Meski mengerikan dan jadi ancaman di semesta Dune, cacing gurun raksasa Shai-Hulud ternyata punya peran yang sangat penting!
Kehidupan gurun di Planet Arrakis di semesta Dune memang keras. Namun, ada satu hal yang bikin padang pasir ini semakin mengerikan, yaitu sosok cacing raksasa yang tinggal di bawah pasir gurun. Cacing gurun ini begitu besar dan mematikan sehingga jarang ada yang berhasil selamat sekali bertemu dengannya.
Hal ini menjadi salah satu tantangan keluarga Atreides setelah diperintahkan kaisar untuk mengambil alih planet Arrakis dari keluarga Harkonnen. Mereka harus bisa mengolah komoditas terpenting, yaitu rempah melange yang hanya ada di planet gurun tersebut.
Terlepas dari segala ketegangan politik serta ancaman dari luar dan dalam, Paul Atreides (Timothée Chalamet) sadar mereka harus mengandalkan kekuatan penduduk Fremen dan beradaptasi hidup bersama cacing raksasa tersebut.
Seberapa mengerikan sosok cacing gurun raksasa yang disebut Shai-Hulud oleh kaum Fremen ini? Langsung saja simak faktanya berikut ini!
Fakta Shai-Hulud, Cacing Raksasa di Semesta Dune
1. Terinspirasi dari Mitologi Naga yang Menjaga Harta
Dune menjadi “cikal-bakal” dari berbagai karya budaya populer, mulai dari saga fiksi-ilmiah Star Wars, trilogi Lord of the Rings, hingga beragam kartun yang enggak jarang mengambil referensi dari novel karya Frank Herbert tersebut.
Menurut sang penulis, sosok cacing raksasa yang diciptakannya terinspirasi dari berbagai mitologi naga, terutama naga fiktif yang menjaga semacam harta karun, seperti kisah makhluk dalam literatur Jerman, Beowulf yang juga menjadi inspirasi bagi J.R.R. Tolkien dalam menciptakan karakter naga Smaug dalam Lord of the Rings.
Herbert juga terinspirasi dari Colchian Dragon dalam mitologi Yunani yang merupakan makhluk raksasa yang bertugas menjaga tanah suci yang penuh harta. Sama seperti itu, cacing raksasa di semesta Dune dibuat begitu “megah” dan perkasa. Mereka akan menyerang manusia yang mencoba untuk memanen rempah melange tersebut, seolah-olah menjaganya.
Padahal, melange bukan barang berharga bagi para cacing raksasa. Mereka pun juga disebut sebagai “the dragons on the floor of the desert” dalam seri novel ketiganya, Children of Dune (1976).
2. Dianggap Sebagai “One God” atau Tuhan bagi Kaum Fremen
Meski terlihat mengerikan dan mematikan, cacing raksasa ini merupakan entitas sakral bagi penduduk asli planet Arrakis, yaitu kaum Fremen. Mereka menyebutnya dengan istilah “Shai-Hulud” yang berasal dari bahasa Arab.
Kata “Shai” merupakan turunan dari “Shaikh” yang berarti orang tua atau tuan, sedangkan kata “Hulud” berarti keabadian karena usia cacing tersebut bisa mencapai ribuan tahun.
Bagi kaum Fremen, cacing raksasa ini adalah simbol spiritual atas iman dan menjadi wujud nyata dari “One God” atau Tuhan dalam agama Zensunni yang mereka percayai. Orang-orang Fremen juga menganggap taring Shai-Hulud sakral.
Oleh karena itu, bagi kaum Fremen, Shai-Hulud adalah makhluk sakral yang biasanya diucapkan dengan nada kagum, takut, dan penuh hormat.
3. Menjadi Faktor Penting dalam Pembuatan Melange
Melange merupakan komoditas rempah-rempah terpenting yang bahkan jadi rebutan banyak pihak. Enggak heran, rempah-rempah ini memiliki berbagai kekuatan ajaib, mulai dari memperpanjang hidup, meningkatkan kemampuan mental, hingga bisa digunakan untuk bepergian ke luar angkasa.
Nah, rempah melange ini hanya ada di Planet Arrakis dan enggak bakal tercipta kalau enggak ada cacing raksasa.
Sebelum menjadi cacing raksasa seperti yang kita ketahui, cacing ini berwujud seperti larva yang diberi nama sandtrout. Campuran ekskresi atau kotoran sandtrout dengan air di bawah pasir gurun menghasilkan cairan kimia yang kemudian “meledak” ke permukaan gurun pasir.
Ledakan rempah tersebut akan menjadi melange ketika terekspos matahari dan udara. Oleh karena itu, cacing raksasa menjadi faktor yang sangat penting dalam pembuatan melange.
4. Panjangnya Bisa Mencapai 450 Meter
Ukuran cacing raksasa beragam. Akan tetapi, menurut Dr. Yueh (Chang Chen), dokter pribadi Leto Atreides I (Oscar Isaac) seekor cacing raksasa bisa mencapai 450 meter.
Sebagai perbandingan, paus biru yang merupakan hewan terbesar di Bumi hanya mencapai 33 meter. Enggak hanya itu, lebar diameter cacing raksasa ini juga mencapai 240 meter. Bisa bayangkan sebesar apa cacing raksasa ini?
Kaum Fremen bahkan mengukur perjalanan dengan satuan “cacing raksasa”. Mereka menggunakan Shai-Hulud sebagai “kendaraan” dan mengontrolnya dengan sebuah kait. Mengendarai Shai-Hulud pun menjadi salah satu bagian budaya sakral dari kaum Fremen.
Walaupun begitu, mereka enggak boleh memaksakan sang cacing raksasa untuk menjadi kendaraan sampai kelelahan. Mereka hanya boleh melakukan perjalanan sepanjang 20 cacing raksasa atau sekitar 9 kilometer sebelum akhirnya membiarkan cacing tersebut masuk kembali ke dalam pasir.
5. Air, “Kryptonite” Cacing Raksasa Dune
Meski bisa hidup selama ribuan tahun, cacing raksasa dari Planet Arrakis ini bisa mati jika minum air, meski dalam dosis kecil. Air yang masuk ke tubuh cacing raksasa tersebut berakibat fatal karena mempercepat metabolisme sang cacing raksasa sehingga tidak stabil.
Sekali minum atau terkena air, fungsi biologis organ-organ vitalnya pun mengalami kegagalan. Hal ini dapat menjadi kematian yang kejam dan menyakitkan bagi cacing gurun raksasa tersebut.
Namun, kematian cacing raksasa ini juga merupakan siklus yang penting, khususnya bagi kaum Bene Gesserit, organisasi religius yang seluruh anggotanya adalah perempuan.
Ketika bercampur dengan air, cacing raksasa akan mengeluarkan cairan biru beracun yang digunakan Bene Gesserit untuk melatih para anggotanya hingga menjadi Reverend Mothers.
***
Nah, itulah sejumlah fakta menarik terkait cacing raksasa yang jadi entitas penting dalam semesta Dune. Dari daftar tersebut, fakta apakah yang jadi favorit kalian? Bagikan pendapat kalian di bawah, ya! Jangan lupa juga ikuti KINCIR untuk informasi menarik seputar film lainnya.