5 Alasan Pemicu Aris dan Rani Selingkuh dalam Ipar adalah Maut

Ipar adalah Maut, film yang diangkat dari kisah viral di media sosial, melampaui ekspektasi banyak kritikus film dan penonton. Alih-alih memiliki kualitas bak sinetron dan hanya mengandalkan virality, film ini justru menggambarkan pernikahan dan perselingkuhan dengan plot dan adegan-adegan yang natural. Dari cerita aslinya yang diunggah di media sosial, film melakukan penyesuaian dan membuatnya menjadi tontonan yang mampu mengaduk-aduk emosi dengan cara yang alamiah.

Film Ipar adalah Maut berkisah tentang Aris, seorang dosen, yang menikahi Nisa. Dulunya, Nisa adalah mahasiswi di kampus Aris. Pernikahan keduanya seolah ideal. Aris adalah pria yang lurus, rajin, dan juga mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sementara itu, Nisa adalah perempuan yang cantik, halus, sekaligus pekerja keras. Mereka pun dikaruniai seorang anak.

Suatu hari, ibu Nisa menelepon untuk meminta Nisa agar mau menampung adiknya, Rani, yang berkuliah, di rumah mereka. Dan, di sinilah kisah perselingkuhan perlahan bergulir.

Dalam film ini, perselingkuhan Aris dan Rani enggak terjadi begitu saja. Ada banyak hal yang mereka lewati hingga menumbuhkan benih cinta. Apa saja hal-hal yang berpotensi besar menyebabkan perselingkuhan Aris dan Rani di Ipar adalah Maut?

5 Alasan Pemicu Aris dan Rani Selingkuh dalam Ipar adalah Maut

Permintaan Ibu Nisa dan Rani

Ipar adalah maut
Nisa via Istimewa

Konflik di dalam film Ipar adalah Maut mau enggak mau didasari pada permintaan ibu Nisa dan Rani agar Rani tinggal di rumah Nisa. Permintaan itu tentu wajar. Bahkan, Nisa pasti enggak menyangka kalau hal sederhana ini akan merusak pernikahannya.

Namun, risiko perselingkuhan itu tetap ada, bahkan, dari segi Islam, ada hadis (perkataan Nabi) yang menyebutkan risiko semacam ini. Rani adalah perempuan tanpa ikatan darah yang bakal paling sering ditemui oleh Aris dan karena ia adalah adik dari Nisa, maka ia pun memiliki beberapa qualities yang serupa dengan Nisa, istri dari Aris. Familiarity dan kebiasaan pun lama kelamaan menimbulkan benih-benih cinta di antara mereka berdua.

Kekaguman Rani Pada Aris

Ipar adalah Maut memberikan landasan perselingkuhan yang bagus. Rincian-rincian kecil enggak dilupakan. Contohnya adalah saat Aris pertama kali ke rumah Nisa atau saat mereka makan bareng. Aris, yang merupakan pria good-looking, dewasa, terlihat melindungi, serta tentu saja baik hati dan pekerja keras, sangat mudah untuk dikagumi.

Walaupun awalnya Rani memang terlihat seperti mengagumi Aris sebagai seorang kakak, tetapi lama-kelamaan rasa kagum itu tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan momen-momen yang terjadi di antara mereka berdua.

Preferensi Aris Kepada “Mahasiswi Muda”

Dalam film itu, dijabarkan bahwa Nisa dulunya adalah mahasiswi Aris. Dari sana, kita bisa melihat bahwa Aris tertarik oleh Nisa yang berjiwa muda, berusia lebih belia daripada dirinya, dan penuh optimisme dengan dunia.

Saat Rani menumpang di rumah Aris dan Nisa, statusnya adalah seorang mahasiswi baru. Sementara itu, Nisa, yang dulunya adalah mahasiswi dari Aris, kini telah menjelma sebagai wanita dewasa yang mandiri dengan usahanya.

Merujuk pada preferensi Aris sebelumnya, yang jatuh cinta pada mahasiswinya sendiri –seorang perempuan yang tentunya enggak lebih mandiri dan berpengalaman daripada dirinya yang merupakan dosen, perselingkuhan Aris dan Rani seolah bagi Aris, seperti sebuah pengalaman psikologis “kembali ke masa lalu”. Perselingkuhan itu membuatnya kembali mendapatkan perasaan dikagumi, lebih berpengalaman, lebih dewasa, dan lebih heroik di hadapan seorang mahasiswi yang pandangannya terhadap dunia masih agak polos dan belum terlalu matang.

Momen-Momen yang Enggak Disengaja di Ruang Privat

Ada alasan mengapa film ini menegaskan pada sebuah hadis mengenai potensi ipar membawa “maut” saat tinggal di satu ruang yang sama. 

Dari kacamata Islam, agama yang menjadi landasan film ini, ipar bukanlah muhrim. Jadi, terdapat momen-momen awkward yang tanpa disadari kemudian memunculkan rasa penasaran di hati Aris dan mungkin juga Rani, seperti contohnya saat Rani enggak sengaja keluar dari kamar hanya dengan baju tanktop, tanpa jilbab (seperti biasanya) dan membuat Aris terkejut. Kemudian, ada juga momen terpeleset, enggak sengaja bersentuhan, dan sebagainya.

Ruang privat yang seharusnya hanya dimiliki oleh Aris, Nisa, dan Raya, anak mereka, kemudian dimasuki oleh Rani. Rani sendiri memang adik Nisa, tetapi tetap “orang lain” yang berbeda jenis kelamin dengan Aris, kakak iparnya. 

Rumah itu pun mau enggak mau menjadi ruang privat bagi Rani, tempat di mana dia bisa menjadi dirinya sendiri: melakukan kegiatan pribadi seperti mandi, lepas jilbab, beristirahat, dan sebagainya. Saat ruang privat kedua belah pihak saling berbenturan, apalagi saat Nisa enggak di rumah karena pekerjaannya, hal itu memunculkan momen-momen yang seolah “kebetulan aja”, tetapi sebetulnya wajar karena terjadi di rumah. Yang enggak wajar adalah saat momen-momen ini kemudian menjadi pemicu rasa penasaran Aris dan Rani untuk lebih “mengenal satu sama lain” lewat perselingkuhan.

Pilihan Aris yang Salah

Perselingkuhan enggak hanya kesalahan dari pihak ketiga saja. Justru, orang yang sudah terikat pernikahan sebetulnya lebih layak untuk diberikan porsi salah yang besar karena dari awal, mereka lah yang berjanji kepada pasangan mereka lewat pernikahan. Bahkan, di film, ditunjukkan narasi bahwa akad nikah antara Aris dan Nisa itu bukan cuma main-main: itu adalah janji kepada Tuhan dan janji itu sangat berat. 

Tumbuhnya perasaan memang sulit diprediksi. Seringkali kita enggak bisa mengontrol ke mana perasaan kita akan bermuara. Dengan ada banyaknya momen kebetulan dan seringnya Aris dan Rani bertemu, rasa penasaran itu pun tumbuh menjadi perasaan tertarik yang ingin dipuaskan.

Namun, walaupun Aris enggak bisa mengontrol perasaan, sebagai pria yang sudah menikah dan punya tanggung jawab, ia semestinya bisa mengontrol apa yang akan ia lakukan. Permasalahan perselingkuhan ini akhirnya terjadi karena Aris memutuskan untuk mengikuti rasa penasarannya dan bukannya berkomitmen sama pernikahannya. 

Obsesinya terhadap Rani, ditambah dengan gayung yang bersambut, membuat ia kemudian melakukan perselingkuhan berulang, bahkan menjadikannya pelarian diri dari pernikahan yang ia anggap membosankan dan penuh tanggung jawab.

Pada satu titik, Aris menganggap kalau hadirnya Rani memberikan warna di dalam kehidupannya dan membenarkan perselingkuhan itu. Namun, pembelaan itu sebetulnya adalah bentuk kebohongan Aris kepada dirinya sendiri. Ia berselingkuh bukan karena Rani lebih baik atau lebih menarik daripada kakaknya. Aris hanya ketagihan dengan sensasi perselingkuhan yang seperti bermain gim petak umpet. 

***

Setiap perselingkuhan tentu memiliki cerita dan enggak semuanya terjadi begitu saja. Ipar adalah Maut memberikan insight dan tontonan yang berisi tentang bagaimana perselingkuhan antara Rani dan Aris bisa lebih make sense dan mampu menggugah sisi emosional penonton, sehingga penonton pun mendapatkan pelajaran berharga soal pernikahan dan juga komitmen.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.