Film adaptasi game pertama Indonesia ini berhasil ditayangkan di beberapa negara. Namun, ada insiden dalam pembuatan film DreadOut!
Satu lagi film horor baru yang wajib ditonton oleh penggemar kisah-kisah misteri, yakni DreadOut. Film ini bercerita tentang sekelompok anak SMA yang melakukan perjalanan dan siaran langsung seputar aktivitas mereka di sebuah apartemen tidak berpenghuni.
Seperti yang bisa ditebak. Tindakan mereka justru membawa bencana. Tanpa disadari, anak-anak SMA tersebut telah membuka portal ke neraka.
Membaca sekilas sinopsisnya, cukup seram, ya. Kira-kira filmnya juga bakal seseram itu tidak, ya? Eits, sebelum kamu cek filmnya buat cari tahu, yuk, cek fakta filmnya supaya makin seru!
11 Fakta Menarik Film DreadOut
1. Film Adaptasi Game Lokal Pertama
Kamu yang hobi banget main game, pasti sudah tidak asing lagi dengan judul film ini. Ya, DreadOut diadaptasi dari sebuah game lokal dengan judul sama yang dikembangkan oleh Digital Happiness, sebuah perusahaan developer game yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
Alih-alih mengadaptasi ceritanya secara utuh, film DreadOut dibuat sebagai prekuel atau mengambil latar di luar dari latar waktu kisah asli.
Yang unik, di film DreadOut juga diceritakan bagaimana Linda (Caitlin Halderman) menggunakan smartphone-nya untuk menaklukkan hantu.
2. Sempat Diwarnai Beberapa Insiden
Saking seriusnya para aktris dan aktor dalam mendalami perannya masing-masing, sempat terjadi beberapa insiden yang cukup membuat pengalaman tak terlupakan bagi para pemain.
Dua di antaranya seperti yang dialami oleh Caitlin Halderman yang berperan sebagai Linda, Ia tidak sengaja terkena sabetan celurit. Lalu Rima Melati Adams yang sempat terkena kamera hingga luka karena tidak bisa melihat dengan jelas saat menggunakan lensa kontak berwarna putih.
3. Pembuatan Naskah Hampir 4 Tahun
Lamanya pembuatan naskah ini dikarenakan pihak pembuat film ingin DreadOut sesuai dengan yang diharapkan memiliki kualitasnya yang berbeda dari film horor lainnya.
Selain itu, pihak produser juga meminta film ini ditujukan untuk usia 17 tahun ke atas sehingga pembuatannya jadi semakin sulit.
4. Pemeran Utama Tidak Menggunakan Stuntman
Caitlin Halderman yang berperan sebagai Linda alias si pemeran utama dikabarkan tidak menggunakan stuntman. Padahal, aksinya cukup banyak melibatkan hal-hal yang membahayakan, seperti tubuhnya ditarik dengan sling dan dibenturkan.
5. Ditayangkan di Luar Negeri
Dengan dukungan dan kerja sama dari CJ Entertainment, film DreadOut dikabarkan tayang di beberapa bioskop di luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Taiwan.
6. Akan Dibuat Semestanya
Rencananya film DreadOut akan dibuat semestanya dengan alasan kekayaan intelektual. Kabar baiknya, rencana ini didukung oleh CJ Entertainment yang turut menggarap film ini dan sangat ingin membuat semesta film horor.
Sang sutradara, Kimo Stamboel bermimpi jika dapat merilis serial DreadOut di OTT atau yang biasa disebut layanan musik streaming.
Ya, kita doakan saja semoga serial film ini bisa rilis sekuelnya, ya. Jika berhasil, hal ini bisa menjadi suatu kebanggaan karena hasil karya anak bangsa.
7. Karakter Hantu yang Unik
Dalam film DreadOut, hantu-hantu yang ditampilkan cukup seram, tetapi unik karena penampilannya tidak biasa.
Ada hantu dengan kebaya merah yang menjadi tokoh paling seram. Lalu juga ada pocong besar yang memegang celurit dan bisa berjalan. Hal ini berbeda dengan pocong yang diketahui masyarakat.
8. Para Aktor dan Aktris Ditantang Menunjukkan Kemampuannya
Dalam film DreadOut, para aktor dan aktris semuanya ditantang mengeluarkan kemampuan akting terbaiknya.
Bahkan, akting yang sama sekali belum pernah mereka coba, seperti Marsha Aruan yang harus beradegan kesurupan yang tidak terhitung jumlahnya hingga Jefri Nichol dan Rima Melati Adams yang harus bisa menggunakan bahasa Sunda.
Bukan cuma itu, Jefri Nichol sampai rela mendengarkan musik gamelan Sunda saat tidur untuk dapat menghayati perannya, loh.
9. Nuansa Sunda yang Kental
Karena tidak ingin menghilangkan ciri khas dari DreadOut yang dalam game-nya sendiri menggunakan bahasa Sunda, Kimo Stamboel pun mengadopsi latar Sunda secara totalitas untuk filmnya.
Bahkan, untuk aksara yang digunakan sebagai mantra pembuka portal ke neraka pun berdasarkan aksara Sunda daerah pesisir.
10. Penggunaan CGI yang Maksimal
Film DreadOut dibuat dengan penggunaan CGI yang tidak main-main untuk menghasilkan tampilan yang maksimal. Hal ini juga dilakukan agar memberikan vibe yang sama dengan video game-nya.
Kamu yang pernah memainkan video game-nya tentu akan bisa menilai apakah film ini sama dengan setting dalam game-nya.
11. Kritik yang Jadi Pembelajaran
Untuk film DreadOut yang menjadi adaptasi dari video game tentu akan menuai pendapat dari para gamers juga, seperti yang pernah terjadi pada film-film lain adaptasi dari game, misalnya Tomb Raider, Resident Evil, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Kimo sebagai sutradara legawa untuk menerima kritik, termasuk dari para pemain game, ya, selama tidak terlalu kasar.
Sutradara yang tergabung dalam The Mo Brothers ini juga sangat rajin membaca review dari penonton, termasuk review negatif. Hal ini ia lakukan untuk bisa mendapatkan masukan tentang apa yang kurang dari film yang ia garap. Kemudian mereka menjadikan hal itu sebagai perbaikan untuk film-film selanjutnya.
***
Nah, itulah 11 fakta film DreadOut yang dirilis pada Januari 2019. Secara keseluruhan, film ini layak untuk kamu tonton jika memang pencinta film horor dan game horor survival.
Oh iya, untuk kamu yang belum nonton film DreadOut, kamu bisa langsung mengakses film ini di layanan streaming film, seperti Netflix. Jadi, jangan lupa nonton film DreadOut, ya, dan bagikan pendapatmu soal film ini di kolom rate and review.