Info 
Selain cinta enggak berbalas, ada lagi, nih, satu jenis cinta yang mampu bikin kalian masuk IGD, yaitu cinta tak direstui. Malah, yang satu ini lebih menyakitkan karena kalian sudah tahu bahwa perasaan kalian sepadan, tetapi enggak bisa diteruskan lantaran faktor eksternal. Beberapa film drama menjadikan tragedi cinta seperti ini sebagai inspirasi.
Kalau kalian merasa butuh teman dalam meresapi kejadian cinta tak terbalas, simak aja, yuk, film-film di bawah ini.
1. Shakespeare in Love (1998)
Bukan cuma karyanya, William Shakespeare sendiri mengalami sebuah derita cinta enggak terbalas, nih, setidaknya menurut film Shakespeare in Love. Dalam film drama ini, dikisahkan bahwa William sedang mengalami writer’s block. Dia pun kemudian bertemu sama Viola, seorang perempuan penyuka teater, yang mampu memainkan peran dengan baik dan menjadi tempat bertukar pikiran yang menyenangkan.
Sayang, Viona sudah dilamar sama Lord Wessex, seorang bangsawan. Dan cinta Viola-William tentu bukan sebuah hal yang disenangi orangtua Viola.
Jamak banget, nih, kisah cinta enggak direstui karena kasta. Apalagi di zaman pertengahan. Menurut kalian, apakah orangtua berhak kalau menginginkan kedudukan finansial yang terbaik buat anak, layaknya orangtua Viola?
2. Ave Maryam (2018)
Untuk film Indonesia yang satu ini, kisah cinta tak terlarangnya memang sedikit berbeda sama yang ada di film pada umumnya. Ave Maryam berkisah tentang seorang suster (biarawati) di Semarang yang enggak pernah berpikir bahwa dalam pengabdiannya ke gereja, dia bakal jatuh cinta. Cinta itu ditambatkannya kepada Romo Yosef, seorang imam Katolik yang baru saja datang ke gerejanya.
Cinta ini jelas enggak akan berjalan dan bermuara bahagia, dan di film drama ini kita akan melihat sebuah rintangan cinta yang bikin sesak hati, sekaligus pertanyaan tentang komitmen dan kesetiaan terhadap sebuah hal yang kita yakini.
3. Silariang (2018)
Putra pengusaha kaya saling jatuh cinta sama putri bangsawan? Hmm, seolah kisah cinta mereka enggak ada rintangannya ya. Namun, enggak dalam budaya Bugis yang kali ini jadi premis film drama ini.
Silariang berkisah tentang Wisnu dan Zulaikha yang merupakan pasangan kekasih. Mereka berdua benar-benar saling mencintai dan niat buat nikah. Enggak ada halangan, dong, harusnya, secara finansial pun sehat.
Sayangnya, nih, keluarga Zulaikha enggak setuju karena merasa bahwa mereka berdua beda kasta. Iya, kasta dalam hal keturunan, bukan masalah harta. Mereka pun memutuskan buat kawin lari, dan otomatis harus hidup susah. Di sinilah realita mulai dihadapkan di depan mereka.
Silariang ini keren banget, karena mengangkat hal yang jarang ada di sinema Indonesia, yakni tentang fenomena masyarakat Bugis. Selain itu, para aktor dan aktris bisa fasih banget berlogat Bugis. Banyak juga, lho, semiotika-semiotika yang maknanya dalam.
4. Amira & Sam (2014)
Di Amerika Serikat, ada juga, nih, film drama yang bercerita tentang dua orang yang saling mencintai, tetapi terhalang budaya. Amira adalah seorang imigran Irak ilegal, dan Sam adalah veteran perang.
Kondisi ini tentu dilematis abis, karena kedudukan Amira di mata hukum aja udah sangat terlarang. Belum lagi ditambah sama lingkungan, keluarga, dan lain sebagainya.
Film drama berdurasi satu jam lebih ini cukup mengharukan dan manis, walaupun ada beberapa pihak yang bilang kalau film ini lebih mirip kayak dokumenter daripada drama.
5. The Classic (2003)
Ini adalah kisah cinta yang benar- benar mengiris hati. Ji-hye membaca surat-surat ibunya, Joo Hee, yang ditujukan pada cinta sejatinya, Joon Ha. Mereka bertemu di desa.
Selain karena kesalahpahaman, perbedaan kasta sosial di antara mereka juga bikin hubungan enggak berjalan sesuai dengan keinginan. Siapa yang menduga bahwa Ji-hye malah berjodoh sama anak Joon Ha? Mereka seolah enggak mau mengulang kesalahan orangtua mereka.
***
Kadang, pahitnya kisah cinta justru bisa jadi ide film paling mengharukan. Nah, apakah kisah cinta film drama di atas menginspirasi kalian untuk kuat bertahan? Atau ada film drama lain soal cinta tak direstui yang bikin hati kalian sesak? Bagikan di kolom bawah, ya?
