Hollywood sebagai industri perfilman terbesar di jagat raya merupakan lumbung uang yang sangat menggiurkan. Enggak sedikit rumah produksi yang mengeluarkan modal ratusan juta dollar Amerika demi keuntungan yang berlipat. Biaya produksi besar, ditambah harga bintang tenar yang enggak murah, rela dipenuhi demi tontonan dengan nilai jual tinggi.
Hal ini sebenarnya sangat berisiko, enggak ada yang tahu apakah sebuah film akan meraih kesuksesan atau tidak. Seringkali modal ratusan juta menjadi percuma ketika film yang sudah tayang enggak meraih pendapatan sesuai harapan. Imbasnya, banyak rumah yang gulung tikar karena enggak sanggup menerima kerugian. Apa saja film gagal sukses yang menyebabkan sebuah rumah produksi menjadi bangkrut? Yuk, simak daftarnya di bawah.
1. Titan A.E. (2000)
Pada 1979, Don Bluth yang bekerja sebagai animator di Disney memutuskan keluar dan memproduksi karya sendiri. Pria kelahiran 1937 ini kemudian melahirkan film animasi seperti An American Tail (1986) dan A Land Before Time (1988). Lepas Disney sukses besar dengan Aladdin (1992) dan The Lion King (1994), banyak rumah produksi animasi yang lahir. Salah satunya adalah Fox Animation Studios pimpinan Bluth.
Anastasia (1997), film pertama keluaran studio animasi ini sukses dan meraih pujian. Dengan modal sekitar 50 juta dollar Amerika, film animasi yang dibintangi oleh Meg Ryan dan John Cusack berhasil meraih pendapatan sebesar 139 juta dollar Amerika. keberhasilan ini memotivasi Fox Animation Studios ini kembali memproduksi tontonan lain.
Tiga tahun berselang, Don Bluth merilis Titan A.E. (2000). Dengan deretan bintang papan atas sebagai pengisi suara seperti Matt Damon, Drew Barrymore dan Bill Pullman, film animasi fiksi ilmiah ini tampil jauh dari harapan. Di minggu debut, Titan A.E. (2000) hanya mampu meraih 9 juta dollar Amerika. Sepanjang masa tayang, film yang disutradarai oleh Don Bluth dan Gary Goldman ini enggak berhasil mengembalikan modal besar yang diraih. 85 juta dollar Amerika terbuang percuma. Imbasnya, seminggu lepas rilis perdana, Fox mengumumkan bahwa anak perusahaannya ini resmi ditutup.
2. The Golden Compass (2007)
New Line Cinema adalah rumah produksi yang ada di belakang suksesnya trilogi The Lord of the Rings, baik secara komersil ataupun penghargaan. Total, film garapan Peter Jackson ini berhasil meraih 17 Piala Oscar.
Empat tahun berselang, rumah produksi asal Amerika ini ingin kembali mencetak film fantasi yang bisa menjadi lumbung uang. Dengan modal sekitar 200 juta dollar Amerika, New Line Cinema memproduksi The Golden Compass. Jumlah ini melebihi modal yang disuntikkan ke Lord of the Rings. Tampil buruk dan enggak memukau, film yang dibintangi oleh Nicole Kidman dan Daniel Craig ini hanya meraih 70 juta dollar Amerika di pasar domestik. Capaian buruk ini menyebabkan Warner Bros. mengakuisisi New Line sebagai anak perusahaannya pada Februari 2008.
3. Cutthroat Island (1995)
Pada 1994, Carolco Pictures memiliki dua proyek besar yang akan diproduksi yaitu film petualangan bajak laut berjudul Cutthroat Island dan Crusade, yang rencananya akan dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger. Kekurangan modal, rumah produksi yang satu ini memutuskan untuk fokus di Cutthroat Island, padahal mereka sudah mengeluarkan sekitar 13 juta dollar Amerika untuk penggarapan Crusade.
Diharapkan bisa mengembalikan modal dan meraih keuntungan yang besar, film yang dibintangi oleh Genna Davis dan Matthew Modine ini tampil buruk di panggung box office. Dari 100 juta dollar yang udah digelontorkan, film yang disutradarai oleh Renny Harlin ini cuma meraup 10 juta dollar di pasar domestik. Di tahun yang sama, tepatnya di November, Carolco Pictures dinyatakan bangkrut.
4. Final Fantasy: The Spirit Within (2001)
Sepanjang sejarah, film yang diadaptasi dari game jarang berhasil di pasaran. Namun ini nampaknya enggak menghalangi Square Pictures untuk menggarap Final Fantasy: The Spirit Within pada 2001. Mengusung judul yang udah mendunia, rumah produksi ini tampil total dengan visual yang memesona. Film ini merupakan karya pertama yang melakukan proses render digital secara keseluruhan, termasuk tampilan manusia yang sangat realistis.
Dibintangi oleh nama beken seperti Alec Baldwin, Ving Rhames dan Ming-Na Wen, film ini mendapat kritikan keras. Imbasnya, dari modal sebesar 137 juta dollar Amerika yang udah dikeluarkan, film yang disutradarai oleh Hironobu Sakaguchi ini hanya meraih 85 juta dollar Amerika dari penayangan di seluruh dunia. Film ini menjadi karya pertama sekaligus terakhir bagi Square Pictures, karena enggak lama, Square melebur rumah produksi ini menjadi Square Enix.
5. Heaven’s Gate (1980)
Pada 1979, Michael Cimino, sutradara peraih dua Piala Oscar untuk kategori ‘Best Picture’ dan ‘Best Director’ di gelaran 1979 ini menggarap film berjudul Heaven’s Gate di bawah naungan studio United Artists. Karena menuntut kesempurnaan dan penuh detail, proses produksi menjadi jauh melewati masa tenggat. Sebagai bayangan, Cimino harus mengeluarkan satu juta dollar Amerika hanya untuk adegan berdurasi 90 detik.
Terus menerus memakan uang, raihan film yang dibintangi oleh Christopher Walken ini enggak mampu mengimbangi modal besar yang udah dikeluarkan. Film yang cuma rilis di pasar domestik ini hanya mencetak pendapatan sebesar 3,4 juta dollar Amerika, jauh dari modalnya yang mencapai 44 juta dolar Amerika. Raihan buruk menyebabkan rumah produksi United Artists menjadi kacau dan pada akhirnya MGM membeli studio ini sebesar 350 juta dollar Amerika.
***
Itu tadi beberapa film flop di pasaran box office yang menyebabkan rumah produksinya mengalami krisis keuangan dan berujung bangkrut. Apakah lo udah sempat menyaksikan film di atas? Bagaimana kesan lo setelah nonton? Kasih tahu pendapat lo di bawah, ya.