Joko Anwar menjadi salah satu sineas yang dianggap membawa kebangkitan bagi perfilman Indonesia, khususnya dalam genre horor. Dengan kesuksesan Pengabdi Setan (2017) dan film terbarunya Perempuan Tanah Jahanam (2019), membuat Joko ditunjuk sebagai narasumber dalam pergelaran JAFF 2019 untuk membagikan ilmu soal film horor dan manajemen film.
Sutradara Gundala (2019) ini juga membagikan pengetahuannya tentang perkembangan film horor di dalam maupun luar negeri. Sutradara yang juga penulis ini juga memberikan informasi kepada peserta seminar dengan menjelaskan klasifikasi film horor.
“Horor itu tidak cuma hantu atau jumpscare. Ada fiksi ilmiah horor, komedi horor, romantis horor, psychological horor, supernatural. Ada juga film yang mengangkat kejahatan manusia, di mana rasa cemas akan tindakan yang dilakukan menghantui dirinya sendiri,” ujar Joko di Seminar Film Horor JAFF 2019 (20/11).
Joko juga menjelaskan bahwa film horor yang baik enggak mengenal adanya batasan budaya meski terbatas oleh demografi. Seminar film horor yang dimoderatori oleh sutradara Ismail Basbeth ini diikuti oleh 69 peserta dari berbagai kota di Indonesia hingga mancanegara, yakni Malaysia dan Jepang.
Dok. JAFF 2019
Setelah menjelaskan tentang tentang perkembangan film horor, Joko berpindah ke topik seminar lain untuk menjelaskan soal manajemen syuting yang baik. Mengusung tema “Syuting Damai, Hasil Kece”, Joko Anwar kembali membedah film terbarunya Perempuan Tanah Jahanam. Selain Joko Anwar, para pakar di bidangnya juga dihadirkan untuk membagi ilmu, seperti Ical Tanjung (Sinematografer) dan Rieviena Yulieta ‘Pinung’ (Asisten Sutradara).
Pinung menceritakan tugas asisten sutradara dalam sebuah proses syuting. Mulai mengatur jadwal dalam menghitung waktu produksi yang dibutuhkan hingga cara yang baik untuk berkoordinasi dengan seluruh kru yang terlibat. Lalu, beralih ke Ical yang membagikan ilmu tentang teknis kamera, hal-hal yang berkaitan dengan lokasi syuting juga dia ceritakan.
Dok. JAFF 2019
Lewat seminarnya, Joko Anwar mengajak para sineas muda untuk melakukan proses produksi film yang nyaman dan bekerja sesuai tugas kru yang terlibat. Hal tersebut dapat membuat hasil film menjadi baik. Proses pra-produksi juga menjadi salah satu hal penting untuk para sineas. Joko Anwar juga melengkapinya dengan dokumentasi perjalanan syuting filmnya Perempuan Tanah Jahanam (2019).
Nah, setelah membaca kiat-kiat dari Joko Anwar, apa yang kalian harapkan dari perfilman Indonesia? Yuk, bagikan pendapat kalian di kolom komentar. Untuk berita terbaru seputar film, jangan lupa untuk pantengin terus KINCIR!