Baru beberapa hari tayang, film Suzzanna: Bernapas dalam Kubur sudah mencetak kesuksesan yang patut kita apresiasi. Pada pekan perdananya, film yang dibintangi oleh Luna Maya dan Herjunot Ali ini berhasil mencapai raihan lebih dari 1 juta penonton. Pencapaian ini menempatkan film garapan Rocky Soraya dan Anggy Umbara tersebut dalam posisi ketiga di tangga Box Office Indonesia 2018.
Bukan cuma performa para pemeran, narasi apik, dan totalitas sutradara yang mengangkat film ini sampai mendapat penilaian positif dari penikmat dan pengamat film. Tentu, salah satu faktor yang mendukung film ini laris manis adalah sosok Suzzanna yang “dihidupkan kembali”. Yap, eksistensi aktris bernama lengkap Suzzanna Martha Frederika van Osch sebagai ratu horor Indonesia begitu diingat hingga sekarang.
Nah, lo tahu, enggak, sih, kalau dalam perjalanannya di bidang perfilman Indonesia, Suzzanna juga sering membintangi film yang bukan horor? Dari film-film yang bakal disebutin di bawah ini, lo bisa yakin bahwa bakat Suzzanna enggak cuma jago di bidang film horor dan mistis. Yuk, intip judul-judulnya!
1. Permainan Bulan Desember (1980)
Dari judulnya, lo bisa tebak bahwa film ini mengusung genre drama. Dengan keberadaan Sjuman Djaya dan Mira W. sebagai penulis naskah, film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini menghadirkan kisah cinta antara seorang pasien dan perawat yang berniat menjadi biarawati.
Sosok perawat ini diperankan secara apik oleh Suzzanna. Lo bakal melihat citranya jauh berbeda dari karakter-karakter hantu bermata melotot yang sering kali dia mainkan. Beradu peran dengan Roy Marten, Suzzanna tampil sebagai seorang cewek (manusia) yang kalem dan jadi idaman banyak pria.
2. Usia Dalam Gejolak (1984)
Film drama beraroma dewasa ini lagi-lagi melepaskan Suzzanna dari kesan seramnya. Digarap oleh Sisworo Gautama Putra, film ini menampilkan kisah sepasang suami istri yang hubungannya mulai enggak harmonis. Suzzanna memerankan tokoh Susy yang terlampau sibuk mengurusi bisnis batiknya sehingga perhatiannya terhadap sang suami berkurang.
Dengan perilaku istrinya yang lebih dominan, Iskandar (Ratno Timoer) mengalami tekanan batin sampai akhirnya jadi impoten. Susy pun menjanda setelah suaminya meninggal. Dalam kesepiannya, Susy mulai terjebak dalam kehidupan malam dan berganti-ganti pacar. Dia pun bertemu dengan seorang pemuda yang mengantarkannya ke dalam konflik hidup yang lebih getir. Dalam film ini, lo bisa melihat pergolakan batin tokoh Susy yang diolah secara baik oleh Suzzanna.
3. Dia Sang Penakluk (1984)
Meski film ini enggak mengusung genre horor, lo bakal “ngeri” menyimak akting Suzzanna yang tampil memerankan seorang alpha female. Dikisahkan, Yessy sebelumnya mengalami kekecewaan mendalam setelah dikhianati kekasihnya. Dia pun berniat membalaskan rasa sakitnya dengan menjadi wanita penakluk dan membuat cowok-cowok patah hati.
Karma does exist. Yessy yang berkenalan dengan Anton, adik temannya, bersikap seolah-olah menerima cinta pemuda tersebut. Dia bahkan memanas-manasi Anton dengan mendekati cowok lain sampai akhirnya Norman, kakak Anton, memutuskan campur tangan. Norman menculik Yessy dan memberinya pelajaran keras. Lagi-lagi, dalam film drama ini, lo bisa melihat Suzzanna menghadirkan perkembangan karakter dari peran yang dibawakannya. FYI, dalam film ini Suzzanna beradu peran dengan Clift Sangra, aktor lawas sekaligus paranormal ternama yang jadi suaminya.
4. Pulau Cinta (1978)
Selain sebagai ratu horor, nyatanya Suzzanna juga identik sebagai bintang film panas pada masanya. Dalam film garapan Ali Shahab ini, Suzzanna memerankan sosok janda bernama Maria yang tinggal bersama putrinya di sebuah kecil nan terpencil. Mereka berdua begitu tersiksa karena Karto menguasai hidup Maria dan harta peninggalan suaminya.
Film ini punya jalan cerita yang cukup kompleks. Beradu akting dengan Robby Sugara, Suzzanna dinilai berhasil mengantarkan kepahitan yang terus mendera karakter Maria. Berkat totalitasnya dalam film ini, nama Suzzanna masuk sebagai nomine “Pemeran Utama Wanita Terbaik” Piala Citra FFI pada 1979. Sayangnya, Suzzanna enggak bisa mengulang kesuksesan yang dia raih dari film Ratu Ilmu Hitam (1981) dan mesti rela terjegal oleh Christine Hakim.
5. Air Mata Kekasih (1971)
Siapa bilang film yang diadaptasi dari komik cuma dikreasikan di zaman sekarang? Nyatanya, sejak dulu pun para sineas Indonesia sudah bereksperimen mengangkat kisah-kisah komik ke dalam tayangan layar perak. Salah satunya adalah Air Mata Kekasih, film drama yang menempatkan Suzzanna sebagai pemeran utama bersama Budi Schwarzkrone.
Disutradarai oleh Lilik Sudjio, film ini mengisahkan cerita cinta “tarik ulur” antara Natalia dan Tony. Hubungan mereka dipenuhi dengan drama orang ketiga yang enggak henti-hentinya bikin lo gemas sepanjang film. Pada akhirnya, ada sebuah kenyataan terkuak di bagian penghujung. Sayang, film ini enggak cukup berhasil bikin penontonnya gembira.
6. Bumi Makin Panas (1973)
Salah besar kalau lo anggap film ini mengangkat tema pemanasan global. Justru, judul di atas menunjukkan bahwa film yang juga disutradai oleh Ali Shahab ini cuma disasar untuk penonton dewasa. Di sini, Suzzanna berperan sebagai Maria, seorang cewek dengan hidupnya penuh lika-liku.
Dengan kisah masa kecil yang pahit, Maria dewasa menjadi pelacur dan menjalani hubungan dengan seorang pelukis bernama Arie (Dicky Suprapto). Hubungan gelap ini membuat Maria dalam kehamilan yang akhirnya diketahui oleh Yanti (Farida Feisol), kekasih “resmi” Arie. Yanti yang sudah dibutakan amarah terus-menerus mencelakakan Maria sampai akhirnya dia keguguran. Kepahitan hidup Maria pun enggak kunjung berhenti sampai film yang dibumbui adegan panas ini kelar.
7. Lembah Duka (1981)
Di antara film-film berlabel drama dalam daftar ini, Lembah Duka bisa dibilang jadi yang paling menyedihkan. Yap, film garapan Jopi Burnama ini memang disebut-sebut sebagai film paling menguras air mata pada era 1980-an dan banyak mendapat pujian. Tentu, keterlibatan Suzzanna sebagai pemeran utama mesti kita acungi jempol.
Dikisahkan, Susanti (Suzzanna) dan Marsudi (Roy Marten) adalah suami istri yang hidup pas-pasan dengan beban hidup yang begitu berat. Anak mereka, Waluyo (Ryan Hidayat), harus cuci darah secara rutin karena suatu penyakit. Ellen (Eva Arnaz), sahabat Susanti yang bekerja sebagai pemilik salon dan terjun ke dunia prostitusi karena mengidap nimfomaniak, coba membantunya. Susanti pun menjadi pelacur dengan bimbingan Ellen.
Melihat hal ini, Marsudi merasa geram tapi enggak berdaya sehingga hubungan keduanya menjadi dingin. Sementara batin Susanti tersiksa karena enggak ada pilihan lain, keadaan Waluyo makin bertambah parah. Nah, biar tahu bagaimana akhir derita Susanti, silakan aja tonton film ini. Jangan lupa siapin tisu yang banyak, ya!
***
Film-film di atas bakal mengobati rasa ingin tahu lo seperti apa performa Suzzanna tanpa citra horornya. Sebenarnya, masih ada lagi film-film nonhoror lainnya yang dibintangin aktris legendaris kelahiran Bogor ini. Dari tujuh film lawas di atas, manakah yang bikin lo terperangah dengan karena akting Suzzanna?