7 Film Animasi Disney yang Sisipkan Ilmu Parenting

– Film animasi Disney tak hanya beri nilai moral bagi anak-anak, tapi juga bisa direnungi oleh para orangtua.
– Sebagian besar judul film Disney di bawah ini kategori populer.

Target film animasi memang mayoritas untuk anak-anak. Visual yang lucu, jalan cerita yang ringan, dan sarat makna. Salah satu rumah produksi yang konsisten menggarapnya, yakni Disney, pabrikan film animasi yang mungkin paling jempolan dalam meramu dan menyajikan cerita.

Dalam film Disney juga ternyata ada selipan-selipan pelajaran yang justru bisa jadi renungan oleh para orangtua. Ada banyak ilmu parenting dalam film Disney yang bagus untuk dipelajari.

Di bawah ini ada beberapa rangkuman film animasi Disney dengan adegan-adegan yang memberi ilmu cara menjadi orangtua yang baik.

1. Toy Story 2 (1999) – Setiap anak butuh perhatian

Via Istimewa

Barangkali, keluarga Andy dalam film Toy Story 2 (1999) adalah keluarga yang harmonis. Namun, Andy punya tetangga bernama Sid yang kelakuannya terlalu berlebihan. Sid seperti memiliki kepribadian kejam yang sebetulnya tak harus dimiliki anak sekecil itu.

Ada banyak hal yang membuat anak bisa bertingkah seperti itu. Salah satunya bisa jadi karena kurangnya perhatian pada anak. Sid memang tampak tak terlalu diperhatikan oleh orangtuanya. Dia diberi kebebasan tanpa diberitahu hal tersebut terpuji atau tidak.

2. Finding Nemo (2003) – Beri kepercayaan pada anak

Via Istimewa

Apa yang dilakukan oleh Marlin adalah hal yang benar. Sebagai seorang ayah tunggal, dia begitu khawatir akan keadaan Nemo, anak semata wayangnya. Apalagi Nemo memiliki kelainan dengan ikan lain: satu siripnya tak tumbuh baik.

Meski begitu, Nemo bukan ikan yang lemah, dia selalu ingin menunjukan pada ayahnya bahwa dia telah tumbuh dan bisa dipercaya. Namun, Marlin masih merasa Nemo belum siap. Alhasil apa yang terjadi dalam film ini terwujud: Nemo terpisah dengan ayahnya.

Film ini menunjukkan bahwa kepercayaan orangtua pada anak itu penting. Orangtua akan selalu menganggap anaknya belum siap, tapi si anak juga pasti punya keinginan untuk tampil sesuai apa yang dia kehendaki atau membuktikan kemampuan mereka.

3. Tangled (2010) – Berikan pujian kepada anak

Via Istimewa

Sosok Gothel dalam film Tangled memang menjengkelkan. Nenek paruh baya itu memang membuat Rapunzel terpenjara dan tidak bisa kemana-mana. Rapunzel tidak hanya terpenjara secara fisik. Si Gothel juga membuat Rapunzel kehilangan percaya diri.

Gothel selalu mengejek penampilan fisik Rapunzel. Menganggap bahwa tak akan ada orang yang menyukai Rapunzel. Sang putri terus dikekang secara fisik dan batin. Hal tersebut jadi pelajaran bagus bagi setiap orangtua untuk tidak melakukan hal serupa ke anaknya. Setiap anak berhak mendapat pujian dari orangtuanya sendiri.

4. Frozen (2013) – Dilarang bikin anak minder

Via Istimewa

Frozen jadi salah satu seri film Disney paling sukses. Menceritakan kesaktian seorang putri bernama Elsa yang memiliki kemampuan mengeluarkan es dari tangannya. Namun, orangtuanya melihat itu sebagai kekurangan dari Elsa. Dirinya dianggap tidak normal, bahkan oleh orangtuanya sendiri.

Elsa jadi jarang keluar kamar dan orangtuanya memberikan sarung tangan untuk menutupi kekurangan anak sulungnya. Elsa jadi minder sama dirinya sendiri hingga emosinya kerap enggak terkontrol. Keistimewaan tersebut dianggap kekurangan.

Adegan di awal film tersebut mengajarkan bahwa dilarang membuat anak-anak minder akan perbedaan yang dia miliki. Justru, keistimewaan yang dimiliki dijadikan kekuatan untuk membantu sesama.

5. Inside Out (2015) – Ajak anak bicara

Via Istimewa

Film Inside Out memang punya premis yang sangat unik. Menampilkan secara visual apa yang terjadi di otak kita ketika merasa sedih, senang atau marah. Tokoh utama dalam film ini Joy adalah tokoh yang mudah murung. Semakin dewasa, Joy semakin menutup diri.

Ditambah, Joy merasa dirinya khawatir tak berhasil bahagiakan orangtua. Jadi, tentu dalam film ini komunikasi dari orangtua ke anak adalah modal berharga. Anak butuh didengar kecemasannya dan hanya orangtua yang mungkin dapat mengerti.

6. Moana (2016) – Kontrol batas kebebasan anak

Via Istimewa

Moana dikenal sebagai gadis yang pintar dan didapuk jadi calon kepala suku. Namun, Moana selalu tertarik dengan laut dibanding desanya sendiri. Dia selalu ingin mengarungi lautan. Hal itu selalu ditentang oleh orangtuanya yang terlampau khawatir.

Sebetulnya, kekhawatiran itu tepat, tapi barangkali ada batasnya. Moana yang nekat mengarungi lautan benar-benar berhasil membuktikan bahwa keputusannya tepat walau berisiko.

Setiap orangtua yang nonton film ini barangkali bisa ambil pesan untuk tidak terlalu membatasi anaknya. Atau setidaknya jika terlampau khawatir, ajak anak berbicara tentang risiko-risiko yang bisa saja terjadi.

7. Coco (2017) – Anak adalah segalanya

Via Istimewa

Demi mengejar kariernya, Hector meninggalkan anak dan istrinya. Dia pergi untuk mengejar mimpinya menjadi musisi terkenal. Nahas, nasib buruk menimpanya. Meski akhirnya dibenci oleh keluarga istrinya, Coco, anak Hector tetap berharap dapat menemui ayahnya lagi untuk sama-sama bernyanyi.

Dari film Coco, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa membahagiakan anak adalah segalanya. Tentunya, kebahagiaan itu harus dilihat dari perspektif anak dan orangtua. Anak adalah motivasi terbesar dari orangtua. Jadi, mulai lah melihat kebahagiaan anak sebagai cita-cita dan mengesampingkan cita-cita pribadi.

***

Tujuh film animasi di atas jadi bukti bahwa ilmu parenting dan nilai moral dapat disisipkan dalam banyak tipe film. Bahkan dari film animasi pun, kita bisa belajar bagaimana caranya jadi orangtua yang baik. Nah, dari tujuh film animasi di atas, mana yang mengajari nilai penting menjadi seorang orangtua?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.