Film enggak hanya sebagai sumber hiburan, tapi juga jadi sarana edukasi. Selama ini, kebanyakan film bergenre biopik aja yang sarat akan pengetahuan. Namun, film-film bergenre drama, komedi, atau pun horor juga bisa ngasih lo pandangan tertentu akan suatu hal di dunia ini.
Salah satu wawasan yang patut lo kembangin adalah seksualitas. Eits, jangan salah. Maksudnya bukan film-film penuh adegan dewasa yang memang sengaja bikin lo bergairah, ya. Nyatanya, bukan sekadar bertujuan buat reproduksi, seksualitas merupakan pengalaman manusia yang mengandung unsur-unsur lain, seperti sosial, psikologi, dan spiritualisme. Nah, film-film yang bakal disebutin di bawah ini enggak cuma bertemakan kompleksnya seksualitas, tapi juga punya penceritaan yang mendalam dan visualisasi yang enggak receh.
Kalau enggak pengen lagi jadi makhluk cupu saat ngomongin seksualitas, lo harus nonton film-film yang direkomendasiin di bawah ini.
1. XXY (2007)
Film bergenre drama garapan Lucia Puenzo ini mengisahkan cerita seorang cowok interseks yang berusia 15 tahun. Alex, sang protagonis, termasuk anak hermafrodit alias punya kecenderungan memiliki dua alat kelamin. Kedua orangtuanya enggak berniat ngelakuin operasi semasa Alex masih bayi. Mereka justru ngebebasin Alex milih jenis kelaminnya ketika dewasa.
Meski dapat kritikan negatif, film ini didukung dengan banyaknya ulasan positif. Bahkan, XXY sampai menangin banyak penghargaan di Festival Cannes serta festival-festival film di Argentina dan Melbourne. Film ini bakal ngasih pandangan lo mengenai apa artinya gender dan belajar menghargai pilihan meski berbeda dengan apa yang udah diyakini masyarakat.
2. If These Walls Could Talk (1996 & 2000)
Film ini punya dua seri yang masing-masingnya mengangkat dua hal berbeda mengenai seksualitas cewek. Dua topik ini diceritakan dengan tiga benang merah: pergantian zaman, keputusan yang bersifat sangat pribadi, dan empat sisi dinding dalam sebuah rumah yang menjadi saksi atas cerita-cerita ini. Film pertamanya mengisahkan praktik aborsi, sedangkan film kedua tentang relasi lesbian. Berlatar tiga periode berbeda, kisah-kisah ini dilengkapi dengan konflik sosial masing-masing yang berkaitan dengan isu feminisme.
Lewat film ini, lo bisa ngelihat cara pandang masyarakat dari zaman yang terus berganti. Meski peradaban semakin maju, cara pandang masyarakat masih ada aja yang enggak berubah. Yap, hubungan sesama jenis dan aborsi kerap dianggap sebagai praktik yang dilarang. Kebanyakan orang cuma bisa ngebela moral yang mereka anggap benar, tapi enggak merhatiin bahwa orang-orang yang mereka hujat sebenarnya sedang menderita.
3. Teeth (2007)
Teeth bercerita tentang seorang cewek SMA bernama Dawn yang punya prinsip “pantang ‘begituan’ sebelum nikah”. Namun, namanya juga lagi pubertas, dia mulai tertarik dengan lawan jenis dan mulai mengeksplorasi sisi seksualnya. Uniknya, dia punya kondisi fisik yang enggak biasa, yaitu vagina dentata alias vagina bergigi.
Keunikan alat kelaminnya ini baru diketahui Dawn ketika dia dipaksa berhubungan intim oleh Tobey, cowok satu sekolah yang ditaksirnya. Alhasil, penis Tobey terpotong oleh gigi-gigi vagina Dawn. Dawn pun mengalami rentetan kejadian yang memaksa dia mengenali “mimpi buruknya” ini. Dikemas dengan horor dan komedi yang penuh satire, Teeth cukup bikin ngilu penontonnya. Yap, film yang mengangkat legenda urban ini sarat tentang kastrasi alias pengebirian dan ngasih tahu lo buat enggak main-main sembarangan demi nafsu semata.
4. Perfume: The Story of a Murderer (2006)
Seorang cowok bernama Jean Baptiste Grenouille mempunyai kepekaan yang sangat tinggi terhadap bau. Kelebihannya ini membawanya ke jalan kegelapan. Dia terobsesi menciptakan aroma wangi meski harus membunuh. Yap, Jean kerap membunuh cewek-cewek lalu mengambil ekstrak pada kulit mereka buat bikin parfum.
Meski banyak adegan “buka-bukaan” dan sayat-menyayat, film berlatar Perancis abad ke-18 ini bercerita mengenai obsesi dan seksualitas. Kesannya, sih, enggak masuk akal. Soalnya, ribuan masyarakat bisa terhipnotis hingga ngelakuin hal enggak senonoh hanya karena menghirup aroma parfum milik Jean. Namun, film ini juga nyadarin penonton buat ngendaliin nafsu yang bisa timbul dari berbagai hal, dalam hal ini indra penciuman. Aroma dan seksualitas memang punya relevansi yang kuat. Kalau kita enggak bisa mengontrolnya, hal ini bakal nimbulin obsesi yang justru menjebak kita pada kegelapan dan ngerugiin orang lain.
5. Shame (2011)
Film yang disutradari oleh Steve McQueen ini berkisah tentang seorang cowok bernama Brandon (Michael Fassbender) yang mengalami kecanduan seks berlebih di tengah kesuksesan kariernya. Kehidupannya mulai terganggu ketika Sissy (Mulligan), adiknya, menumpang di apartmennya. Beberapa kali kepergok sedang “berbuat sesuatu”, Brandon mulai tertekan oleh rasa malunya sendiri.
Film Shame enggak hanya jadi film dewasa semata, tapi juga nyajiin contoh karakter menarik dengan sebuah adiksi yang benar-benar merepresentasikan jiwa para pecandu seks. Enggak sedikit orang yang kayak Brandon, malu dan nutup rapat kehidupan seksnya, padahal dia sendiri butuh bantuan. Film ini memang enggak buat ditonton semua orang. Namun, kalau lo termasuk orang yang kayak Brandon, lo enggak perlu malu buat nonton film ini. Nikmati aja dan serap dialog inspiratifnya!
6. The Kids Are All Right (2010)
Film ini bisa jadi salah satu media buat lo memulai berpikiran terbuka soal seksualitas. Dibintangi oleh Julianne Moore, Annette Bening, dan Mark Ruffalo, The Kids Are All Right bercerita tentang sepasang lesbian yang udah menikah secara legal, Nic dan Jules. Kehidupan mereka dipenuhi berbagai konflik keluarga yang dimulai ketika dua anak hasil inseminasi, Joni dan Laser, mencari ayah biologis mereka.
Film ini cocok buat lo yang udah berpikiran dewasa. Meski dipenuhi adegan vulgar, The Kids Are All Right bukan film yang nonjolin seksualitas LGBT. Film ini justru nunjukin problematika keluarga pada umumnya, seperti perselingkuhan, orangtua yang overprotektif, atau pasangan yang terlalu banyak mengkritik. Yap, film ini ngasih lo referensi bahwa keluarga bisa dibentuk dengan berbagai cara, asalkan ada unsur bernama kekeluargaan di dalamnya.
7. Don Jon (2013)
Seorang cowok bernama Jon Martello Jr. (Joseph Gordon-Levitt) oleh teman-temannya dipanggil Don Jon karena kemampuannya menarik hati para wanita. Cukup mengandalkan lirikan maut, dia selalu berhasil bawa pulang cewek buat diajak berhubungan seksual. Namun, meski udah banyak cewek yang dia ajak bersanggama, dia tetap ngerasa enggak terpuaskan. Malah, kebiasaannya bermasturbasi sambil nonton film porno sanggup memuaskan segala hasrat seksual Jon.
Secara keseluruhan, film ini mengangkat topik mengenai adiksi manusia, khususnya cowok, terhadap film porno, mirip dengan Shame. Bedanya, Don Jon dibuat penuh canda, enggak kayak Shame yang layaknya film penelitian yang serius. Lewat ceritanya, film ini ngasih tahu bahwa cinta dan kepuasan adalah dua hal yang berbeda. Meski memperoleh kenikmatan dari suatu kecanduan, lo hanya dapat kesepian tanpa kebahagiaan.
***
Meski dipenuhi adegan vulgar, film-film di atas cocok buat lo yang berpikiran terbuka dalam menanggapi berbagai hal tentang kedewasaan. Soalnya, film-film ini enggak menggambarkan seksualitas sebagai hasrat semata, tapi juga segala polemik yang dibawanya. Nah, dari film-film yang udah disebutin, mana yang udah pernah lo tonton? Atau, lo punya rekomendasi film lain yang mampu bikin penontonnya “tercerahkan” mengenai seksualitas?