*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 8 | Penokohan: 8,5 | Efek Suara/Scoring: 8 | Visual: 7,5 | Nilai Akhir: 8/10
DC memang terbilang lambat dalam membangun cinematic universe-nya. Setelah Marvel Studios mengeluarkan cukup banyak film untuk Marvel Cinematic Universe (MCU), DC baru bergerak memulai DC Extended Universe (DCEU) pada 2013 dengan merilis Man of Steel. Sayangnya, film pertama DCEU enggak ninggalin banyak kesan dan berujung pada penilaian yang beragam.
Setelah Man of Steel, DC membuat film yang menampilkan pertengkaran antara dua superhero, yaitu Batman v Superman: Dawn of Justice (2016). DC terbilang nekat dengan keputusannya tersebut. Soalnya, Batman dan Wonder Woman belum dibuatin film solonya sehingga DC dianggap terlalu terburu-buru mengeluarkan karakter superheronya. Batman v Superman memang berhasil secara finansial. Sayangnya, penilaian yang diterima film ini enggak sesukses pendapatannya.
Hal ini juga berlaku pada film DCEU selanjutnya yang rilis di tahun yang sama, yaitu Suicide Squad. Namun, semua penilaian buruk penonton terhadap DCEU berubah, saat Wonder Woman dirilis. Wonder Woman berhasil menarik perhatian penonton dan mendapat penilaian yang sangat baik. Nah, apakah film terbaru DCEU, yaitu Justice League, berhasil meraih kesuksesan seperti Wonder Woman?
Justice League berkisah tentang peristiwa setelah kematian Superman di Batman v Superman. Setelah kejadian tersebut, Bruce Wayne alias Batman dan teman superhero barunya, yaitu Diana Prince alias Wonder Woman, menyadari bahwa Bumi sedang terancam atas kehadiran Steppenwolf dan pasukan Parademons. Steppenwolf menyusuri Bumi untuk mencari tiga Mother Boxes demi tujuannya menguasai dunia. Untuk melawan Steppenwolf, Bruce dan Diana akhirnya membentuk sebuah tim superhero bersama The Flash, Aquaman, dan Cyborg.
Beberapa waktu sebelumnya, Viki pernah ngeberitain bahwa Ben Affleck menjamin cuplikan Justice League bebas dari spoiler dan Viki benar-benar setuju dengan perkataan Affleck. Tampaknya, Warner Bros benar-benar belajar dari pengalaman mereka mempromosikan Batman v Superman sebelumnya. Plot utama film ini benar-benar tersimpan rapi hingga film dirilis.
Viki juga jamin lo pasti nemuin beberapa adegan yang muncul di cuplikan, tapi ternyata adegan tersebut sama sekali enggak ditampilin. Apalagi, cuplikan ketiga Justice League benar-benar dibuat untuk mengecoh penonton. Viki saranin lo nonton, deh, cuplikan terakhirnya supaya lo bisa tahu bagian mana yang dibuat mengecoh.
Selama ini, DC selalu dikritik karena menampilkan nuansa film yang terlalu gelap. Nah, buat lo yang enggak suka dengan nuansa gelapnya film-film DCEU, Viki jamin lo bisa menikmati Justice League. Walau enggak sepenuhnya meninggalkan nuansa gelap, Justice League hadir lebih berwarna dengan berbagai lelucon yang dilontarkan para karakternya.
Kalau lo lihat dari semua cuplikan Justice League, jelas banget kalau The Flash-lah “badut” di film ini. Namun, The Flash bukanlah satu-satunya karakter yang ngebanyol di film ini. Beberapa karakter yang mungkin enggak lo sangka, seperti Aquaman, ternyata bisa mengimbangi kekonyolan The Flash. Yang lebih mengejutkan lagi, karakter sekaku Batman pun bisa melontarkan lelucon di film ini, loh.
Walau di akhir produksi, Justice League sempat mengalami pergantian sutradara dari Zack Snyder ke Joss Whedon, tampaknya Whedon bisa mengimbangi pekerjaan Snyder. Walau ada beberapa bagian yang terasa banget Whedon-nya, lo enggak akan ngerasa Justice League dikerjakan oleh dua orang yang berbeda. Sayangnya, nih, karena durasi tayang Justice League dikabarkan dipangkas banyak hingga menyisakan sekitar dua jam, ada beberapa adegan yang terasa sangat padat, khususnya di bagian pengenalan tiga superhero baru, yaitu The Flash, Cyborg, dan Aquaman.
Nah, satu hal yang paling bikin penasaran di Justice League adalah keberadaan Superman di film ini. Yap, Superman memang bakal dibangkitkan di film ini. Namun, cara membangkitkan Superman cukup berhasil mengagetkan Viki karena Snyder berhasil mematahkan semua teori kebangkitan Superman yang beredar di internet.
Satu hal yang sedikit mengganggu Viki adalah CGI film ini. Jujur aja, ada beberapa adegan yang terlihat kasar hasil CGI-nya, apalagi saat pertempuran akhir Justice League melawan Steppenwolf. Adegan bawah air Aquaman juga terlihat “sangat palsu” di film ini.
Nah, kalau lo nonton Justice League, jangan lupa tunggu sampai film benar-benar habis, ya. Soalnya, ada adegan post-credit yang bakal jadi informasi penting buat film Justice League selanjutnya. Lo bakal lihat satu karakter baru dari dunia DC, loh!
Walau belum sepenuhnya sempurna, Justice League ngebuktiin bahwa DC akhirnya berani keluar dari zona gelapnya. Semoga aja keputusan DC ini bisa membuka kesuksesan film DCEU berikutnya. Jangan lupa nonton filmnya di bioskop, ya!