Jalan Panjang Srimulat, dari Panggung Sederhana Jadi Grup Lawak Melegenda

Siapa tak kenal Srimulat? Selama puluhan tahun grup lawak ini telah menghibur banyak orang. Sejak kemunculannya di Solo Jawa Tengah, kiprah Srimulat terus mencuat. Nama mereka makin melambung ketika dapat kesempatan untuk mentas di Jakarta dan tampil di televisi nasional.

Kini, nama Srimulat jadi pembicaraan hangat pasca film biopiknya yang rilis di bioskop tanah air. Kayaknya agak kurang kalau kita enggak ngebahas soal sejarah Srimulat sebagai grup lawak legendaris. Kali ini, KINCIR sudah siapkan sejarah dan momen penting yang pernah dilalui Srimulat. Yuk, disimak!

Sejarah Srimulat dari masa ke masa

1. Awal berdirinya

Grup ini didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo dan istrinya Raden Ayu Srimulat. Baik Teguh maupun Srimulat, keduanya sama-sama menyukai dunia seni. Hal itulah yang akhirnya membuat mereka mendirikan sebuah kelompok seni dan tari yang mereka beri nama Gema Malam Srimulat pada tahun 1950 di Solo.

2. Kolaborasi musik, tari, dan lawak jadi ciri khas

Gema Malam Srimulat memang menjadi hiburan yang begitu menyenangkan bagi warga Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kolaborasi musik dengan nyanyian-nyanyian Jawa, suguhan tarian daerah, dan guyonan-guyonan khas jadi kolaborasi apik.

Keunikan ini bikin nama mereka diknela luas. Raden Ayu Srimulat yang menjadi penyanyi utama seketika menjadi sosok yang paling dielukan. Sementara itu, nama-nama seperti Wadino, Sarpin, Ranudikromo, Djuki dan Suparni jadi penggawa pertama pentas Srimulat di awal kemunculannya.

3. Mentas di banyak kota

Tak hanya di Solo, ketenaran grup ini semakin besar dan merambah ke kota-kota lain. Dalam waktu beberapa tahun, Gema Malam Srimulat dikenal luas oleh publik Jawa Tengah dan Jawa Timur karena mereka gencar berpindah tempat pentas.

Tak hanya mentas di Solo, grup ini juga mentas di Surabaya, Semarang dan kota-kota lain. Penonton setiap kota senantiasa terpuaskan dengan penampilan grup ini

4. Mulai menetap dan berganti nama

Setelah pentas dari kota ke kota, akhirnya grup ini mulai memutuskan untuk benar-benar menetap di Solo pada awal tahun 60an. Nama Gema Malam Srimulat pun diubah menjadi Aneka Ria Srimulat.

Tak lama setelah itu Srimulat memulai memiliki panggung sendiri di Surabaya. Di kota inilah penyanyi cilik Yana diperkenalkan untuk menggantikan sosok Raden Ayu Srimulat. Yana adalah penyanyi cilik berbakat yang sempat menjadi ciri khas Srimulat

5. Raden Ayu Srimulat wafat (1968)

Raden Ayu Srimulat
Raden Ayu Srimulat

Tidak bisa dimungkiri daya pikat utama dari pertunjukan ini awalnya memang berada pada sosok Raden Ayu Srimulat. Karakternya begitu disegani, bahkan dia pernah dijuluki sebagai Sri Mahapanggung.

Namun pada tahun 1968, Raden Ayu Srimulat meninggal dunia. Grup ini jadi kehilangan sosok sentral di atas panggung. Meski begitu mereka tetap profesional dan melanjutkan kiprah grup yang semakin tenar.

6.  Merambah ibu kota (1972) 

Pada tahun 60an hingga 70an, sepertinya tidak ada orang Jawa Tengah atau Jawa Timur yang tak mengenal grup lawak ini. Sampai suatu ketika, tawaran manggung di Ibu Kota akhirnya datang.

Tahun 1972 adalah kali pertama Srimulat tampil di Jakarta. Mereka rutin tampil di panggung Taman Ismail Marzuki setiap empat bulan sekali.

Saat itu mereka mulai mengetahui kendala utama mereka untuk merambah masyarkat yang lebih luas adalah kefasihan bahasa Indonesia. Selama ini mereka melucu dengan bahasa Jawa, saat tampil di Jakarta maka mau tidak mau mereka harus bisa menggunakan bahasa Indonesia

7. Tampil di televisi nasional dan miliki banyak cabang (1982)

Puncak kejayaan Srimulat memang bermula pada tahun 80an. Kala itu nama mereka mulai dibicarakan oleh publik nasional. Salah satu momentum berharga mereka dikenal oleh publik luas adalah ketika mereka mendapat kesempatan untuk manggung di depan Presiden Soeharto dan mendapat kesempatan untuk tampil di TVRI.

Tak hanya tampil di televisi nasional, Teguh Rahardjo juga semakin melebarkan sayap Srimulat. Grup yang kini akhirnya dikenal sebagai grup lawak tersebut membuka banyak cabang di Pulau Jawa. Mereka punya panggung di Semarang, Solo, Surabaya dan Jakarta. Bahkan anggota Srimulat sempat mencapai 300 orang.

8. Ditinggal banyak pelawaknya dan sempat dibubarkan (1989)

Semakin tinggi pohon, semakin besar angin yang menerpa. Begitu juga Srimulat. Grup lawak ini berkembang bukan tanpa masalah. Sejumlah masalah silih berganti. Bongkar pasang pelawak juga terus-terusan terjadi.

Setelah tahun 70an grup ini sempat ditinggalkan banyak pelawak tenarnya, akhir tahun 80an grup ini kembali kehilangan banyak pelawak terbaikntya. Tarsan, Timbul, Gepeng, Basuki, Kadir, Nurbuat, dan banyak lagi berbarengan pemit dari Srimulat

Setelah tampil di TVRI selama satu tahun dan kemudian ditinggal oleh pelawak-pelawak topnya, Teguh Rahardjo memutuskan untuk membubarkan grup ini pada tahun 1989. Hampir semua pelawaknya kemudian menjalani karier solonya masing-masing.

9. Srimulat kembali dibentuk (1995)

Setelah enam tahun bubar, desakan publik meminta Srimulat kembali dibentuk. Hal itu berawal dari sebuah reuni yang dilangsungkan pada Agustus tahun 1995. Para pelawakpun bersepakat untuk kembali bersatu dan memulai kembali Srimulat.

Sayangnya setahun setelah Srimulat kembali dibentuk (1996), Teguh Rahardjo sang pendiri grup besar ini meninggal dunia. Meski begitu, semangat Teguh terus dihidupkan oleh para anggota Srimulat lain yang kembali berkiprah di televisi nasional

10. Regenerasi jadi kendala Srimulat

Meski sempat naik daun kembali, Srimulat punya PR besar untuk mememenangkan hati masyarakat Indonesia. Setelah tampil di Indosiar tahun 1995 hingga 2003, Srimulat berulang kali pindah stasiun televisi; mulai dari ANTV, Trans Tv hingga NET.

Regenerasi bisa jadi penyebab utama mulai redupnya grup ini. Pesan ini tersirat dalam film Finding Srimulat (2013). Film yang disutradarai oleh Charles Ghozali ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Adika Fajar yang hendak menyatukan kembali para pelawak-pelawak Srimulat seperti Gogon, Tessy, hingga Kadir untuk kembali ke pentas panggung.

14. Srimulat: Hil yang Mustahal, mengenang perjalanan Srimulat dari masa ke masa

Nah, di tahun 2022. Srimulat dibuatkan film biopik dengan Fajar Nugros sebagai sutradara. Film ini menceritakan tentang awal mula Srimulat tampil di televisi. Aktor-aktor yang memerankan para penggawa Srimulat benar-benar berhasil membawa kejenakaan pada penonton.

***

Itu dia sejarah panjang Srimulat dari panggung sederhana hingga jadi grup lawak melegenda. Jika harus pilih satu pelawak Srimulat yang paling kamu favoritkan, nama siapa yang akan kamu sebut?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.