Boneka Chucky memang telah hadir kembali tahun ini dengan wajah baru dan kemasan baru. Dalam Child’s Play (2019) yang merupakan remake garapan Lars Klevberg, Chucky bukan lagi sekadar boneka pembunuh.
Memang agaknya remake ini merupakan langkah MGM buat bikin “angin segar” untuk boneka pembunuh Chucky, sekaligus lepas dari Chucky versi Charles Lee Ray yang diambil Universal. Ada beberapa bagian penting yang memang dibuat berbeda dari film pertamanya yang rilis pada 1988.
Mau tahu apa aja perbedaan Child’s Play 1988 vs. Child’s Play 2019? Langsung aja simak di sini!
1. Dari Good Guys Jadi Buddi
Jika Chucky dalam Child’s Play (1988) merupakan salah satu boneka Good Guys, dalam remake-nya Chucky merupakan salah satu dari seri boneka Buddi. Ini bukan cuma perkara beda nama.
Beda sama film pertamanya yang enggak melibatkan terlalu jauh keberadaan boneka Good Guys di pasaran dalam plotnya, remake-nya justru menjadikan boneka Buddi sebagai sumber konfliknya.
Good Guys enggak bisa dibilang terlibat dalam Child’s Play (1988) karena boneka Chucky enggak dibentuk dari boneka tersebut. Charles Lee Ray-lah yang membentuk Chucky.
Sebaliknya, Buddi merupakan yang membentuk Chucky. Karena Buddi adalah boneka dengan AI, Chucky bisa menjadi dirinya sendiri dengan mempelajari hal-hal di sekitarnya.
Ditambah lagi, remake ini bahkan sampai membuat lagu tema buat boneka Buddi. Jadi, keberadaan Chucky sebagai Buddi sendiri cukup bikin merinding karena dalam lagunya, Buddi adalah “teman sampai akhir”.
Dalam lagunya, Buddi akan jadi milik kalian sampai hari kalian mati. Saat Chucky berubah jadi pembunuh gila, lagu itu pun jadi semacam lagu kematian. Ini bikin keberadaan seri boneka Buddi bukan cuma tempelan kayak boneka Good Guys di film pertamanya.
2. Dari Voodo Jadi Teknologi AI
Child’s Play (1988) menghidupkan boneka bernama Chucky dengan ilmu hitam. Pasalnya, plot utama film jadulnya adalah tentang Charles Lee Ray, seorang pembunuh berantai yang memindahkan jiwanya ke dalam Chucky pakai mantra voodoo.
Ada unsur supernatural di dalamnya yang menjelaskan bagaimana Chucky bisa bertindak layaknya pembunuh gila. Sebaliknya, dalam versi 2019, Chucky hanyalah salah satu dari boneka Buddi yang dirilis oleh perusahaan teknologi terkemuka, Kavlan.
Boneka dengan teknologi AI ini memang diprogram bisa melakukan hal-hal yang tertentu dan memproses hal-hal baru yang dipelajari kemudian. Chucky diprogram untuk menjadi “teman selamanya” bagi anak-anak dan keluarga.
Buddi sebenarnya juga diprogram untuk enggak bisa menyakiti manusia. Namun, kali ini, kemarahan salah satu pemrogramnya membawa Chucky menjadi boneka “gagal” yang bisa mengatakan kata-kata kasar sampai melakukan kekerasan.
Jadi, keberadaan Chucky sebagai boneka pembunuh gila kali ini adalah murni berkat keterlibatan teknologi yang mudah jadi bencana. Mengingatkan kalian sama salah satu episode Black Mirror?
3. Andy Kecil Jadi Remaja
Dalam Child’s Play (1988), Andy Barclay digambarkan sebagai anak laki-laki berusia 6 tahun yang menerima boneka Good Guys sebagai hadiah ulang tahunnya.
Masih sama dengan versi 1988, Andy Barclay versi 2019 juga menerima boneka Buddi sebagai hadiah ulang tahunnya. Bedanya, dalam versi remake-nya, Andy bukan lagi anak kecil, melainkan anak laki-laki beranjak remaja yang berusia 13 tahun.
Kenapa hal ini jadi perbedaan besar? Dalam film pertamanya, unsur thriller dibangun juga dengan kepolosan Andy yang diduga merupakan anak psikopat, padahal mencurigai Chucky sebagai boneka pembunuh. Namun, tetap aja, Andy dalam Child’s Play (1988) hanyalah anak-anak.
Makanya, ketika dia menerima boneka, dia kelihatan senang banget dan dengan mudah dekat sama Chucky. Makanya, ketika dia mulai bicara soal boneka yang membunuh, orang-orang dengan cepat menuduhnya psikopat.
Sebaliknya, dalam Child’s Play (2019), kalian sejak awal udah dibuat simpati kepada Andy yang memang punya gangguan pendengaran. Ditambah lagi, Andy adalah anak yang sangat menyayangi ibunya dan kesulitan mendapatkan teman.
Plot yang sama enggak bisa dipakai di versi remake ini. Andy yang berusia 13 tahun juga digambarkan enggak antusias menerima boneka Buddi sebagai hadiah ulang tahunnya, meski disebutkan dia menginginkan boneka itu tahun lalu.
Karena enggak antusias, wajar kalau Andy enggak terlalu peduli sama bonekanya pada awalnya, apalagi dia juga menganggap bonekanya cacat. Namun, lama kelamaan Andy yang enggak punya teman menganggap sebagai temannya.
Chucky pun melihat Andy sebagai teman terbaiknya karena itu bagian dari programnya. Hal ini bikin hubungan sama Andy dan Chucky menjadi bagian dari konflik karena, bagaimanapun, Andy punya andil buat mengubah Chucky dan cukup dewasa buat merasa bertanggung jawab mengakhiri masalah yang dia buat.
4. Detektif Skeptis Jadi Bersahabat
Mike Norris masih muncul sebagai detektif dalam remake film Child’s Play. Bedanya, versi 2019 ini, Mike Norris adalah detektif yang ramah, dan jadi tetangga Andy. Dia tinggal bersama ibunya, menyayangi dan disayangi ibunya, serta berusaha dekat dengan semua orang.
Itu merupakan gambaran yang sama sekali berbeda dengan Detektif Mike Morris dalam Child’s Play 1988. Dalam film pertamanya itu, Mike Morris merupakan detektif yang mengejar pembunuh berantai sehingga pembawaannya serius dan misterius.
Karakter Mike Morris yang begini memang nyambung buat plot di film pertama yang memosisikan Karen sebagai ibu yang frustrasi karena orang-orang mengira anaknya psikopat.
Sementara di Child’s Play 2019, ketika Karen lebih peduli kepada pacarnya daripada Andy, Mike yang baru lebih cocok ditampilkan. Soalnya, Andy pun jadi punya hubungan yang dekat sama Mike. Bahkan, hal ini bikin kematian ibu Mike jadi lebih tragis lagi.
***
Remake Child’s Play ini memang lebih cocok dibilang reboot karena banyak hal baru yang enggak mau sekadar mengulang versi lamanya. Kira-kira, perbedaan apa lagi yang kalian temukan dalam Child’s Play (2019) ini? Bagikan sama KINCIR di kolom komentar, ya!