Film Wicked adaptasi dari musikal Broadway legendaris, telah menjadi salah satu rilisan paling dinanti tahun ini. Disutradarai oleh Jon M. Chu, film ini resmi tayang perdana dan langsung mencetak kesuksesan besar di box office. Dengan visual yang memukau, lagu-lagu ikonik, dan akting luar biasa dari para pemerannya, Wicked: Bagian 1 berhasil meraih pendapatan USD 19,2 juta (sekitar Rp306,1 miliar) dari pemutaran perdana di box office.
Salah satu elemen yang paling mencuri perhatian dalam film Wicked adalah penampilan dua aktris yang memerankan Galinda, atau Glinda, sang Penyihir Utara. Ariana Grande, yang memerankan Glinda dalam adaptasi film ini, mendapat banyak pujian atas interpretasinya yang penuh warna.
Di sisi lain, para penggemar musikal Broadway tetap mengidolakan Kristin Chenoweth, aktris yang pertama kali mempopulerkan peran ini di panggung. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan kedua bintang besar ini untuk melihat siapa yang memberikan penampilan Glinda terbaik dan apa saja kelebihan masing-masing dalam menghidupkan karakter ikonik ini.
Kristin Chenoweth vs Ariana Grande: Siapa Glinda terbaik dalam Wicked?
Glinda: Pertandingan untuk memerankan karakter yang kompleks dan ikonis
Glinda, yang awalnya dikenal sebagai Galinda, bukan hanya karakter pendukung dalam Wicked. Ia memainkan peran sentral sebagai sahabat sekaligus kontras bagi Elphaba, tokoh utama cerita. Glinda dikenal sebagai sosok yang ceria, percaya diri, dan seringkali antagonis, namun dengan hati yang besar dan emosi yang mendalam.
Transformasinya dari gadis populer yang sombong menjadi teman sejati Elphaba memberikan lapisan kompleksitas yang menarik bagi karakternya. Karakter ini tidak hanya menyuguhkan momen komedi tetapi juga menghadirkan elemen tragis yang menyentuh hati penonton.
Kristin Chenoweth adalah sosok pertama yang mempopulerkan Glinda di panggung Broadway. Sebagai aktris yang turut menginspirasi penciptaan karakter ini, Chenoweth memberikan penampilan yang ikonik, memadukan energi, kehangatan, dan humor dengan sempurna.
Di sisi lain, adaptasi film memberikan tantangan baru bagi Ariana Grande untuk membawa karakter ini ke layar lebar dengan perspektif yang segar. Meski keduanya memerankan karakter yang sama, media yang berbeda membuat interpretasi mereka memiliki keunikan masing-masing.
Performa Glinda: Keunggulan media panggung vs film
Kristin Chenoweth menggunakan media teater dengan sangat efektif, menghadirkan Glinda yang teatrikal dan penuh energi. Penampilan panggungnya memungkinkan eksplorasi fisik yang lebih luas, memperlihatkan kepercayaan diri Glinda dalam gerakan dan dialog yang berlebihan namun memikat.
Lagu-lagu seperti “Popular” menjadi bukti keahlian Chenoweth dalam memadukan elemen komedi dan musikalitas yang sempurna. Tidak hanya menyanyi, Chenoweth berhasil menghidupkan Glinda sebagai sosok yang dinamis dan multifaset, memberikan nuansa yang sulit dilupakan.
Sebaliknya, Ariana Grande memiliki keuntungan dari medium film yang memungkinkan eksplorasi lebih dalam pada detail karakter. Kamera menangkap emosi halus yang mungkin sulit terlihat di panggung, seperti ekspresi wajah dan momen keheningan yang menyentuh hati.
Dalam Wicked: Part 1, Ariana memanfaatkan waktu layar yang lebih panjang untuk mengembangkan lapisan emosi Glinda, menonjolkan sisi empati dan kelembutannya. Media sinematik memberi Ariana ruang untuk menyampaikan dimensi yang lebih kompleks pada karakter ini, memperlihatkan Glinda dari perspektif yang lebih mendalam.
Pendekatan komedi yang berbeda
Komedi menjadi elemen penting dalam karakter Glinda, terutama di babak awal cerita. Kristin Chenoweth berhasil menjadikan Glinda sebagai pusat perhatian dengan kemampuan komedinya yang luar biasa. Ia memanfaatkan teatrikalitas panggung untuk menciptakan momen-momen besar yang memancing tawa.
Dalam lagu seperti “Popular”, Chenoweth menunjukkan sisi sombong Glinda yang dibalut dengan kepolosan, menciptakan humor yang mengalir alami dan mendalam. Keunggulan ini membuat Glinda versi Chenoweth dikenal sebagai salah satu penampilan paling lucu dan memikat di panggung Broadway.
Sementara itu, Ariana Grande membawa nuansa komedi yang lebih halus dalam versinya. Melalui adaptasi film, perempuan berusia 31 tahun tersebut berhasil memanfaatkan dialog, ekspresi wajah, dan interaksi dengan karakter lain untuk menghadirkan humor.
Meski tidak se-teatrikal Chenoweth, Ariana tetap mampu menunjukkan sisi humoris Glinda dengan gaya yang lebih modern dan relevan. Pendekatan ini memberikan warna baru pada Glinda, membuat karakternya terasa lebih membumi tanpa kehilangan unsur cerianya.
Pengembangan karakter Glinda
Kristin Chenoweth memberikan interpretasi yang memikat untuk perkembangan karakter Glinda, terutama di babak kedua musikal. Di sinilah Glinda berubah dari sosok ceria menjadi karakter yang lebih dewasa dan kompleks.
Ia harus menghadapi rasa kehilangan, kesedihan, dan konflik batin yang menguji karakternya. Meski sebagian besar momen ini terlihat jelas di paruh kedua cerita, Chenoweth tetap mampu menonjolkan sisi emosional Glinda secara efektif di panggung teater.
Ariana Grande, di sisi lain, mendapat keuntungan dari adaptasi film yang memungkinkan durasi lebih panjang. Dalam Wicked: Part 1, perubahan Glinda terasa lebih bertahap dan mendalam.
Film ini memberikan fokus lebih pada hubungan Glinda dengan Elphaba, menunjukkan perjalanan emosionalnya secara lebih detail. Grande berhasil menggambarkan pertumbuhan karakter ini dengan menyentuh, terutama dalam adegan seperti “Dancing Through Life” dan “No One Mourns The Wicked”. Adaptasi film memberi penonton kesempatan untuk lebih memahami evolusi Glinda, menjadikannya lebih relatable dan manusiawi.
Glinda yang lebih berkesan
Kristin Chenoweth tetap menjadi legenda Broadway dengan penampilan Glinda yang sulit dilupakan. Teatrikalitasnya, energi komedinya, dan kemampuan vokalnya membuatnya menjadi salah satu Glinda paling ikonik di panggung teater.
Namun, Ariana Grande memberikan sesuatu yang berbeda melalui medium film, dengan pendekatan yang lebih mendalam dan emosional. Durasi lebih panjang dan detail sinematik memungkinkan Grande mengeksplorasi karakter Glinda dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
***
Pada akhirnya, baik Chenoweth maupun Grande membawa keunikan mereka masing-masing dalam memerankan Glinda. Keduanya memberikan penampilan yang luar biasa sesuai dengan medium mereka.
Bisa dikatakan adaptasi film Wicked: Part 1 memungkinkan Grande menunjukkan dimensi baru dari karakter ini, menjadikannya lebih relevan dan mendalam bagi penonton masa kini. Buat kamu yang sudah nonton film ini, pasti setuju jika karakter Glinda memang penuh pesona dan meninggalkan kesan mendalam. Tidak heran jika film ini banyak menarik perhatian penonton di seluruh dunia.