5 Pasang Film Hollywood Berbeda dengan Kostum Serupa

– Kostum di film Hollywood ini sebagian besar dipakai lagi karena kesamaan latar.
– Kostum di bawah ini dirancang khusus.

Kostum adalah aspek yang menghabiskan sebagian dana di dalam pembuatan film. Apalagi, jika sebuah film berlatar waktu di masa lalu atau masa depan. Kostum yang dipakai oleh para pemain tentunya adalah kostum-kostum yang dirancang khusus karena enggak diproduksi di toko-toko.

Nah, demi alasan bujet atau efektivitas, ada beberapa film yang terlihat mengenakan baju bekas “pakai” dari film terdahulu. Film-film apa sajakah yang terlihat memakai wardrobe dari film lama alias melakukan wardrobe recycle?

Simak beberapa film Hollywood dengan kostum serupa!

1. The Musketeer (2001) — Pirates of the Caribbean (2003)

Via Istimewa

Topi pesolek khas abad pertengahan selalu menjadi salah satu primadona di film Hollywood dengan latar masa lalu. Dia bisa menjadi topi punggawa kerajaan, ksatria, bahkan bajak laut! Mungkin itu yang bikin topi ini muncul dua kali di film, yakni The Musketeer dan Pirates of the Caribbean: The Curse of Black Pearl. Dalam The Curse of Black Pearl, topi ini dipakai oleh Will Turner III.

2. Titanic (1997) — Tuck Everlasting (2002)

Via Istimewa

Tak cuma baju klasik, jaket yang sebetulnya enggak klasik-klasik amat bisa dipakai lebih dari satu kali. Entah kenapa hal itu terjadi di saat ada banyak wardrobe dengan harga standar yang bisa menjadi jaket Winnie dalam Tuck Everlasting, film tentang gadis biasa yang jatuh cinta kepada pria yang abadi.

Mungkin, wardrobe itu sangat keren bahkan Rose di Titanic tetap terlihat menawan menggunakannya di tengah kapal yang udah mau tenggelam. Atau, jaket itu mungkin menambah kesan romantis, entahlah. Apakah menurutmu ada yang spesial darinya?

3. Dangerous Liaisons (1988) — Hocus Pocus (1993)

Via Istimewa

Kesamaan kostum dalam dua film ini sebetulnya unik karena menimbulkan kesan yang berbeda. Dangerous Liaisons berkisah tentang dua orang yang saling mencintai di Prancis abad ke-18. Sementara itu, Hocus Pocus adalah kisah fantasi anak-anak tentang kembalinya para penyihir jahat ke kota.

Ketika gaun berwarna kuning tersebut dipakai dalam Dangerous Liaisons, dia terlihat serius dan megah. Namun, ketika gaun itu dipakai di Hocus Pocus, dia terlihat lebih playful. Kostum sama, nuansa berbeda tergantung dari filmnya.

4. My Cousin Rachel (2017) — Victoria (2017)

Via Istimewa

Sulit dibayangkan ada dua karya yang dirilis pada tahun yang sama dan salah satu karakternya pake baju yang sama! Namun, hal itu terjadi betulan dalam film berjudul My Cousin Rachel dan serial British berjudul Victoria.

Sama-sama dirilis pada tahun 2017, My Cousin Rachel berkisah tentang Phillip, seorang pria yang ingin membalas dendam kepada istri sepupunya, Rachel, karena dicurigai terlibat pembunuhan. Sementara itu, Victoria berkisah tentang masa muda Ratu Victoria. Karena sama-sama mengambil latar waktu abad lawas, mungkin itulah alasannya mengapa ada baju yang dipakai ulang di kedua film itu.

5. The Duchess (2008) — The Scandalous Lady W (2015)

Via Istimewa

Film The Duchess dan The Scandalous Lady W berbagi kesamaan pada kostum khas lady. The Duchess bercerita tentang perempuan bernama Georgiana yang dikontrak buat menikah sama raja bernama William Cavendish hanya untuk mendapatkan keturunan pria untuk meneruskan tahta. Sementara itu, The Scandalous Lady berkisah tentang kehidupan Lady Seymour Worsley yang dipenuhi oleh skandal.

Sama-sama mengambil tempat di abad ke-18, wajar kalau The Scandalous Lady dan The Duchess mengambil wardrobe yang sama.

Bonus: Mad Men (2007) — The Help (2011)

Sama-sama berlatar waktu dekade 1960-an yang dipenuhi dengan kemakmuran, serial Mad Men berkisah tentang agensi periklanan di Amerika Serikat. Industri periklanan di tahun yang lawas tentu berbeda dengan di masa sekarang yang serba digital. Mereka berfokus pada desain poster dengan teknologi yang seadanya serta iklan televisi.

Selain itu, keterlibatan wanita dalam proses kreatif juga masih sangat minim. Enggak kayak sekarang di mana pekerja kreatif wanita jumlahnya justru banyak. Itulah yang bikin drama advertising ini menjadi unik.

Via Istimewa

Sementara itu, The Help berkisah tentang para asisten rumah tangga berkulit hitam yang bekerja di rumah para nyonya berkulit putih. Konflik diskriminasi digambarkan dengan baik di sana.

Dalam Mad Men, Peggy Olson, copywriter wanita pertama semenjak Perang Dunia II, mengenakan dress kotak-kotak dengan warna salem dan garis coklat. Sementara itu, dalam The Help, baju tersebut dipakai oleh Jolene French, majikan Cora

***

Penggunaan wardrobe yang serupa enggak cuma bisa memangkas biaya produksi, tetapi juga bisa membuat beberapa baju enggak terbuang percuma setelah syuting. Nah, apakah kalian sering melihat kesamaan kostum dalam film-film yang ada di layar?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.