Siapa, sih, yang enggak kenal aktor kece satu ini? Yap, Chicco Jerikho! Namanya udah enggak asing lagi di dunia hiburan, khususnya perfilman Indonesia.
Cowok blasteran ini udah lama melanglang buana di dunia perfilman. Dia memulai kariernya sebagai model majalah dan berbagai iklan di televisi. Ternyata, saat itu, dia sering ditolak saat casting film, loh.
Nah, pada hari ulang tahunnya ini (3/7), Viki bakal ngasih tahu fakta menarik seputar karier Chicco di dunia akting. Yuk, simak!
Bernama lengkap Chicco Jerikho Jarumillind, lahir di Jakarta, 3 Juli 1984.
Chicco adalah pria blasteran Thailand-Indonesia. Ayahnya merupakan seorang pengusaha kelahiran Bangkok bernama Jarumilinal. Ibunya bernama Deby berdarah Batak.
Chicco kecil yang bercita-cita jadi pilot ini dan hobi nonton film. Dia juga berkeinginan buat main film. Namun, dia enggak tahu harus mulai dari mana.
“Sebenarnya, dulu waktu kecil gua senang nonton film, senang ngelihat orang berakting. Dulu, sih, pengen, ah, kayak gitu. Terus, akhirnya gua coba-coba. Ternyata enak!” ujar Chicco.
Sampai suatu ketika, teman nyokapnya nyaranin Chicco merintis karier dari jalur model.
Awal kariernya dimulai dalam ajang Cover Boy Aneka Yess 2000. Dari sini, pintu kariernya pun terbuka lebar di jagat hiburan.
Chicco mulai dikenal saat mendapat tawaran buat membintangi beberapa judul sinetron, salah satunya Cinta Bunga.
Kariernya meroket hingga ke tingkat Film Televisi (FTV) dan film layar lebar. Bahkan, beberapa seni peran dan teater musikal.
Dia merambah dunia layar lebar sejak 2007 dengan membintangi film berjudul Lawang Sewu dan In the Name of Love .
Nama Chicco semakin dipercaya oleh sutradara dan produser. Berturut-turut, dia mendapatkan peran utama di film-film terkenal. Sebut aja Filosofi Kopi, Negeri Van Oranje, Surat dari Praha, dan A Copy of My Mind.
Kini, Chicco sedang belajar menjadi sutradara dengan beberapa sutradara kenamaan, seperti Angga Dwimas Sasongko dan Yandy.
“Gua pengen coba sesuatu yang baru. Menurut gua, ini tantangan ketika gua mencoba melakukan sesuatu yang beda dari biasanya,” ungkap Chicco.
Debut pertamanya menjadi produser adalah film dokumenter AXElerate: The Documentary yang rencananya tayang pada Mei hingga September 2017 di YouTube.
Enggak hanya itu, Chicco pernah jadi produser dalam film komedi Bukaan 8 yang tayang Februari lalu.
Debutnya dalam film Cahaya dari Timur: Beta Maluku menjadikan Chicco sebagai “Duta Pariwisata Ambon”.
Karena kariernya meluas dalam dunia hiburan, Chicco mendapat penghargaan bergengsi sebagai “Pemeran Utama Pria Terbaik” FFI 2014.
Chicco ngebuktiin kalau dia juga bisa akting di atas panggung dengan tampil di acara bergengsi festival Film Indonesia 2015. Pada 2016, dia juga tampil di pementasan Teater Salib bersama Shandy Aulia.
Belum puas, Chicco mencoba bisnis kuliner lewat restoran khas Thailand di Lebak Bulus bernama CJ Tomyum yang dibukanya enam tahun lalu.
“Kalau gua udah ngerasa cukup, berarti udah enggak ada tantangan lagi. Udah enggak ada yang gua cari lagi. Ini passion gua. Gua harus ngolah passion gua,” kata Chicco.
Sebenarnya, Chicco enggak nyangka bahwa dia mendapatkan popularitas seperti sekarang. Kayak artis pendatang baru lainnya, dia kerap kesulitan buat meranin karakter baru yang dipercayain padanya. Namun, hal itu dianggap Chicco sebagai tantangan buat jadi lebih baik ke depannya.
Di usianya yang ke-33 ini, Chicco masih ingin berkarya di dunia hiburan yang udah ngebesarin namanya. Dia juga masih memiliki banyak proyek yang dia belum ingin bagi kepada publik.
So, happy birthday, Chicco!