Spoiler alert: Review serial Andor episode 9 ini mengandung spoiler yang bisa saja menggangu pengalaman nonton kamu!
Menonton Andor terkadang hampir sama dengan berhadapan sama orang yang hobi mood swing. Kita enggak bisa mengharapkan semua episode memiliki ritme yang sama. Ada episode yang ritmenya cepat. Ada juga yang saking lambannya, jadi membosankan seperti episode minggu lalu.
Ini adalah kabar buruk sekaligus kabar baik. Kabar buruknya, kadang kita jadi males kalau nuansa episode ini enggak sesuai harapan. Namun, kita juga jadi optimistis karena nyatanya banyak episode yang ritmenya pas. Nah, bagaimana dengan episode ke-9: Nobody’s Listening ini?
Episode yang memberikan optimisme
Ada banyak cerita yang terjadi di Andor, tetapi tentu yang utama adalah kisah Andor itu sendiri. Nasib Andor di Narkina 5 semakin tragis saja. Setelah kemarin melihat orang bunuh diri, kini Andor harus menerima kenyataan bahwa Ulaf, temannya yang renta, meninggal dalam masa kerja paksa. Padahal, sif kerjanya tinggal sedikit.
Enggak ada yang bisa dilakukan, dokter pun memutuskan untuk “memberikan kedamaian” pada Ulaf; menyuntiknya mati. Namun, sembari menyuruh penjaga mengambil kantong mayat, sang dokter membocorkan sebuah hal kepada Kino dan Andor: mungkin enggak ada yang bisa keluar dari sana. Soalnya, ada pekerja yang sudah berada di level 4, tetapi kembali lagi ke level 2.
Setelah mendengar ucapan dokter itu, kepada Kino, Andor bertanya soal jumlah penjaga di setiap level. Ini adalah indikasi hal yang lebih seru di episode 10: prison break alias kabur dari penjara.
Empire semakin otoriter, perlawanan semakin nyata
Dari kematian kawannya, Andor rupanya menemukan keberanian. Alih-alih mencoba sabar dan menyelesaikan semua sif, ia sadar bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk kebebasannya sendiri. Sebab, hanya menyelesaikan sif enggak akan menyelesaikan apa pun.
Empire pun semakin terlihat beringas, terbukti dari bagaimana Meero dan Dr. Gorst menyiksa Bix untuk memberi tahu segala informasi yang dibutuhkan. Pada adegan ini, kita tahu bahwa sebetulnya Meero enggak akan mendapatkan apa-apa dari Bix. Namun, penyiksaan dan interogasi ini hanya menunjukkan kalau Meero memang ingin “berkuasa”. Empire memang seolah ingin menunjukkan otoritarianismenya, tidak hanya dari segi pemerintahan, dan penyelidikan, tetapi juga hukuman.
Sementara itu, hidup Mon Mothma masih diliputi diskusi demi diskusi. Ia bertemu Vel, sepupunya yang menegaskan tujuan pemberontakannya. Ia juga kembali bertemu dengan kawan lamanya yang merupakan banker Chandrila, Tay Kolma. Mothma harus mencari cara untuk menutupi jejak 400.000 kredit yang hilang supaya rekeningnya enggak ditandai dan enggak ketahuan kalau mendanai sebuah tujuan. Mothma enggak sekaya itu, makanya dia ingin mencari pinjaman agar bisa menyetor dengan jumlah tersebut.
Kolma menyarankan satu nama yang pasti kaya: Dove Sculdun. Alih-alih lega, Mothma justru semakin gusar. Masalahnya, Sculdun adalah preman/mafia, dan kita semua tahu, dalam pekerjaan itu, uang yang dimiliki pasti adalah uang bermasalah. Namun, Kolma tetap teguh dengan sarannya. Karena, menurut Kolma, Sculdun enggak akan peduli mengenai 400.000 kredit yang bermasalah itu. Karena dia adalah mafia, menurut Kolma, “Dia bakal menganggap kamu sedang melakukan apa yang biasa dilakukan orang lain yang kerja sama dia…”.
Ya, untuk hal-hal yang melawan “hukum”, baik hukum yang bijak mau pun otoriter seperti ini, mafia kadang menjadi rekan terbaik, bukan? Namun, jika langkah ini diambil Mothma, tentu bukan tanpa risiko.
***
Adanya penyebutan nama baru, rencana untuk kabur dari penjara, hingga Empire yang udah enggak tanggung-tanggung lagi menunjukkan sisi otoriternya, agaknya episode 9 ini menjadi pembuka dari episode yang lebih menjanjikan di masa depan. Kita tentu bakal senang menyambut Andor dan Kino yang membunuh semua penjaga dan kabur, pemberontak yang makin kuat, dan kenalan sama mafia semacam Dove Sculdun.
Ini adalah episode yang menyenangkan dan jauh lebih baik daripada episode sebelumnya. Kurang tiga episode lagi setelah musim tayang pertama selesai, semoga ketiga episode terakhir bisa menjadi penutup yang asyik!