Harley Quinn kembali lagi lewat film Birds of Prey: And the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn. Film tersebut menjadi kemunculan kedua Harley di layar lebar setelah debut di Suicide Squad (2016). Karakter yang bernama asli Harleen Quinzel ini terbukti menjadi pusat perhatian di kedua film tersebut.
Harley memang berhasil mencuri perhatian di Suicide Squad dan Birds of Prey, namun kedua film tersebut memiliki nasib yang berbeda. Suicide Squad begitu dibenci oleh penggemar DC dan kritikus, bahkan diberikan skor penilaian yang cukup rendah. Di sisi lain, Birds of Prey mendapatkan penilaian yang cukup positif dari penonton maupun kritikus.
Yap, ada beberapa alasan yang membuat Birds of Prey jauh lebih baik dari Suicide Squad. Yuk, simak alasannya!
1. Pengenalan Karakter yang Enggak Terasa Terburu-buru
Birds of Prey dan Suicide Squad sama-sama menceritakan proses terbentuknya kelompok yang ada di dunia DC. Suicide Squad dibentuk oleh Amanda Waller yang ingin mengalahkan penjahat dengan mengutus penjahat lainnya. Kebalikannya, Birds of Prey adalah kelompok yang terdiri dari berbagai superhero cewek.
Asal-usul tentang villain biasanya selalu muncul di sebuah film superhero. Saat Suicide Squad dirilis, DCEU dalam posisi baru merilis satu film solo superhero, yaitu Man of Steel (2013). Padahal, karakter di film ini didominasi oleh villainnya Batman dan The Flash. Mau enggak mau, Suicide Squad hanya bisa memberikan cerita pengenalan yang singkat untuk masing-masing karakter.
Birds of Prey merupakan ajang pengenalan Huntress, Black Canary, Renee Montoya, dan Cassandra Cain. Film ini memang memberikan fokus lebih kepada Harley, namun enggak serta-merta membuat pengenalan keempat karakter tersebut jadi terasa terburu-buru. Keempat karakter tersebut diperkenalkan secara gamblang, khususnya Huntress.
2. Pembangunan Chemistry Antara Karakter yang Lebih Baik
Suicide Squad dan Birds of Prey sama-sama mempertemukan berbagai karakter dan mengumpulkan mereka menjadi satu kelompok. Sebagai sebuah kelompok, tentunya karakter-karakter tersebut harus bisa bekerja sama dan membangun chemistry untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Sayangnya, pembangunan chemistry antara karakter Suicide Squad terasa kurang. Bagian awal film digunakan untuk memberikan pengenalan singkat buat beberapa karakter, belum lagi Joker yang tiba-tiba muncul untuk “menyelamatkan” Harley. Hal-hal tersebut membuat jalan cerita film ini jadi kurang fokus dan terlalu padat, sehingga chemistry antara karakter kurang tereksplorasi.
Karakter Birds of Prey dipertemukan karena latar belakang yang sama, yaitu Black Mask. Itulah sebabnya, film ini punya fokus jalan cerita yang lebih jelas dan enggak bercabang. Selain itu, beberapa karakter juga diperlihatkan pernah melakukan interaksi sebelum akhirnya bersatu untuk mengalahkan Black Mask. Poin-poin tersebut membuat pembangunan chemistry antara karakter terasa natural dan enggak dipaksakan.
3. Kemunculan Sekilas Joker Lebih Baik daripada Kemunculan Joker yang Nanggung
Salah satu hal yang membuat penggemar kecewa dengan Suicide Squad adalah kurangnya durasi kemunculan Joker di film tersebut. Ditambah lagi, kemunculan Joker enggak didukung dengan jalan cerita yang hebat. Kemunculannya yang singkat terasa sia-sia dan membuat banyak penonton jadi membenci Joker versi Jared Leto.
Joker memang muncul di Birds of Prey. Namun, kemunculannya benar-benar singkat hingga kalian mungkin enggak menyadarinya saat pertama kali menontonnya. Joker di Birds of Prey pun hanya disorot dari belakang dan enggak mengucapkan apa-apa. Daripada menyia-nyiakan potensi seorang aktor seperti yang terjadi di Suicide Squad, kemunculan sekilas Joker di Birds of Prey jadi terasa jauh lebih baik.
4. Black Mask Lebih Berkesan daripada Enchantress
Enchantress awalnya menjadi salah satu bagian Suicide Squad. Hingga di pertengahan film, karakter yang diperankan Cara Delevingne tersebut ternyata menjadi villain utamanya. Enchantress sebenarnya punya kekuatan yang luar biasa, namun karakter ini terasa kurang mengintimidasi. Belum lagi, cerita pengkhianatan Enchantress yang seharusnya menjadi plot twist malah gagal tereksekusi di film ini.
Dibandingkan Enchantress, Black Mask sama sekali enggak punya kekuatan super. Walau begitu, karakter yang diperankan oleh McGregor tersebut terlihat jauh lebih mengintimidasi. McGregor berhasil merepresentasikan kesadisan dan sifat narsistik Black Mask dengan sangat baik. Bahkan, dia berhasil membuat Black Mask terlihat enggak kalah sinting dari Harley.
5. Rating “R”
Sebagai film tentang supervillain, banyak penggemar yang berharap jika Suicide Squad bakal diberi rating “R”. Sayangnya, film ini malah mendapatkan rating “PG-13”. Penggemar pun kecewa karena Suicide Squad enggak bisa menghadirkan berbagai adegan sadis seperti yang diharapkan. Aksi berbagai villain jadi terasa nanggung karena keterbatasan rating.
Belajar dari kesalahan tersebut, Birds of Prey akhirnya dibuat sebagai film rating “R”. Berkat rating “R”, film ini pun menyajikan berbagai adegan pertarungan seru yang enggak kalian dapatkan di Suicide Squad. Selain itu, kekejaman Black Mask pun jadi semakin nyata karena enggak perlu takut ada adegan yang bakal disensor.
***
Itulah berbagai alasan mengapa Birds of Prey jauh lebih baik dari Suicide Squad. Apakah kalian juga setuju dengan berbagai alasan yang telah disebutkan di atas? Jika punya pendapat lain, kalian bisa tuliskan di kolom komentar, loh. Lalu, jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!