Ajang penghargaan Oscar 2018 baru aja berakhir. Di antara deretan jawara yang diumumkan, nama Gary Oldman keluar sebagai pemenang “Best Actor in Leading Role”. Hal ini udah bisa ditebak mengingat performanya yang patut diacungin jempol di film Darkest Hour. Dalam film garapan Joe Wright ini, Oldman mampu memukau dunia lewat aktingnya sebagai sosok Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.
Memang, ini bukan pertama kalinya Oldman menyabet gelar sebagai “Aktor Terbaik”. Bahkan, dalam ajang penghargaan sinema yang udah digelar sebelumnya, yaitu Golden Globe 2018, aktor yang sebentar lagi genap berusia 60 tahun ini juga dianugerahi penghargaan yang sama. Film-film yang udah dia bintangi pun kerap diperhitungkan dalam berbagai ajang, mulai dari BAFTA Awards, Screen Actors Guild Awards, Empire Awards, hingga Saturn Awards.
Kita semua tentu sepakat bahwa Oldman memang layak dinobatin sebagai yang terbaik. Namun, bukan berarti perjalanan kariernya sebagai aktor selalu diiringi kegemilangan dan prestasi. Oldman juga sempat terpuruk lewat film-film berkualitas buruk yang dibintanginya. Contohnya bisa lo lihat di bawah ini.
1. Lost in Space (1998)
Kualitas film ini udah terlihat ketika lo tahu berapa nilai yang disematkan oleh situs rating film semacam IMDb dan Rotten Tomatoes. Meski digarap oleh sutradara kenamaan, Stephen Hopkins, film yang diadaptasi dari serial TV berjudul sama ini gagal nyajiin keseruan ala film fiksi ilmiah yang seharusnya sarat akan efek CGI yang memesona dan subplot yang menegangkan. Sebaliknya, meski menggandeng aktor berkelas kayak Oldman dan William Hurt serta dibikin dengan dana cukup besar, yaitu 80 juta dolar, film ini cuma dicap sebagai pemborosan semata.
Memang, kegagalan film ini bukan salah Oldman. Bahkan, perannya sebagai mata-mata yang jahat cukup layak diacungin jempol. Namun, saking buruknya film ini, performa Oldman yang maksimal enggak bisa menyelamatkan Lost in Space dari keterpurukan. Film ini malah bikin kecewa banyak orang, khususnya pengikut setia serial TV-nya yang diputar pada 1965—1968 karena nyajiin skrip yang mengkhianati kisah aslinya serta suasana yang lebih gelap dan mencekam.
IMDb: 5,1/10
Rotten Tomatoes: 27%
2. Tiptoes (2001)
Sebenarnya, film komedi romantis ini punya hal-hal yang menjanjikan. Di antaranya adalah kisah yang unik dan segar, keterlibatan Matthew McConaughey dan Kate Beckinsale yang udah piawai di genre tersebut, serta penampilan unik dari Oldman yang enggak bisa lo lihat di film-film lain yang dia bintangin. Yap, di film ini, Oldman berperan sebagai manusia kerdil yang merupakan saudara kembar dari karakter yang diperanin McConaughey.
Mungkin lo bakal bertanya-tanya, mengapa sang sutradara, Matthew Bright, memilih Oldman buat meranin karakter bernama Rolfe ini. Namun, di sisi lain, lo bakal yakin bahwa ini adalah salah satu bentuk eksperimen berani yang dilakuin oleh Oldman sebagai seorang aktor papan atas. Sayangnya, alih-alih cerita yang kohesif, film ini lebih nonjolin pesan moral—bahwa manusia bertubuh kecil juga berhak bahagia dan hidup selayaknya manusia bertubuh “normal”—dengan cara yang berlebihan dan terlalu didramatisasi.
IMDb: 4,6/10
Rotten Tomatoes: 29%
3. The Unborn (2009)
Pas ngelihat cuplikannya, lo pasti bakal berpikir bahwa film ini bakal ngasih lo adegan-adegan jumpscare yang bikin bergidik sepanjang tayangan. Apalagi, ada nama David S. Goyer sebagai penulis naskah sekaligus sutradara serta Michael Bay selaku produser. Tentunya, lo udah mengharapkan ketegangan yang bisa bikin lo lupa bernapas kayak apa yang lo alamin pas nonton Trilogi Blade dan Trilogi The Dark Knight. Sayangnya, bukan kisah fantastis yang lo dapatkan, melainkan “pembunuhan karakter Goyer” yang ironisnya dilakuin sendiri oleh Goyer.
Yap, film yang nampilin Oldman sebagai seorang rabi ini punya cacat besar dalam pengembangan skripnya. The Unborn enggak nyajiin alur cerita yang memikat. Bahkan, pengembangan karakternya kayak enggak tergarap dengan baik. Hasilnya, lo enggak bakal ngerasa simpati kepada protagonis yang terus-terusan diburu oleh ketakutan. Bisa dibilang, unsur “horor” yang lo dapatkan dalam film ini cuma cerita klise berdurasi 87 menit yang jauh kalah menarik ketimbang cuplikannya yang hanya kurang dari 3 menit.
IMDb: 4,8/10
Rotten Tomatoes: 10%
4. The Book of Eli (2010)
Dibanding judul-judul lain dalam daftar ini, film bertema propaganda religi ini masih punya rating yang lebih bagus dan ulasan positif yang lebih banyak. Namun, buat lo yang menggemari kisah-kisah pascaapokalips neo-Western, film yang dibintangin Oldman, Denzel Washington, Mila Kunis, Ray Stevenson, dan Jennifer Beals ini jelas enggak bakal memuaskan lo. Bahkan, lo bisa aja jadi frustrasi setelah nonton film garapan Hughes Bersaudara ini.
Bukannya cerita yang kompleks, lo malah nemuin banyak hal yang bakal lo anggap sebagai omong kosong. Lo bakal bingung dengan premis kenapa setelah perang nuklir terjadi, sekelompok orang membakar kitab suci di seluruh dunia, lalu sekelompok lain membutuhkannya demi mengendalikan dunia. Sekali lagi, kecacatan film ini bukan murni salah Oldman, bukan pula salah Washington sebagai pemeran utama. Akting mereka berdua justru cukup jadi satu dari sedikit sisi terang dari film ini. Sayangnya, itu masih belum cukup buat mengisi kekosongan plot akibat khotbah-khotbah yang seakan-akan malah ngajak penonton menanggalkan logika.
IMDb: 6,9/10
Rotten Tomatoes: 47%
5. Red Riding Hood (2011)
Film ini menambah deretan film yang menyia-nyiakan potensi besar para pemainnya. Selain Oldman, film yang diproduseri Leonardo DiCaprio ini juga menghadirkan Amanda Seyfried sebagai protagonis. Para penikmat film tentu mengharapkan film yang diangkat dari cerita rakyat klasik ini bakal nyajiin kisah fantasi yang seksi. Sayangnya, harapan itu harus pupus seketika.
Film ini nyajiin formula kisah cinta yang mirip The Twilight Saga: seorang cewek biasa terjebak dalam cinta segitiga dengan dua cowok keren. Ironisnya, kemiripannya bukan hanya itu. Lo bakal ngelihat gaya rambut ala Edward Cullen, ekspresi wajah sang cewek yang datar kayak Bella Swan sepanjang film, bahkan suasana musik latar yang serupa. Ditambah lagi, meski nyajiin teror manusia serigala yang bikin para penduduk desa Abad Pertengahan ketakutan, film ini justru enggak nampilin ketegangan dan visual yang mencekam. Setelah nonton Red Riding Hood, lo bakal bertanya-tanya, ngapain, sih, sebenarnya Gary Oldman di film ini?
IMDb: 5,4/10
Rotten Tomatoes: 10%
***
Harus diakuin, meski Gary Oldman adalah aktor unggulan papan atas, bukan berarti film-film yang dia bintangin selalu ngeraih keberhasilan. Memang, sih, keterpurukan film-film di atas bukanlah murni sumbangsih Oldman sebagai salah satu pemerannya. Meski film-film tersebut dinilai gagal oleh para penikmat film, kehadiran Oldman selalu jadi daya tarik tersendiri. Makanya, kita setia nungguin kiprah Oldman selanjutnya, terutama setelah kesuksesan yang dia raih setelah Darkest Hour.
Nah, dari film-film yang udah disebutin, mana yang bikin lo kecewa luar biasa?