Setelah “puasa” pada 2020, Marvel Studios akhirnya kembali merilis sejumlah film superhero yang menjadi bagian dari MCU pada 2021 lalu. Salah satu film tersebut adalah Black Widow (2021) yang menjadi film solo pertama bagi Scarlett Johansson sebagai Natasha Romanoff. Menariknya, film ini memiliki model perilisan yang cukup berbeda dengan sejumlah film MCU lainnya.
Hal ini karena Disney dan Marvel merilis Black Widow pada jaringan bioskop serta layanan streaming Disney+ pada waktu yang bersamaan. Penonton yang menggunakan Disney+ memang harus mengeluarkan uang tambahan selain biaya berlangganan buat bisa menyaksikan film itu di rumah. Namun, model perilisan tersebut justru mengakibatkan kerugian yang sangat besar terhadap filmnya.
Melansir Deadline, film Black Widow kabarnya mengalami pembajakan sebanyak 20 juta kali sepanjang 2021 lalu. Pembajakan tersebut kabarnya membuat Marvel dan Disney mengalami kerugian kurang lebih 600 juta dolar (sekitar Rp8,6 triliun). Hal ini terjadi karena model perilisan di layanan Disney+ yang membuat orang jadi lebih mudah buat melakukan pembajakan karena bisa diakses secara digital.
Seandainya tak mengalami pembajakan, Black Widow kemungkinan akan menjadi film pertama yang meraih pendapatan 1 miliar dolar (sekitar Rp14,3 triliuan) pada 2021. Soalnya, pendapatan Box Office film tersebut dari penayangannya di bioskop adalah 379,6 juta dolar (sekitar Rp5,4 triliun). Jika ditotal dengan kerugian pembajakan, tentunya raihan film tersebut bisa mencapai 900 juta hingga 1 miliar dolar.
Kerugian dari pembajakan tersebut jugalah yang kemudian membuat Marvel Studios akhirnya melakukan model perilisan berbeda pada sejumlah film MCU lainnya. Kini, film MCU akan rilis terlebih dahulu di bioskop dan punya jeda sekitar dua bulan sebelum akhirnya bisa diakses tanpa biaya tambahan pada layanan streaming Disney+.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan kerugian yang dialami film Black Widow tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk kabar terbaru seputar film lainnya, ya!