Berikut alasan Denny Siregar mengangkat kisah Kerusuhan Mako Brimob 2018 di film Sayap-sayap Patah!
Apakah kamu masih ingat dengan salah satu kejadian kerusuhan memilukan di Indonesia yang terjadi pada 2018? Pada 8 Mei 2018 sekitar pukul 21.30 WIB, terjadi kerusuhan di Rutan Salemba cabang Mako Brimob yang berlokasi di Kelapa Dua, Depok. Sel tahanan narapidana kasus terorisme dikabarkan jebol dan terjadi kericuhan antara petugas dan tahanan.
Kerusuhan di Mako Brimob bahkan berlangsung selama berhari-hari hingga 10 Mei 2018. Tercatat ada lima anggota Densus 88 dan satu orang narapidana yang jadi kroban jiwa. Kamu mungkin masih ingat dengan kekacauan yang terjadi saat itu lewat siaran TV atau internet.
Nah, Denny Siregar Production dan Maxima Pictures kini sedang menggarap film yang diadaptasi dari peristiwa Kerusuhan Mako Brimob 2018. Enggak main-main, film yang diberi judul Sayap-sayap Patah ini digarap oleh salah satu sutradara ternama Indonesia, yaitu Rudi Soedjarwo. Sayap-sayap Patah juga diramaikan oleh deretan aktor ternama, di antaranya Nicholas Saputra, Ariel Tatum, Poppy Sovia, dan aktor ternama lainnya.
KINCIR dapat kesempatan mengobrol dengan eksekutif produser Sayap-sayap Patah, yaitu Denny Siregar. Yuk, simak obrolan KINCIR tentang proyek film ini.
KINCIR: Bagaimana proses ide untuk membuat film tentang kerusuhan Mako Brimob 2018, hingga keterlibatan Rudi Soedjarwo sebagai sutradara proyek film ini?
Denny: Sejak awal, saya memang ingin melebarkan “perang” saya melawan radikalisme lewat film. Saya yakin film adalah propaganda terbaik untuk menanamkan rasa nasionalisme dan toleransi kepada anak bangsa dengan segmen yang lebih lebar.
Film pertama yang saya buat, yang akan tayang pada 17 Maret 2022 di bioskop, adalah film tentang persahabatan seorang guru SD dengan anjing. Film ini sarat makna tentang persahabatan antarmahluk. Film kedua saya, yaitu Sayap-sayap Patah, adalah hasil perbincangan dengan beberapa teman untuk mengangkat kisah para pahlawan masa kini yang gugur dan tidak terpotret peristiwa gugurnya.
Sesudah ngobrol dengan produser Yoen K, kami kemudian sepakat untuk menunjuk Rudi Soedjarwo sebagai sutradara. Pertama, dia sutradara yang bagus dan kuat di drama. Kedua, dia adalah anak dari mantan Kapolri alm. Anton Soedjarwo. Keterikatan Rudi dengan polisi inilah yang membuat dia sangat cocok menyutradari film ini.
KINCIR: Apa alasan peristiwa Mako Brimob 2018 dipilih untuk Sayap-sayap Patah?
Denny: Kerusuhan di Mako Brimob adalah kejadian besar di 2018. Sayangnya, peristiwa itu seakan terlupakan. Saya ingin mengangkatnya kembali lewat film ini karena kejadian tersebut sarat peristiwa kejahatan atas nama agama yang disalahtafsirkan.
Saya juga ingin membuat monumen untuk lima orang anggota Densus 88 yang gugur dalam peristiwa itu. Selama ini, banyak sekali narasi yang dibangun seolah-olah kejadian terorisme itu tidak ada. Terorisme itu ada dan sangat nyata. Korbannya begitu banyak.
KINCIR: Apakah ada makna di balik pemilihan judul Sayap-sayap Patah?
Denny: Sayap-sayap Patah saya ambil dari terjemahan bahasa Inggrisnya broken wings. Ini menggambarkan yang mana peristiwa itu membuat sayap Garuda, lambang negara kita, menjadi patah karena tindakan terorisme. Namun, sesuatu yang patah bisa diobati lagi dan sekarang kita kembali terbang tinggi.
KINCIR: Film Sayap-sayap Patah nantinya bakal ada muatan kisah cinta keluarga. Nah, kisah cinta keluarga ini apakah mengambil kisah nyata dari salah satu korban atau menggunakan karakter fiktif?
Denny: Film Sayap-sayap Patah bukanlah film aksi, tetapi ini film drama. Kisah tentang seorang lelaki yang berprofesi sebagai polisi, sekaligus seorang kekasih, yang terjebak dalam kerusuhan di Mako Brimob. Terinspirasi dari kejadian nyata, karakter fiktif sengaja digunakan supaya tidak menyinggung keluarga korban.
KINCIR: Mengapa kisahnya tidak fokus pada kerusuhannya, seperti film drama thriller? Apakah ini sebagai cara agar filmnya bisa diterima oleh banyak kalangan?
Denny: Saya memang tidak ingin fokus pada peristiwanya, tetapi nilai kemanusiaan di dalam peristiwanya. Nilai kemanusiaan tertinggi adalah cinta, yang digambarkan oleh Nicholas Saputra dan Ariel Tatum. Ya, saya harap film ini dapat diterima oleh semua kalangan, tidak hanya kalangan pencinta film aksi saja, supaya pesan kemanusiaannya bisa tersebar lebih luas.
KINCIR: Sayap-sayap Patah dibintangi deretan aktor ternama, termasuk Nicholas Saputra dan Ariel Tatum. Apakah anda juga terlibat dalam pemilihan para aktor?
Denny: Saya terlibat penuh dari awal, mulai dari ide, pemilihan sutradara, dan pemilihan aktor-aktor utama. Saya merasa punya ikatan emosional dengan film ini, meskipun saya bukan dari keluarga polisi. Kejadian ini memang bukan sebuah peringatan buat kepolisian saja, tetapi juga untuk seluruh rakyat Indonesia.
KINCIR: Apa pesan utama yang ingin disampaikan dari film Sayap-sayap Patah?
Denny: Radikalisme itu sangat berbahaya buat negara kita. Radikalisme itu bukan perintah agama manapun. Dia jahat karena menggunakan agama sebagai alat. Sudah waktunya kita berperang melawan radikalisme dalam bentuk apapun. Kebetulan saya senang bermain di “udara” lewat media sosial dan film, maka disanalah medan perang terhadap radikalisme yang saya gencarkan.
***
Proses produksi Sayap-sayap Patah akan dimulai pada Februari 2022 dan filmnya direncanakan tayang pada Juli 2022. Kita tunggu saja pengumuman mengenai tanggal pasti perilisan film ini, ya!