Review Glass Onion: A Knives Out Mystery, Pecahkan Kasus Para OKB

Review Glass Onion: A Knives Out Mystery
Genre
  • Crime
  • Mystery
Actors
  • Daniel Craig
  • Edward Norton
  • Janelle Monáe
Director
  • Rian Johnson
Release Date
  • 23 December 2022
Rating
4 / 5

*(Spoiler Alert) Artikel review film Glass Onion: A Knives Out Mystery  ini mengandung spoiler yang mungkin enggak bikin kamu nyaman jika belum menontonnya. 

Saat sekuel dari sebuah karya berkualitas dirilis, khalayak seperti bermain dadu: apakah akan lebih baik, atau lebih buruk? Nyatanya, bisa jadi 50% dari film memberikan sekuel yang lebih buruk dan mengecewakan penonton. Inilah yang mungkin akan diantisipasi penggemar saat petualangan detektif Benoit Blanc dalam Knives Out akan dilanjutkan ke dalam sekuel bertajuk Glass Onion: A Knives Out Mystery.

Namun, tenang saja! Petualangan Benoit Blanc, sesuai dengan judulnya, akan sedikit seru, baik dari segi misteri, latar, warna, bahkan karakter. Meskipun lebih terlihat megah bak opera besar, ternyata kasus ini lebih sederhana dari film pertama. Namun, kamu enggak akan menyadarinya jika belum menontonnya sampai selesai. Itulah yang bikin frustrasi dari film ini.

Review film Glass Onion: A Knives Out Mystery

Misteri yang berseni

Enggak berlebihan kalau kita mengasosiasikan Glass Onion: A Knives Out Mystery dengan seni. Art, atau seni, dalam film ini adalah nyawa. Film ini memberikan wardrobe yang playful pada pemainnya.

Tanpa bertele-tele, film ini langsung mengawali adegan dengan undangan misterius dari Miles Bron untuk para sahabat lamanya. Sang miliuner pencinta seni yang “agak ganjil” ala Elon Musk ini mengundang semua pihak yang proyeknya ia danai. Jadi, enggak salah, sih jika mereka kita bilang sebagai “pion” Miles Brown.

Mereka, yang disebut “disruptor” alias para pengganggu adalah Birdie Jay dan asistennya, Peg, Claire Debella, Duke Cody dan Whiskey, Lionel Toussaint, dan Cassandra (Andi) Brand. Setiap dari mereka punya profesi yang berbeda-beda. Contohnya Birdie Jay yang merupakan mantan model ternama sekaligus pengusaha Sweatpants. Kemudian, Lionel Toussaint adalah ilmuwan besar, sedangkan Duke Cody dan kekasihnya adalah influencer kondang.

Berlanjut, Claire Debella seorang politikus dan Andi Brand adalah orang yang sesungguhnya membangun Alpha, perusahaan Miles Bron. Andi Brand, dahulu keluar karena enggak setuju dengan Bron terkait rilisnya Klear, sebuah bahan berbahaya yang oleh Bron diyakini bisa menjadi sumber listrik masa depan. 

Review Glass Onion: A Knives Out Mystery.
Review Glass Onion: A Knives Out Mystery. Via Istimewa.

Undangan ini berbentuk kotak stereograf, dengan banyak lapisan mainan lawas yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Undangannya pun unik: “Datanglah ke resor mewah saya untuk memecahkan “misteri pembunuhan” saya sendiri.”

Teka-teki dari undangan ini menjadi simbol awal yang tepat bagi misteri yang berlapis. Kabar baiknya, kita sama sekali enggak bisa menebak apa yang terjadi berikutnya. Karena layaknya kotak undangan Miles Bron, film ini memang punya banyak plot twist.

Menilik dari pola plot Knives Out pertama, awalnya, kita mengira bahwa salah satu dari para disruptor berniat jahat. Lagipula, Bron enggak mengundang Benoit Blanc, tetapi kenapa ia mendapatkan undangan? Apakah salah satu dari para disruptor ini mengirimkannya untuk berniat jahat kepada Bron? Ya, pendapat itu enggak salah, namun, enggak sepenuhnya benar.

Kesukaan Bron kepada seni menjadikan resor pribadinya di pulau Yunani itu seperti sebuah instalasi di museum. Jangan lupakan satu piece penting: keberadaan Mona Lisa asli di ruang pameran sekaligus ruang makan Bron.

Mengambil latar peralihan masa lockdown dan new normal, Bron mengatakan bahwa museum butuh uang, sehingga mengizinkannya untuk menyewa Mona Lisa sebentar. Keputusan mengambil Mona Lisa sebagai pajangan ini unik, lantaran seperti misteri Glass Onion, Mona Lisa juga enggak tertebak. Apakah ia tersenyum? Apakah ia menangis? Mona Lisa menyimpan banyak misteri.

Sindiran kepada masyarakat modern

Glass Onion sudah memberikan plot twist setelah seperempat bagian filmnya berlangsung. Jadi, membahasnya lebih panjang tentu enggak baik untuk kamu yang belum menonton. Namun, apa pun plot twist-nya, siapa pun penjahat utamanya, Glass Onion bukan cuma kisah misteri.

Ia adalah sindiran tentang kemunafikan masyarakat modern. Para disruptor ini enggak benar-benar senang kepada Bron. Bron adalah orang brengsek sekaligus miliuner gila. Orang macam apa yang nekat merilis zat berbahaya hanya untuk bersandar di balik jargon “inovasi” dan “disrupsi”? 

Via Istimewa

Nyatanya, jenis manusia seperti ini ada, bahkan banyak kita temui zaman sekarang. Kebrengsekan Bron ini nyatanya juga enggak jauh berbeda dari teman-temannya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan salah, tetapi mereka lebih cemas kalau sampai Klear melakukan kesalahan dan karier mereka hancur. 

Claire, misalnya, takut kalau ia bakal kehilangan pemilih. Enggak ada satu pun kepanikan mereka yang didasari kemanusiaan. Bahkan, apa yang mereka lakukan kepada Andi di masa lalu cukup jahat, membuat kita berpikir bahwa jika kita adalah Andi, lebih baik bunuh saja semuanya. Namun, kejadiannya enggak seperti itu.

Dari awal, film ini memperlihatkan bagaimana Miles Bron dan para disruptor ini banyak bicara, seolah semua yang mereka keluarkan dari mulut adalah hal berbobot, inovatif, dan mampu menggebrak dunia. Adegan ini memberikan gambaran layaknya apa yang dilakukan oleh banyak orang tenar dan pemimpin perusahaan (sok) progresif saat ini.

Kemudian, Benoit Blanc-lah yang bertingkah bodoh dan Andi Brand (sejauh yang mereka tahu) yang enggak banyak bicara. Namun, apakah yang banyak bicara dan banyak ide sepenuhnya paham yang mereka lakukan? Apakah Blanc dan Brand dibodohi?

Seperti judulnya, Glass Onion berlapis, tetapi transparan hingga maknanya pun jelas. Kamu perlu melihatnya dengan fokus: film ini adalah tentang tong kosong nyaring bunyinya, dan penjahatnya adalah yang memang sejak awal berniat jahat.

Poin yang ingin disampaikan film ini memang sesederhana itu. Namun, kesederhanaan itu dibalut banyak hal marvelous, layaknya pembicaraan omong kosong yang sering kita dengar dalam kehidupan modern ini.

Kamu bisa lihat perkataan nonsense para founder perusahaan tentang mengubah dunia. Belum lagi soal janji palsu politisi, kebohongan influencer, artis bodoh sok pintar, sampai para ilmuwan munafik. Mereka benar-benar enggak mementingkan kemanusiaan, intinya semua demi kekuasaan dan uang.

Enggak lebih dari pada itu. Lupakan tentang mengubah dunia. Pasalnya, yang betulan mengubah dunia secara positif adalah mereka yang bekerja tanpa banyak bicara dan berada di balik layar. 

Berbeda dengan yang pertama, kendati para tokoh (alias tersangka) dalam film kedua ini juga orang-orang super kaya, tetapi mereka adalah orang kaya baru. Orang kaya pada film pertama adalah orang kaya lama yang cenderung tertutup dan sedikit bicara.

Sementara itu, orang-orang kaya dalam film kedua adalah tipe orang kaya yang sering kita lihat di berita terkini dan media sosial. Kekayaan mereka berasal dari pekerjaan, dari penemuan (yang beberapa mengada-ada), dari sorotan media, dan tentu saja dari perhatian khalayak. Jadi, wajar jika penggambaran kehidupan mereka lebih meriah dan banyak pansosnya.

Penutup yang sayangnya childish, pola yang enggak berbeda dari pertama

Glass Onion: A Knives Out Mystery, bukan lapisan tanpa cela. Menjelang akhir, beberapa orang mungkin akan merasa kecewa. Meminjam istilah Bron, akhir film ini adalah throwing the tantrum yang agak kekanakan, agak berlebihan, dan kurang elegan.

Selain itu, akhir kisahnya enggak jauh beda dengan yang pertama: Benoit Blanc dan heroine film berbicara dengan tenang, seperti menata masa depan yang lebih baik usai kasus terjadi. Pola seperti ini semestinya enggak dipakai terus-menerus biar penonton enggak bosan.

Via Istimewa

Semestinya, jika bagian akhirnya dapat dibuat sederhana dan berbeda, film ini akan menjadi sebuah karya seni penuh kejutan, misterius layaknya senyuman Mona Lisa.

Glass Onion: A Knives Out Mystery, dapat kamu tonton sekarang hanya di Netflix. Ingat, semua review yang mengandung spoiler berat lebih baik enggak kamu buka, karena kekuatan utama dari kisah ini adalah plot twist-nya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.