Buat para sineas dunia, bisa dinominasikan dalam ajang Academy Awards dengan piala Oscar-nya merupakan pencapaian yang luar biasa. Tahun ini, Green Book (2018) garapan Peter Farrelly membawa pulang piala Oscar untuk “Best Picture”. Sementara itu, Roma (2018) menjadi film pertama yang memenangkan tiga piala Oscar meski enggak tayang di bioskop mainstream (Roma rilis di Netflix).
Tahun ini juga jadi sejarah karena untuk pertama kalinya, film superhero masuk nominasi “Best Picture”. Yap, Black Panther garapan Kevin Feige mencacatkan sejarah itu. Namun, bagaimana pun sejarah tercatat, tetap aja enggak ada satu pun film horor yang dilirik tahun ini.
Sebenarnya, 2018 bukan tahun yang minim film horor. Beberapa di antaranya pun cukup berkualitas, kayak A Quiet Place dan Hereditary yang dapat komentar positif dari para kritikus. Sayangnya, sambutan positif tersebut seakan enggak ada gunanya buat mengantarkan kedua film ini, minimal masuk dalam nominasi 91st Academy Awards.
Film horor yang pernah memenangkan piala Oscar buat kategori bergengsi adalah The Silence of the Lambs (1991) bawa lima piala, hampir 30 tahun yang lalu. Sebelum itu, ada Dr. Jekyll and Miter Hyde (1931) yang jadi film horor pertama yang masuk dalam empat nominasi Oscar. Film horor yang abru-baru ini menang Oscar, yaitu Get Out (2017) yang berhasil dapat empat nominasi dan menang kategori “Best Original Screenplay”.
Yap, film horor memang seakan sudah dianaktirikan oleh industri film Hollywood. Kenapa? Mungkin tujuh hal ini bisa jadi penyebabnya. Yuk, simak!
1. Ada Unsur Supernatural
Hollywood memang agak sentimen sama hal-hal yang berbau supernatural. Mungkin karena orang-orang Amerika Serikat juga udah terlalu melek teknologi dan enggak percaya sama hal-hal yang enggak bisa dijelaskan secara ilmiah, jadilah film-film supernatural dipandang skeptis.
Film-film horor yang isinya hantu atau hal-hal mistis lainnya, seberapa pun bagusnya, enggak bakal dapat perhatian. Terbukti, The Sixth Sense (1999) yang dapetin enam nominasi di Academy Awards 2000 enggak berhasil memenangkan piala Oscar sama sekali.
2. Banyak Formula Klise
Kalau kalian termasuk yang cukup sering nonton film horor, pasti kalian tahu bahwa ada beberapa tipe adegan yang sering diulang sampai-sampai akhirnya jadi klise. Bukannya bikin takut, karena formula yang sama diulang-ulang aja, akhirnya enggak ada hal yang orisinal.
Enggak peduli seberapa ngeri wujud hantunya, seberapa ngeri kutukan yang dialami karakternya, kalau adegannya enggak orisinal, ya jangan harap bisa menarik minat para kritikus, ya. Bahkan, kalau kritikus ngasih penilaian positif pun, para anggota Academy belum tentu suka. Buat penonton pun, formula klise ini malah bikin bosan.
3. Penuh Adegan Sadis
Ada pandangan bahwa film horor enggak begitu dianggap oleh para anggota Academy karena adegan kekerasan di dalamnya. Jason Blum, pendiri Blumhouse Production, salah satu rumah produksi di balik film horor Split (2016) dan Get Out (2017), mengakui hal ini. Meski banyak film R-rated yang dilirik sama anggota Academy dan masuk nominasi Oscar, beberapa film horor serupa enggak pernah dapat tempat cuma karena mereka film horor.
“Kalian tahu, entahlah, karena orang-orang cenderung menjauh dari kekerasan, tapi kenyataannya adalah ada banyak film-film sangat brutal yang dinominasikan buat Academy Awards. Hanya, mereka bukan film horor, atau enggak pernah berupa film horor sejak lama. Mungkin mereka pikir mereka (film-film horor, red.) menjijikan atau semacam itulah,” aku Jason Blum kepada Screen Rant.
4. Enggak Lebih dari Film dengan Jump-Scare
Enggak sedikit film-film horor dianggap murahan karena kuantitas jump-scare yang tinggi. Ini juga udah jadi ciri-ciri film horor. Akan tetapi, enggak bisa dimungkiri juga bahwa sebagian besar film horor terlalu bergantung sama jump-scare buat mengagetkan penonton.
Sehingga, lupa sama jalan cerita yang asyik diikutin, ide yang orisinal, dan akting yang mantap. Akhirnya, film horor pun digeneralisasi sebagai sekumpulan jump-scare murahan yang enggak ada ceritanya.
5. Punya Akhir yang Depresif
Jason Blum juga berpendapat bahwa anggota Academy punya kecenderungan enggak suka akhir yang bikin depresi alias enggak happy ending. Film-film yang memenangkan piala Oscar memang hampir semuanya punya akhir yang menyenangkan dengan penyelesaian yang melegakan.
Enggak perlu jauh-jauh, The Shape of Water (2017) yang menang “Best Picture” dalam Academy Awards 2018, meski bergenre dark fantasy, punya akhir yang indah buat para karakternya. Cuma Braveheart (1995) yang memenangkan “Best Picture” pada Academy Awards 1996 meski punya akhir yang mengerikan, yaitu penyiksaan panjang sebelum eksekusi mati.
6. Para Anggota Academy Lebih Suka Drama
Yah, ini spekulasi aja, sih. Soalnya, lihat aja berapa banyak film bergenre drama yang memenangkan piala Oscar buat kategori bergengsi. Bahkan, nominasinya aja dipenuhi sama film-film dalam genre ini, entah drama dengan latar keluarga (No Country for Old Man), percintaan (Titanic), pencarian jati diri (Moonlight), sejarah atau biografi (12 Years a Slave), sampai peperangan (Platoon). Mulai dari Wings (1927) sampai yang terbaru Green Book, semuanya adalah film drama. Jadi, spekulasi ini mungkin ada benarnya juga.
7. “Cuma” Film Horor
Film horor, sepopuler apa pun, ternyata masih kalah sama film drama dan aksi, khususnya di markasnya film-film Hollywood, Amerika Serikat. Menilik data yang dirilis sama Statista, genre film horor dan thriller ada di urutan kelima dan keenam. Di Amerika Serikat, justru film dengan genre petualangan (adventure), aksi, dan drama adalah yang paling populer—berurutan ada di posisi 3 besar—dan punya pendapatan tertinggi. Posisi keempat diduduki sama genre film komedi, barulah di posisi kelima ada film thriller dan di posisi keenam film horor.
Meski ada beberapa film yang bahkan dipuji kritikus, film horor ternyata tetap aja dianggap sebagai “cuma film horor”. Enggak ada yang memandang serius genre ini, termasuk mungkin para anggota Academy. Karena udah dianggap remeh duluan dan hal ini juga berlangsung selama bertahun-tahun, akhirnya sampai sekarang film horor pun enggak cukup mendapatkan tempat di Academy Awards.
***
Meski film horor bukan genre favorit—bahkan mungkin dipandang sebelah mata—dalam Academy Awards, bukannya enggak mungkin pada masa mendatang film horor bakal mendapat pengakuan. Buktinya, beberapa tahun terakhir ini aja ada banyak film horor berkualitas dirilis dan beberapa juga bisa mendapatkan nominasi dalam Academy Awards. Tinggal tunggu waktu aja sampai genre ini berjaya di Academy Awards.