiliki kemampuan analisis yang kuat, istana pikiran yang tertata rapi, dan tentu saja proses berpikir yang kritis banget.

Pikirannya benar-benar keluar dari kotak sehingga dia mampu memecahkan berbagai kasus. Sayangnya, nih, Sherlock baik dalam buku, film maupun dalam serial digambarkan sebagai seseorang yang jauh dari kenyataan.

Diduga Sherlock mengidap asperger syndrome alias sindrom yang membuat seseorang jadi punya batas sama kenyataan. Inilah alasan kenapa Sherlock enggak gampang ketawa sama banyak yang umum dan juga sulit berempati sama orang lain.


6. Harry Potter (Harry Potter Saga)

Dalam franchise film Harry Potter sudah tentu anak dari Lily dan James Potter ini dianggap sebagai pahlawan. Bahkan dia mampu membunuh Lord Voldemort, seorang penyihir hitam super jahat yang selama ini ditakuti setengah mati sama orang-orang di dunia penyihir.

Harry Potter memang punya keberanian yang besar. Enggak salah, deh, kalau dia masuk ke Gryffindor. Namun harus diakui bahwa sebenarnya Harry Potter gegabah. Pilihannya sering kali cuma didasarkan feeling, kenekatan, dan seringkali salah jalan.

Kalau enggak ada Hermione yang pintar dan juga Ron, belum tentu Harry Potter bisa melewati semua rintangan dengan baik. Buktinya, dari awal film yang bisa bikin Harry Potter mampu melemahkan Voldemort adalah campur tangan kedua temannya itu.

Harry Potter kalau dalam kehidupan modern mungkin dianggap sebagai seorang anak yang cuma punya privilage alias anak yang jadi terkenal dan diidolakan karena orang tuanya jadi jagoan yang berani melawan Lord Voldemort saat dia masih bayi.

***

Setiap orang punya kekurangan, jadi, jangan ngefans kelewat berlebihan apalagi sama tokoh jagoan fiksi. Nah, jagoan kalian termasuk dalam deretan di atas, enggak?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.