Nonton film adalah aktivitas yang biasa dilakuin saat sedang stres demi menghibur diri. Pilihannya pun beragam. Lo bisa pilih film aksi, komedi, romantis, atau pun horor. Namun, enggak semua film dibuat untuk menghibur penontonnya.
Sebagian film diciptakan untuk menjadi mahakarya yang agung, ladang penghargaan dan pujian bagi sineas-sineas di belakangnya, serta memuaskan intelektualitas penonton. Makanya, film-film ini jadi kurang asyik buat para penonton yang berniat mencari hiburan pelepas penat. Di saat mental enggak siap, nonton film-film ini malah bikin pikiran lo makin runyam karena segala kompleksitas yang disajiin. Akibatnya, film-film yang pantas dikagumi justru bakalan lo benci.
Nah, film keren apa ajakah yang sebaiknya lo hindari biar pikiran lo yang lagi penuh tekanan enggak makin tertekan?
1. Interstellar (2014)
Film ini bercerita tentang sekelompok astronaut dengan misi mencari planet lain sebagai rumah baru karena kondisi cuaca di Bumi udah sangat buruk. Apakah premisnya kayak film fiksi ilmiah pada umumnya? Jawabannya: enggak.
Interstellar adalah karya Christopher Nolan paling indah dan kompleks, memadukan fiksi ilmiah dengan dialog dan skenario yang sangat filosofis. Tiga jam yang lo lewati dengan nonton Interstellar bukanlah waktu yang terbuang percuma. Namun, waktu Interstellar dirilis, banyak banget penonton yang kebingungan dengan konsep cerita dan premis yang dipakai. Misalnya, kenapa waktu antara Joseph Cooper dan anaknya bisa beda banget? Kenapa dia cuma ngelewatin beberapa jam di luar angkasa, anaknya ngelewatin bertahun-tahun? Apa hubungannya gravitasi dengan perbedaan waktu yang jauh? Bukannya gravitasi itu cuma daya tarik, ya?
Nonton Interstellar jelas membutuhkan pengetahuan fisika dasar. Kalau lo doyan bolos saat pelajaran fisika pas sekolah, pasti bakal lupa bahwa waktu itu relatif dan daya tarik gravitasi blackhole bisa bikin perbedaan waktu yang jauh.
Yap, Interstellar memang cuma sebuah karya fiksi. Bahkan, mungkin apa yang terjadi di film ini bakal sulit dilakuin di dunia nyata. Namun, bukan berarti para pekerja kreatif di baliknya mendobrak segala logika matematika buat bikin film tersebut. Nyatanya, film ini punya premis yang rapi dan setiap adegannya seolah dibuat dengan rumus tertentu. Cantik, tapi bikin pusing!
2. Memento (2000)
Nolan kayaknya memang udah lama punya hobi bikin penonton pusing. Sebelum Interstellar, dia ngegarap Memento yang enggak cocok lo tonton pas lagi capek atau muak sama kerjaan. Pasalnya, untuk bisa memahami apa yang terjadi dalam Memento tanpa mencari bocoran/spoiler, lo harus benar-benar memerhatikan setiap detail adegan dengan penuh konsentrasi. Kalau cuma nonton sambil lalu, lo bakal bingung sama apa yang terjadi.
Memento bercerita tentang seorang cowok penderita short-term memory loss (ingatan jangka pendek), Leonard Shelby, yang mencari pembunuh istrinya. Karena penyakitnya ini, Leonard alias Lenny harus mencatat semua hal di dalam catatan, di bawah foto, atau pun melalui tato. Soalnya, apa yang dia ingat bisa aja udah dimodifikasi dengan imajinasi.
Alur film ini benar-benar enggak bisa lo nikmati dengan santai. Selain itu, Memento juga merupakan campuran antara film hitam-putih dan warna. Sekilas, mungkin lo pikir ini cuma demi estetika. Padahal, perbedaan warna ini merupakan rumus dasar buat ngurutin plot cerita.
Bisa dibilang, film ini adalah film paling gila, paling berantakan, tapi juga salah satu film jeniusnya Nolan. Meski begitu, dalam berbagai forum, mulai dari Kaskus sampe Reddit, banyak yang menganggap bahwa Memento adalah film yang membingungkan dan bikin stres.
3. The Tree of Life (2011)
Sutradara Terrence Malick memang doyan banget bikin film-film hate it or love it alias film-film layak puji saking bagusnya tapi juga dibenci karena bikin pusing. Salah satunya adalah The Tree of Life. Film ini sendiri bercerita tentang seorang anak yang merasa tertekan karena pendidikan bapaknya di masa kecil dengan latar periode 1950-an.
Ketika masih kecil, Jack, yang lebih sering berinteraksi dengan ibunya, menganggap dunia itu indah. Namun, setelah dia beranjak remaja, ayahnya memberlakukan pola pengasuhan yang keras sehingga dia trauma hingga dewasa. Segala hal berlalu, tapi Jack ngerasa masih ada yang membelenggu dalam jiwanya.
The Tree of Life punya semua kualitas buat jadi film bagus: sinematografi cantik, dialog menarik, dan penokohan yang kuat. Film ini juga memiliki pesan yang harus diresapi oleh semua orangtua dan seluruh anak di dunia: seseorang bisa jadi pribadi buruk salah satunya, ya, karena pola asuh. Seseorang yang mampu melukai orang lain adalah orang yang pernah terluka. Bisa aja luka itu berasal dari asuhan orangtua.
Sayangnya, dialog dan plot yang kelewat filosofis bikin The Tree of Life enggak bisa dinikmati semua kalangan. Lo bisa lihat ada kesenjangan antara nilai kritikus film dengan nilai penonton. Ini jadi bukti bahwa film ini enggak mendapatkan animo tinggi di tengah masyarakat meski kualitasnya luar biasa.
4. Transcendence (2014)
Buat lo yang demen filsafat sekaligus fiksi ilmiah di waktu yang sama, Transcendence adalah film ideal yang bakal lo sanggup tonton setiap hari dalam hidup lo. Film garapan Wally Pfister ini berkisah tentang Dr. Will Caster yang sedang mengembangkan sebuah proyek kecerdasan buatan dalam komputer supercanggih yang berasal dari manusia. Rencananya, semua kenangan dan pikiran manusia bisa dimasukin ke komputer itu sehingga manusia enggak akan pernah mati.
Sayangnya, sebelum percobaan itu berhasil, Will udah keburu meninggal karena ditembak oleh kelompok militan yang membenci proyeknya. Sebelumnya, sang istri, Evelyn, dan sahabatnya, Max, berhasil mencadangkan pikiran Will dalam komputer supercanggih tersebut. Will pun hidup kembali dalam komputer itu.
Memang, sih, premis kayak begitu udah banyak digunakan dalam film-film fiksi ilmiah. Namun, Transcendence enggak jatuh pada tipikal fiksi ilmiah yang dangkal berkat dialog dan monolog yang cukup filosofis, terutama tentang kesadaran. Apakah saat manusia mati dan pikirannya dipindahin ke alat tertentu, kesadaran juga akan pindah ke alat tersebut?
Pertanyaan itu sebenarnya enggak terjawab secara gamblang di Transcendence. Namun, di bagian akhir film, saat Evelyn bertanya ke Will akan ke manakah dia ketika komputer dan segala teknologi canggih itu rusak, Will berkata bahwa dia akan ke mana aja. Dia bisa jadi angin, air, dan segala hal di dunia ini. Hal ini bikin kita berpikir bahwa mungkin mereka yang meninggalkan kita kini ada di sekitar kita dalam rupa yang berbeda.
5. Predestination (2014)
Saat menonton hasil garapan Spierig Bersaudara ini, awalnya lo bakal mengira bahwa ini adalah film tentang seorang agen yang menggunakan mesin waktu demi memburu penjahat, semacem Looper (2012). Nyatanya, premis film yang dibuat berdasarkan cerita pendek karya Robert A. Heinlein ini enggak segampang itu.
Predestination bercerita tentang seorang agen pelompat waktu yang dibekali kelamin ganda, Jane alias John. Jane mengejar-ngejar penjahat yang enggak lain adalah dirinya sendiri. Bahkan, dia dihamili seseorang yang rupanya juga dirinya sendiri. Lo masih dibikin pusing lagi karena Jane melahirkan anak yang akhirnya diculik oleh dirinya sendiri dan dibawa ke masa lalu dan ternyata anak itu adalah diri dia sendiri.
Lo mungkin bingung kenapa Jane bisa bercinta dengan John. Soalnya, di suatu titik, rahim, uterus, dan segala organ kewanitaannya harus diangkat setelah dia operasi caesar. Yap, film ini benar-benar unik, bikin kita tercengang dan ngerasa dibohongin karena sejak awal film ini cuma berputar di satu tokoh.
Ditambah lagi, film ini punya atmosfer yang gelap, sama gelapnya dengan pikiran si tokoh yang rela memelihara sifat narsis alias mencintai diri sendiri dan rela berputar-putar di lini masa kehidupannya hanya demi menciptakan kehidupan yang baik.
***
Film-film ini cocok ditonton kalau lo lagi butuh inspirasi atau memang lagi dalam keadaan sehat pikiran. Soalnya, dengan sinematografi ciamik dan segala kompleksitas yang disajiin, film-film ini bisa bikin intelektualitas dan kepekaan lo sebagai seorang manusia semakin terasah. Namun, pas lagi keadaan tertekan, sedih, atau pun lelah, mendingan lo pilih film lain, deh.
Nah, dari film-film yang udah disebutin di atas, mana yang paling lo suka saking kerennya tapi juga lo benci karena bikin pusing?