Ada yang bilang, belajar bisa dari mana aja dan di mana aja, enggak harus dari guru-guru di sekolah. Omongan ini bisa jadi ada benarnya. Lo bisa belajar artinya kerja keras dari seorang kakek yang keliling jualan lemari di usia senjanya. Lo juga bisa belajar arti kebebasan dari para pengungsi dan tahanan perang. Lo bahkan bisa belajar makna kesetiaan dari Hachiko yang setia nungguin majikannya di depan stasiun meski majikannya udah meninggal.
Yap, banyak banget hal yang bisa lo pelajari dalam hidup ini dan wadahnya pun banyak banget, termasuk film. FYI, film itu enggak cuma aksi, horor, dan percintaan. Ada juga film-film drama yang secara enggak langsung nyelipin pelajaran buat lo, sadar atau enggak sadar. Kali ini, bakal dibahas film-film drama yang nyisipin pelajaran tentang pencarian jati diri. Bahasa kerennya, sih, coming-of-age.
Buat lo yang sampai saat ini mungkin masih ngerasa canggung di lingkungan lo atau pun enggak bisa jujur sama diri lo sendiri, film-film ini bakal membuka pandangan lo.
1. Lady Bird (2017)
Sebagai film indie, film ini udah mencatat banyak banget prestasi, termasuk ikut bersaing dalam kategori “Best Pictures” di Academy Awards tahun ini. Meskipun enggak menang, film ini keren banget karena nampilin kisah seorang remaja yang mencari makna “rumah” yang sebenarnya.
Christine “Lady Bird” McPherson (Saoirse Ronan) adalah seorang cewek tahun terakhir yang sekolah di sebuah sekolah Katolik di Sacramento, kawasan “pinggiran” di California. Sebagai remaja, Lady Bird adalah cewek yang kepo banget pengen cobain ini-itu, mulai dari pacaran, ciuman, ngelakuin hubungan badan, sampai kuliah di kota besar. Beda sama film-film drama lainnya yang cenderung klise, Lady Bird ngasih kisah remaja dengan masalah yang masih relevan sampai sekarang dan kocak banget!
Belum nonton Lady Bird? Baca aja dulu (REVIEW) Lady Bird: Romansa Remaja Sempurna yang Enggak Drama.
Lo bakal ngelihat cerminan diri lo di Christine yang pengen ngerasain cinta, naikin statusnya di mata teman-temannya, sampai pada akhirnya menyadari arti teman sebenarnya. Lady Bird juga nunjukin bahwa orangtua bawel karena mereka sayang. Lo juga bisa belajar dari Lady Bird alias Christine bahwa sebandel-bandelnya dia, pada akhirnya dia sadar hal terpenting buat dia meski saat itu dia udah pergi jauh dari “sarangnya”.
2. The Perks of Being a Wallflower (2012)
Stephen Chbosky memang jagonya bikin film kayak begini. Diadaptasi dari novel yang juga dia tulis sendiri, film ini bakal bikin lo senyum-senyum sendiri dan baper. Charlie (Logan Lerman) bertekad berubah dari anak yang pemalu jadi anak yang bisa berteman dengan banyak orang. Dia berusaha untuk nemuin teman di sekolah barunya. Meski saat pesta di sekolahnya dia sama sekali enggak punya “pasangan”, dia malah nemuin teman yang bisa nerima dia apa adanya. Sam (Emma Watson) dan Patrick (Ezra Miller) adalah senior yang cukup “gila” untuk membiarkan Charlie masuk dalam lingkaran persahabatan mereka.
Film ini ngegambarin manisnya kehidupan SMA, masa-masa saat lo mulai mencari arti diri lo sebenarnya, meski cuma wallflower. Film ini juga bakal membuka pandangan lo soal tetap menjadi diri sendiri bahwa enggak ada yang namanya “cuma” karena semua orang istimewa. Bahkan orang yang enggak punya pasangan saat pesta dansa pun tetap punya keistimewaan.
Jadi, buat lo yang lagi galau karena enggak bisa masuk lingkaran pertemanan orang-orang populer di sekolah lo, enggak usah mupeng. Lo cukup bikin lingkaran lo sendiri dan mensyukuri perasaan yang lo dapat bersama circle lo itu. Kalau Charlie, sih, bilang perasaannya enggak terbatas.
3. In This Corner of the World (2016)
Dari anime pun lo bisa belajar bersikap dewasa, loh. Kayak Suzu di film anime ini, nih. Suzu yang beranjak dewasa dalam masa-masa perang enggak pernah nerima perang yang terjadi, tapi juga enggak pernah ngeluh. Dia tetap berjuang ngejalanin hidup, seburuk apa pun situasinya. Lo perlu banget lihat Suzu menghadapi kepahitan, rasa bersalah, dan segala pergolakan batinnya.
Lo mesti tahu 5 Hal Istimewa di Film Anime In This Corner of the World.
Lo juga bisa lihat perkembangan karakter Suzu yang tadinya cuma gadis desa imajinatif bisa jadi “ibu rumah tangga” yang selalu berusaha keras buat ngebahagiain keluarga dengan caranya sendiri. Suzu selalu berpikir positif menghadapi berbagai masalah di depannya. Dia bertahan ngelewatin kepahitan hidup dan tetap bisa bersyukur di tengah situasi paling kelam sekali pun. Serius, deh, kebahagiaan sederhana yang dirasain Suzu perlu banget lo tiru supaya lo bisa selalu bersyukur dan enggak kebanyakan ngeluh.
4. The Tree of Life (2011)
Buat lo yang masih punya tanda tanya besar terkait rahasia kehidupan dan kematian, film ini bisa jadi gambaran yang bagus. Film ini hampir semacam paket lengkap buat lo yang masih mencari keberadaan sosok yang Mahakuasa, ngerasa asing di dunia lo sekarang, dan butuh jawaban akan arti keberadaan lo di dunia ini. Berat, sih, kedengarannya. Namun, film ini bisa jadi inspirasi lewat penggambaran yang indah.
Di film ini, Jack selalu mempertanyakan keberadaan Tuhan, bahkan sejak kanak-kanak. Dia ngerasa segala yang menimpanya adalah tanggung jawab Tuhan. Makanya, dia minta tolong sama Tuhan supaya ngebantu dia biar enggak berbohong, biar enggak ngelawan bokapnya, biar selalu bersyukur atas keadaannya. Sayang, semua berujung pada perasaan asing sama keberadaan Tuhan itu sendiri.
Film ini ngebawa lo ngikutin proses sampai Jack bisa jadi kayak pas dia udah dewasa. Soalnya, film ini menggambarkan bahwa luka masa kecil bakal ngebentuk diri lo pada masa mendatang. Namun, pada akhirnya, lo juga bisa belajar untuk memaafkan dan mencintai tanpa syarat dan enggak berbatas waktu. Terbaik banget, deh!
5. Dead Poets Society (1989)
Mungkin lo berpikir bahwa film ini kelewat jadul dan enggak relevan sama zama sekarang. Salah besar. Justru, kita enggak bisa ngebahas film coming-of-age tanpa ngungkit film ini. Film yang dibintangi oleh mendiang Robin Williams ini mengisahkan seorang guru yang ngajarin muridnya buat ngelihat dunia dengan cara yang berbeda yang lebih luas pandangannya. Sang guru ngenalin pemikiran bebas dan liberalnya kepada para muridnya.
Film ini inspiratif banget sampai-sampai salah satu kutipannya jadi kutipan film paling berkesan sampai sekarang. Ingat, dong, pasti? Yap! “Seize the day!” Film ini bakal bikin lo percaya bahwa ngelakuin hal yang lo suka, meski berbeda dari orang kebanyakan, sama sekali enggak salah.
Baca juga 11 Kutipan Dialog Film Hollywood Paling Berkesan.
Meski begitu, film ini juga enggak keluar jalur. Soalnya, pemikiran bebas yang diajarin sang guru ternyata berefek negatif juga. Sampai-sampai, salah satu muridnya bunuh diri karena ngerasa terkekang dan enggak bisa lari dari “paksaan” orangtua mereka.
Terlepas dari itu, film ini nunjukin bahwa di balik pemikiran bebas dan kebebasan yang para murid ini pelajari dan perjuangkan, cinta berada di atas segalanya. Para remaja itu nemuin banyak kasih sayang yang hangat dari sang guru dan ngerasa orangtua mereka dingin dan enggak asyik.
Memang, enggak ada yang lebih baik daripada nemuin seseorang yang ngertiin lo banget. Makanya, selain ngajak lo buat selalu berpikiran terbuka dan bikin hari lo jadi luar biasa, film ini juga bikin lo belajar pentingnya cinta dalam kehidupan.
6. Wonder (2017)
Film drama keluarga ini bakal bikin lo belajar bersikap dewasa dari para karakternya. Auggie (Jacob Tremblay) memiliki wajah yang unik berkat operasi berkali-kali yang dijalaninya sejak lahir. Namun, sang sutradara, Chbosky, enggak bikin lo bersedih-sedih ria dan bersimpati ngelihat keadaan Auggie. Sebaliknya, dia justru bikin lo ngelihat kebahagiaan sesungguhnya yang bisa hadir di tengah kemelut kehidupan.
Lo enggak cuma bisa belajar dari Auggie buat nerima keadaan di usia yang cenderung dini, tapi juga dari karakter lainnya yang bikin Auggie bisa berhati sebesar itu. Lo bisa ngelihat bagaimana kakaknya yang sayang banget sama Auggie dan rela mengalah demi kebahagiaan Auggie. Begitu pun orangtuanya yang selalu berusaha menghadirkan kebahagiaan buat Auggie meski Auggie tetap aja cuma anak kecil yang labil.
Nonton film ini, lo bakal menghargai orang-orang yang enggak seberuntung lo. Lo juga bakal belajar jadi kakak yang bijaksana dan pengertian dari Olivia “Via” Pullman (Izabela Vidovic), kakaknya Auggie. Yang paling penting adalah, meski enggak gampang, lo harus menerima semua kekurangan lo dan ngejadiinnya sebagai kelebihan. Mantap, ‘kan?
7. The Lion King (1994)
Pasti enggak ada di antara lo yang belum pernah nonton The Lion King. Biarpun bukan film animasi pertama Disney, film ini seakan udah jadi karya legendanya Disney. Kenapa? Jelas aja, kisah Simba yang harus kehilangan ayahnya di usia dini lalu beranjak dewasa dan mengetahui bahwa pamannyalah biang keroknya ini mengenaskan banget. Penuh intrik dan tragedi, tapi tetap nyaman ditonton oleh anak-anak berbagai generasi.
Nah, film animasi ini masuk dalam daftar karena keberadaan Simba yang sejak kecil udah ngalamin hal-hal terkelam yang mungkin enggak pernah lo bayangkan. Bayangin, kalau lo jadi Simba, apa masih bisa ketawa-tawa bareng Timon dan Pumbaa padahal lo pernah lihat ayah lo mati di depan lo?
Mau lihat film animasi kekinian yang penuh pesan mendalam, tengok aja 5 Film Animasi Paling Inspiratif 2017.
Nah, Simba justru ngasih pencerahan bahwa sepahit apa pun kehidupan, enggak ada yang perlu dikhawatirkan. Let it flow aja, sebagaimana dia juga ngebiarin perasaannya ke Nala tumbuh saat mereka puber. Simba kecil tumbuh semakin dewasa dan akhirnya bisa ngelihat kebenaran yang selama ini tertutup kabut.
Film ini juga ngajarin bahwa semua pasti ada balasannya. Tipikal film anak-anak banget, sih, bahwa yang baik pasti menang dan yang kalah bakal dapat ganjarannya. Tapi, dari situ juga lo bisa belajar untuk enggak haus kekuasaan dan enggak jadi kayak Scar yang rela ngelakuin apa pun demi takhta dan berakhir dengan kematian tragis.
***
Menjadi tua itu pasti, tapi jadi dewasa itu pilihan. Enggak ada yang jadi dewasa dalam waktu singkat. Semua butuh proses. Makanya, melalui film-film ini, lo bisa lihat bahwa setelah segala hal yang lo alami, enggak ada yang lebih baik daripada menjadikannya pelajaran dan nikmatin prosesnya.
Nah, dari tujuh film coming-of-age yang udah disebutin di atas, mana yang bisa jadi pencerahan atas kegalauan masa muda lo?