5 Alasan Lo Rugi kalau Enggak Nonton Banda the Dark Forgotten Trail

Sebelum negeri ini bersatu dan merdeka 72 tahun lalu, perjalanan panjang di bawah pemerintahan kolonial udah dilaluin selama ratusan tahun. Momentum yang bikin bangsa-bangsa Eropa rela berlayar berbulan-bulan dan menerjang ganasnya lautan, enggak lain, dilatarbelakangi pencarian rempah-rempah yang kala itu jadi komoditas berharga dan lebih mahal daripada emas. Kepulauan Banda di Maluku yang kaya akan tumbuhan pala langsung jadi incaran mereka. Tumbuhan yang punya banyak khasiat ini tumbuh subur dengan kualitas terbaik di 11 pulau yang ada di Banda.

Melalui film berjudul Banda the Dark Forgotten Trail (2017), Lifelike Pictures nyajiin kisah penting yang jadi bagian sejarah negeri ini dan dunia. Dengan disutradarai oleh Jay Subyakto dan diproduseri oleh Sheila Timothy dan Abduh Aziz, film ini bercerita tentang bagaimana kepulauan di timur Indonesia ini jadi rebutan Belanda, Inggris, hingga Portugis karena kekayaan palanya hingga perkembangannya di masa kini yang nyaris terlupakan.

Walaupun film ini masuk kategori feature dokumenter, lo bakal digiring ke dalam penceritaan yang sangat menarik. Banyak fakta sejarah yang belum semua orang tahu dalam film berdurasi 94 menit ini. Selain itu, masih ada alasan penting lainnya yang bakal bikin lo rugi kalau sampai enggak nonton Banda the Dark Forgotten Trail. Viki kasih tahu satu per satu.

 

1. Merupakan karya film pertama Jay Subyakto.

Via Istimewa

Sejak lama, Jay Subyakto malang melintang di industri kreatif Indonesia. Berbagai pementasan seni akbar yang berkualitas tinggi jadi buah karyanya.  Sebut saja Ariah (2013) di Monumen Nasional (Monas) serta Matah Ati (2011) di Teater Jakarta dan di Espalande, Singapura. Namun, buat benar-benar menggarap sebuah film, Jay baru mewujudkannya dalam Banda the Dark Forgotten Trail.

 

2. Nampilin visual dari udara hingga bawah air.

Via Istimewa

Digawangi oleh sinematografer Ipung Rachmat Syaiful, tim kamera diisi pula oleh fotografer andal, Davy Linggar dan Oscar Motuloh. Dua nama ini adalah sosok yang lihai dalam membidik dan menghasilkan gambar yang kaya sekaligus indah di mata. Sisa-sisa benteng Belanda yang megah, pantai berair jernih, hingga hutan pala yang masih asri tersaji dengan apik dan membuai sepanjang film diputar.

 

3. Animasinya digarap oleh para pelajar dalam negeri.

Via Istimewa

Selain potongan-potongan gambar akan Kepulauan Banda yang indah, film ini juga nyajiin animasi agar cerita menjadi lebih ngalir dan kekinian. Menariknya, animasi ini dibuat oleh para pelajar, loh. Siswa-siswi dari SMK Raden Umar Said atau RUS Animation Studio yang berlokasi di Kudus, Jawa Tengah, adalah para penggarapnya. Sebelumnya, sekolah ini udah ngerilis film animasi Pasoa & Sang Pemberani pada Februari kemarin.

Sneak peek Animasi di film "Banda the dark forgotten trail" directed by Jay Subyakto #lifelikepictures production pic.twitter.com/hkUd3fE9my

— sheila timothy (@lalatimothy) January 18, 2017

 

4. Kisahnya berlatar dari era rempah sampai kemerdekaan.

Via Istimewa

Film ini dibikin buat jadi medium pembelajaran. Makanya, segmentasi penceritaannya dibagi ke dalam beberapa bagian, dari era sebelum datangnya penjelajah Eropa, mulai berdirinya pemerintah kolonial, lokasi pengasingan tokoh-tokoh bangsa, hingga Banda di masa kini.

Cerita yang mengalir dari masa lampau hingga sekarang ini ditulis oleh Irfan Ramli yang dikenal sebagai penulis Cahaya dari Timur (2014), Surat dari Praha (2016), dan Filosofi Kopi 2 (2017). Narasinya sendiri dibacakan oleh aktor kawakan Indonesia dalam dua bahasa: bahasa Indonesia oleh Reza Rahadian dan bahasa Inggris oleh Ario Bayu.

 

5. Banyak nyajiin trivia tentang Banda.

Via Istimewa

Sisi menarik lain dari film ini enggak lain adalah banyak diceritainnya fakta sejarah yang mungkin enggak lo temuin di buku-buku sekolah. Proklamator Bung Hatta dan Perdana Menteri Indonesia pertama, Sutan Sjahrir, adalah segelintir tokoh bangsa yang pernah diasingkan di Banda. Kisah sehari-hari mereka selama di sana jadi pengetahuan baru yang menarik. Belum lagi, lo juga bisa jadi paham seperti apa, sih, tumbuhan pala dengan segala khasiat hebatnya yang menggoda bangsa Eropa buang sauh di Banda ratusan tahun silam.

***

Bagaimana? Lima alasan di atas udah bisa bikin lo makin semangat buat nonton Banda the Dark Forgotten Trail, dong. Apalagi film yang rilis pada 3 Agustus 2017 ini masih bertengger di bioskop-bioskop Tanah Air. Coba aja simak cuplikannya berikut!

Dengan nonton film ini, selain bakal nambah wawasan, lo juga bisa ngasih apresiasi buat karya dokumenter dalam negeri yang siap melanglang buana di festival-festival film mancanegara. Kalau lo udah nonton Banda the Dark Forgotten Trail, boleh, loh, bagi pendapat lo di kolom komentar.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.