Selama satu dekade, Marvel Cinematic Universe telah memperkenalkan para karakternya kepada para penonton, baik penggemar lama atau penggemar baru. Lama-kelamaan, Marvel Studio malah ngasih tontonan yang lebih baru dan modern, alias enggak terpaku pada komik. Salah satunya di Avengers: Infinity War (2018), sang sutradara beralasan untuk apa difilmkan kalau ceritanya sama dengan komiknya.
Alasan yang masuk akal! Namun, akan berat tanggung jawabnya. Kalau enggak sesuai ekspektasi, dijamin filmnya bakal gagal. Bisa jadi, karena Avengers: Infinity War berhasil, Marvel kembali “mendobrak aturan” untuk bikin cerita enggak terpaku pada komiknya, melalui film Captain Marvel (2019). Presiden Marvel, Kevin Feige mengatakan bahwa cerita asal-usul Captain Marvel di filmnya bakal jadi tipe yang berbeda.
"Yang ini beda banget dan sangat menarik. (Latarnya) itu terjadi pada tahun 1990-an dan kisah asal-usul pahlawan kami akan jadi jenis cerita asal yang sangat berbeda. Ya, kami sangat bersemangat untuk menampilkannya kepada penonton." ujar Feige dalam sebuah wawancara dengan Variety di British Academy Britannia Awards.
Kevin Feige: #CaptainMarvel is "a different type of origin story" https://t.co/e1uhd6kWaS #Britannias pic.twitter.com/osdYmjDjwN
— Variety (@Variety) 27 Oktober 2018
Pernyataan Feige tentang film Captain Marvel ini memunculkan pertanyaan tentang seberapa banyak cerita komik Captain Marvel dalam filmnya. Dalam komik, Carol Danvers dapat kekuatannya setelah terkena ledakan kerangka genetik Kree yang disebut Psyche-Magnetron. Hal itu mengubahnya jadi hibrida antara manusia-Kree.
Sepertinya, hal ini bakal jadi khas Marvel ketika mengadapasi komik jadi film. Bisa jadi, Marvel justru menciptakan tren film superhero untuk enggak sepenuhnya mengadaptasi materi aslinya. Film-film superhero harus dibikin baru, modern, dan kreatif.
Bagaimana menurut lo? Apakah lo punya ekspektasi dari film Captain Marvel yang bakal tayang pada 8 Maret 2019? Share di kolom komentar, ya!