*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Ada yang bilang, "there’s nothing new under the sun." Ungkapan ini sebetulnya muncul dalam The Holy Bible dan maksudnya adalah “enggak ada yang baru di bawah matahari ini”. Nah, ungkapan ini ngena banget kalau dikaitin sama penciptaan sebuah karya, baik dalam bentuk novel, puisi, lagu, maupun film. Soalnya, apa pun bentuk karya seni, enggak menutup kemungkinan ada pengaruh karya lain di dalamnya. Jadi, enggak ada yang benar-benar baru.
Nah, kalau dalam ilmu sastra, ada yang namanya sastra bandingan. Gampangnya, sastra bandingan ini ngomongin soal pengaruh suatu karya terhadap karya lain. Pengaruh ini enggak sama kayak plagiarisme alias penjiplakan. Pengaruh ini bersifat positif dan sebetulnya lebih dekat ke bagaimana legenda dan mitos di suatu negara atau wilayah bisa muncul di negara atau wilayah lain dalam versi yang berbeda.
Hal ini ternyata enggak cuma ditemuin di karya sastra, loh. Soalnya, pengaruh ini bisa lo lihat juga dalam film Kuntilanak. Yap, Kuntilanak yang di-remake oleh Rizal Mantovani baru aja tayang tepat pada Lebaran kemarin, 15 Juni 2018. Sebagai sebuah remake, bisa dibilang film ini ngalamin perubahan besar-besaran di banyak bagian, mulai dari karakter, gaya penceritaan, sampai konflik utamanya. Perubahan ini pun enggak lain disebabkan pengaruh dari film-film lain.
Nyatanya, ada lima hal dalam film Kuntilanak yang bakal mengingatkan lo dengan film lain. Simak di sini pembahasannya, ya. Namun, ingat, bakal ada major spoiler. Jadi, kalau lo enggak mau kena spoiler, mending kabur jauh-jauh.
1. Sosok sang Kuntilanak
Kalau diperhatikan, sebetulnya penggambaran sosok kuntilanak dalam film ini benar-benar unik dan enggak pernah ada sebelumnya. Kuntilanak biasanya digambarkan sebagai sosok cewek berambut panjang yang nutupin muka dengan gaun putih dan punya suara tawa yang bikin merinding. Nah, di film ini, lo bakal lihat kuntilanak yang tawanya identikal, tapi mukanya ngeri abis.
Mungkin lo bakal teringat dengan sosok Mama dalam film Mama (2013) garapan Andres Muschietti. Biarpun enggak 100% mirip, sosok kuntilanak di film Kuntilanak punya aura kengerian yang serupa. Selain itu, gaya berjalannya juga ngingetin sama hantu Jepang yang keluar dari TV. Siapa, hayo?
2. Anak-anak Liburan Sekolah
Film Kuntilanak memang nampilin anak-anak yang lagi liburan sekolah terus ditinggal oleh ibu angkat mereka. Saat berlibur, mereka ngelakuin banyak hal supaya enggak bosan. Salah satunya adalah bertualang ke sebuah rumah yang katanya berhantu. Mereka ke situ buat ngambil foto kuntilanak dan menangin hadiah sayembara foto tersebut.
Nah, bagian ini bakal mengingatkan lo dengan It (2017) yang sebagian besar plotnya terjadi saat para karakternya lagi liburan musim panas. Saat liburan musim panas itu, mereka juga bertekad mengungkap keberadaan sosok badut yang jadi mimpi buruk mereka. Pada akhirnya, mereka pergi ke sebuah rumah tua yang terkenal berhantu demi ngebuktiin bahwa badut yang mereka takuti itu ada. Mereka harus menghadapinya supaya enggak ada korban lagi.
Biarpun enggak bisa dibilang mirip banget, sedikit banyak ada formula sama yang bikin Kuntilanak juga jadi film horor yang menyenangkan. Salah satunya, ya, keberadaan anak-anak yang liburan sekolah dan mengisi waktu libur mereka dengan berburu hantu. Mungkin ini biar relevan aja dengan masa tayang film ini yang sama-sama musim liburan.
Lo udah nonton Kuntilanak? Coba, deh, kasih penilaian dan pendapat lo di artikel (REVIEW) Kuntilanak: Versi yang Lebih Menyenangkan.
3. Kemunculan Kuntilanak dari Cermin
Di poin nomor satu udah disinggung bahwa gaya berjalan kuntilanak dalam film ini bakal mengingatkan lo dengan sosok hantu Jepang yang keluar dari TV. Yap, dia adalah Sadako dari film The Ring (2002). Bukan cuma itu. Kalau biasanya lo tahu kuntilanak itu uncang-uncang angge di pohon, di film ini kuntilanak malah mendiami cermin.
Kemunculannya pun dibuat dramatis, yaitu dengan keluar dari cermin dengan rambut hitam kusut panjang yang nutupin muka. Jadi ingat Sadako, ‘kan? Bedanya, Sadako keluar dari TV, si kuntilanak keluar dari cermin.
4. Rumah Kuno yang Angker
Mungkin udah enggak terhitung lagi berapa banyak film horor yang ngejadiin rumah bergaya kuno sebagai latar tempatnya. Rumah kuno dan hantu udah kayak paket istimewa yang enggak bisa dipisahkan. Coba lo ingat-ingat, di Indonesia ada Pengabdi Setan (2017) yang rumahnya memang terlihat tua dan gelap. Di Conjuring (2013) dan Annabelle: Creation (2017), dari jauh aja rumahnya udah tampak berhantu banget.
Nah, di film Kuntilanak pun, lo bakal nemuin rumah kuno dengan barang-barang antik di dalamnya. Ngelihatnya aja udah bikin lo segan tinggal di situ. Meski rumah kuno ini bukan sumber masalah di film ini, barang-barang antik kayak patung dan cermin tua di dalamnya bikin aura mistis film ini jadi terasa.
Intipin juga 5 Film Horor yang Bikin Penontonnya Naik Pitam.
5. Suara Aneh dari TV
Lo mungkin langsung sadar adegan ini ada di film apa. Yap, Poltergeist (1982) garapan Tobe Hooper memang udah bikin adegan ini identik banget. Dalam Poltergeist, Carol Anne beberapa kali enggak bisa tidur dan nemuin TV miliknya menyala, namun cuma nampilin layar statis dan suara berkerisik. Si Carol Anne ini juga kayak dengar suara-suara dari dalam TV. Dia menyentuh TV itu sampai akhirnya ada telapak tangan lain muncul dari dalam layar.
Adegan ini ikonis banget dalam Poltergeist. Nah, di film Kuntilanak, Dinda yang enggak tahu bahwa dirinya punya wangsit terbangun pada suatu malam. Dia lihat TV menyala, tapi layarnya statis. Lalu, ada suara-suara dari dalam TV dan Dinda pun (enggak tahu kenapa) juga ikutan menyentuh layar TV itu. Persis banget, ‘kan, dengan adegan Carol Anne di Poltergeist? Untung aja enggak ada bayangan tangan yang muncul dari dalam layar.
***
Kemiripan pola dalam Kuntilanak sedikit banyak muncul dari film-film horor yang sukses di pasaran. Yah, selama enggak plagiat kayak citra sinetron Indonesia, pengaruh ini sama sekali bukan masalah. Apalagi, kalau pengaruh tersebut malah jadi inspirasi untuk bikin film jadi semakin menarik.
Menurut lo sendiri bagaimana? Ada lagi, enggak, unsur-unsur dalam Kuntilanak yang bikin lo teringat dengan film lain?