Buat lo yang berumur kepala dua atau pun sebelumnya, lo pasti ngerasa hidup lo lagi seru-serunya. Rasa-rasanya, ada begitu banyak hal menarik di sekitar lo dan lo begitu bersemangat mencoba melakukan hal-hal tersebut. Saking menariknya, terlintas di pikiran lo untuk hidup selamanya.
Pikiran lo bakal berubah seiring bertambahnya usia. Saat umur masuk kepala tiga, lo udah enggak lagi ngerasa bisa mengeksplorasi banyak hal. Malahan, lo dituntut untuk jadi manusia dewasa luar dan dalam yang bisa mengemban tanggung jawab. Apalagi kalau usia lo udah 35. Dilansir BBC, menurut penelitian dari Universitas Kent, usia 35 tahun adalah usia saat para cowok mencapai “puncak kesepian” dan para cewek dalam tahap “puncak kebosanan”.
Iya, hidup memang berat, kok. Namun, bukan berarti kita enggak bisa menjalaninya dengan baik. Jadi, sebelum usia lo masuk kepala tiga, mending lo manfaatkan hidup semaksimal dan sebahagia mungkin. Kalau bingung bagaimana caranya, lo bisa mencari inspirasi untuk living life to the fullest dari beberapa film. Nah, film apa ajakah itu?
1. Harry Potter (2001—2011)
Kenapa kita harus nonton waralaba Harry Potter? Apakah kita harus jadi penyihir sebelum masuk usia 30 tahun? Tentu jawabannya enggak seharfiah itu.
Seperti yang udah lo ketahui, film-film Harry Potter berkisah tentang petualangan penyihir setengah muggle bernama Harry Potter bersama dua teman deketnya di Hogwarts, Ron Weasley dan Hermione Granger. Tujuan utama Harry sejatinya adalah mengalahkan Lord Voldemort demi menjadikan dunia sihir lebih baik dan damai.
Mungkin lo berharap menerima surat dari Hogwarts dan menjadi penyihir sakti. Enggak ada yang salah dengan imajinasi itu. Soalnya, lo bisa aja terpicu untuk “menyihir” dunia ini jadi lebih baik dan asyik. Menjalani realita bisa dilakukan dengan cara-cara yang kreatif. Lo bisa bikin gebrakan dan melawan orang-orang yang meremehkan lo dengan keberanian dan rasa percaya diri khas Harry dan teman-temannya.
2. La La Land (2016)
Mia dan Sebastian adalah dua sejoli dengan mimpi yang berbeda. Mia berhasrat jadi artis ternama, sedangkan Sebastian pengen membuka kelab jazz dengan idealismenya. Di bawah langit Los Angeles yang menawan, keduanya melewati banyak hal menyenangkan meskipun terhalang realita: kebutuhan akan uang dan kejamnya industri hiburan.
Meski demikian, mereka enggak menyerah menggapai mimpi. Keduanya bisa tetap bersemangat karena ada cinta yang selalu menguatkan. Cinta membawa mereka ke banyak hal random yang terkesan sederhana namun menimbulkan rasa senang menikmati hidup, mulai dari menari di planetarium sampai nyanyi bareng.
Dari kisah Mia dan Sebastian, lo bakal teringat bagaimana manisnya jatuh cinta. Namun, suatu saat, lo akan menyadari bahwa hal-hal bahagia yang lo udah lo lewati enggak akan terulang lagi. Apalagi ketika lo udah memasuki kehidupan pernikahan.
Makanya, sebelum usia lo makin beranjak, ada baiknya lo menikmati apa yang ada di sekitar lo. Bermimpilah setinggi-tingginya dan bersenang-senanglah dengan orang yang lo cintai. Namun, jangan lupa untuk membangun diri jadi seseorang yang idealis. Bakal lebih baik lagi kalau lo mulai belajar mengambil keputusan, baik dalam hal cinta maupun karier lo. Jadinya, lo perlu berkorban layaknya Mia dan Sebastian.
3. The Social Network (2010)
Hobi Facebook-an? Enggak afdal kalau lo enggak nonton film yang satu ini. Film ini bercerita tentang Mark Zuckerberg dan usahanya dalam merancang jejaring sosial Facebook. Fokus dalam film ini adalah saat Zuckerberg menghadapi klaim dua saudara kembar bahwa Facebook adalah buatan mereka.
Kerunyaman yang dia hadapi makin terasa membebani ketika masalah-masalah lain datang. Misalnya, dia mengalami cekcok dengan rekannya dalam merancang Facebook. Namun, berkat kegigihannya, jejaring sosial ini pun berkembang dari yang tadinya cuma sebatas untuk lingkup Harvard menjadi jejaring sosial terbesar di dunia dengan jumlah pengguna terbanyak.
Dari film ini, lo bisa belajar tentang bagaimana menyeimbangkan kesenangan dan usaha keras di usia muda. Nah, mumpung lo masih muda dan punya banyak energi, jangan pernah takut untuk meraih mimpi lo. Lawan segala keraguan dan ketakutan lo. Soalnya, waktu enggak akan bisa diulang lagi.
Demi menuai inspirasi, lo juga bisa tonton 5 Film Biopik Pesohor Dunia yang Menampilkan Sisi Manusiawi.
4. The Godfather (1972—1990)
Apa yang membuat waralaba film ini layak dinobatkan jadi yang terkeren sepanjang masa? Film dan serial yang berkisah tentang mafia memang banyak banget. Namun, The Godfather adalah karya fiksi terkait mafia yang paling alamiah. Bahkan, film ini dinilai secara total menggambarkan kehidupan mafia Italia di Amerika Serikat pada awal dan pertengahan abad ke-20.
The Godfather berkisah tentang Don Vito Corleone, seorang mafia ternama dari Sisilia yang disegani. Bukan hanya karena cerdas, Don Corleone juga punya etika yang tinggi. Meski berkarier di jalur hitam, dia enggak mau nyakitin anak-anak dan cewek. Dia juga setia serta pintar menjalin relasi dengan orang-orang yang punya kuasa, seperti politikus dan hakim. Sang anak, Michael Corleone, digariskan untuk menjadi penerusnya. Namun, dia pada awalnya justru membenci dunia mafia.
Dalam perjalanan hidupnya, Michael akhirnya menjilat ludah sendiri. Bahkan, dia menjadi mafia yang lebih sadis daripada sang ayah. Dari sinilah, lo bakal belajar bahwa prinsip yang lo pegang bisa aja berubah. Lo boleh aja sombong dan menganggap bahwa lo punya kuasa atas diri lo seutuhnya. Namun, seiring dengan kedewasaan, ada beberapa hal yang pada akhirnya berubah dalam diri lo, termasuk prinsip hidup.
5. Bridget Jones’s Diary (2001)
Protagonis dalam film ini, Bridget Jones, adalah seorang cewek kikuk berusia 32 tahun. Bisa dibilang, Bridget adalah salah satu contoh manusia medioker yang paling sempurna. Kariernya di media biasa aja. Badannya juga enggak ideal-ideal amat. Percintaannya pun kacau balau. Bridget bahkan ngerasa bahwa enggak ada progres dalam hidupnya.
Mungkin banyak di antara lo yang pernah atau sedang berada dalam posisi Bridget. Lo pengen mengubah hidup, namun apa daya, usia udah nanggung: muda enggak, dibilang tua juga belum. Nah, yang lo mesti ingat, kesuksesan bisa dimulai kapan aja!
Bridget memang udah enggak lagi muda. Namun, dia mau mengubah hidupnya. Dari hal sederhana, yakni menulis buku harian, Bridget menjadi orang yang lebih tertata dan bisa memahami dirinya sendiri. Semenjak itu, percintaanya jadi lebih lancar walaupun pada akhirnya dia terjebak di antara dua pilihan. Dibalut dengan komedi kocak, film ini enggak cuma inspiratif, tapi juga bikin suasana hati lo membaik.
Intinya, enggak ada kata terlambat buat mengubah hidup. Kalau lo merasa bahwa hidup lo menjemukan dan enggak ada kemajuan, lakukanlah sesuatu. Jangan cuma merenungi nasib terlalu lama dan meremehkan diri lo sendiri. Soalnya, setiap orang sejatinya berharga, kok.
6. Legally Blonde (2001)
Lo diremehin oleh mantan pacar dan orang-orang lain gara-gara dianggap enggak becus? Kalau iya, inilah saatnya belajar bagaimana cara menumbuhkan mental baja dari Elle Woods. Elle
adalah seorang cewek fashionable berambut pirang yang terobsesi dengan warna pink. Lo pasti udah kebayang sosok seperti apa Elle ini. Yap, sama seperti lo, mantan pacar Elle yang cerdas pun menganggap bahwa Elle adalah cewek yang cuma ngerti dandan dan enggak bisa diajak serius.
Anggapan mantan pacar Elle ini enggak sepenuhnya tepat. Soalnya, Elle membuktikan bahwa dirinya bisa lulus ke Harvard Law School yang terkenal susah buat ditembus. Di kampus pun, dia menemukan banyak rintangan dan cibiran. Namun, Elle tetap jadi diri sendiri dan tetap bersemangat menunjukkan potensi dirinya.
Semua orang punya potensi untuk sukses, kok. Asalkan, kita mau berjuang keras dan memahami potensi diri. Kalau lo diremehkan karena identitas atau pun hal-hal yang lo senangi, cobalah tampar mereka dengan usaha keras lo. Tunjukin pada mereka keunikan diri lo yang masih bisa lo asah mumpung umur lo masih muda.
Lo juga bisa belajar menyelami kehidupan dari Film-film Coming-of-Age untuk Membantu Lo Menghadapi Kegalauan Masa Muda.
7. Fight Club (1999)
Fight Club memang film yang agar berat dan enggak cocok ditonton saat stres. Namun, sebelum menua, lo harus nonton film ini dan menyerapi hikmah yang disampaikan film ini. Fight Club berkisah tentang seorang pekerja kantoran yang hidupnya suram dan sering mengalami kegelisahan. Dia udah berkali-kali pergi ke dokter jiwa, tapi dokter jiwa menilai dia enggak kenapa-kenapa. Hidupnya pun berubah setelah dia bertemu seseorang bernama Tyler Durden di pesawat.
Berbeda dengan tokoh “aku”, Tyler adalah seseorang yang percaya diri dan enggak segan melakukan apa aja untuk mendapatkan keinginannya. Tyler pun mendirikan Fight Club, semacam komunitas untuk bertinju dan melepaskan stres. Dia ingin mengubah dunia dengan kebenciannya akan kapitalisme dan kekagumannya akan konsep anarkisme. Hubungan sang protagonis dengan Tyler baik-baik aja sampai dia mengetahui sosok Tyler yang sebenarnya.
Dari sini, lo bakal tahu betapa pentingnya menikmati hidup dan menghargai diri sendiri. Hidup ini cuma sekali dan usia muda enggak berlangsung lama. Jadi, carilah cara untuk bisa bahagia dengan hidup dan diri lo. Carilah teman sebanyak-banyaknya dan sisihkan waktu buat bersenang-senang. Jangan segan juga buat meminta second opinion saat lo hendak memeriksakan diri dan jiwa lo. Intinya, beri yang terbaik buat hidup lo. Jangan pelit sama diri lo sendiri. Soalnya, itulah cara terbaik buat mengapresiasi usaha keras yang udah lo lakuin.
***
Usia muda ngasih banyak ruang buat lo mikirin diri dan hidup lo. Makanya, mumpung masih banyak kesempatan, sebaiknya lo mulai bangun tatanan yang baik buat hidup lo. Film-film di atas bisa jadi inspirasi buat membuat kehidupan yang lebih baik. Yang penting, jangan mengharapkan keajaiban datang. Mulailah dari diri sendiri.
Nah, dari film-film yang udah disebutin, film manakah yang bakal lo jadikan acuan untuk membangun kehidupan yang lebih baik? Atau, lo punya pilihan lain yang jadi inspirasi buat hidup lo?