Hollywood terasa seperti sebuah dunia yang terang benderang dan dipenuhi kesenangan. Namun, industri yang seolah enggak pernah tidur ini juga menyimpan banyak sisi gelap, bahkan, dari para punggawanya.
Mungkin kamu masih ingat dengan skandal besar dari Hollywood seperti pelecehan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh Harvey Weinstein. Kasus produser Hollywood ini melibatkan banyak orang termasuk para selebritas ternama yang menggegerkan dunia pada tahun 2018 sampai kembali menggaungkan #MeToo Movement untuk mendukung korban kejahatan seksual.
Apakah kasus Harvey Weinstein membuat banyak orang kapok untuk melakukan tindakan kejahatan seksual di Hollywood? Jawabannya, enggak. Belum lama ini, bahkan beredar kabar yang lebih menggemparkan dan menjijikkan. Rapper, produser, sekaligus pemilik Bad Boy Entertainment dan sederet lini usaha lainnya P. Diddy (Sean John Combs) dilaporkan melakukan banyak tindakan kejahatan seksual.
Kasus ini mulai terbuka setelah mantan kekasih P.Diddy, Cassandra Ventura, melaporkan kekerasan seksual dan pemerkosaan yang dilakukan kepada dirinya pada tahun 2023. P. Diddy diduga memaksa Ventura untuk berhubungan seks dengan PSK pria serta melakukan berbagai kekerasan seksual lainnya. Enggak lama kemudian, ada banyak laporan kejahatan terkait seks yang melibatkan namanya.
Berbagai kejahatan ini sangat layak untuk dijadikan film dokumenter investigasi supaya bisa meningkatkan awareness layaknya kasus kejahatan seksual Jeffrey Epstein yang juga pernah diangkat oleh Netflix. Apa saja? Baca supaya kamu tahu bahwa dunia entertainment sebetulnya enggak baik-baik saja.
Kasus Kejahatan P. Diddy yang Pantas Dijadikan Dokumenter Netflix
Pesta-pesta gila yang melibatkan anak di bawah umur
Usher, seorang musisi yang masih satu circle dengan P. Diddy, pernah menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan pesta-pesta gila. Diduga kuat, apa yang dicuitkan oleh Usher itu adalah pesta seks reguler “Freak Offs”.
Yang menjadi masalah, pesta ini enggak hanya tentang pesta seks bebas dengan konsensus. P. Diddy kerap mengundang para selebritas baru di bawah umur yang sedang akan diorbitkan untuk bergabung. Bukan cuma itu saja, mereka juga dicekoki miras dan narkotika supaya kehilangan kesadaran sehingga dapat diajak bersetubuh oleh tamu-tamu penting atau bahkan P. sang produser sendiri.
Pria kelahiran 4 November 1969 juga diduga merekam aktivitas-aktivitas seksual mereka untuk tujuan pemerasan atau untuk mengikat mereka dalam kontrak. Hal semacam ini tentunya wajib untuk diinvestigasi dan dijadikan dokumenter mengingat di Hollywood, selebritas baru yang masih muda dan naif sangat rentan terkena pelecehan dari mereka yang punya kuasa simbolik.
Perdagangan seks melalui label Bad Boy Entertainment
Dimulai dari era 90-an, satu dekade lebih setelah P. Diddy memulai kariernya, Bad Boy Entertainment menjadi perusahaan musik dan media sukses yang semakin membuat namanya meroket. Namun, setelah laporan dari Ventura yang disusul oleh laporan dari pihak lain, seseorang yang anonim melaporkan bahwa Bad Boy Entertainment menjadi kedok dari perdagangan seks yang dilakukan oleh P. Diddy.
Ia diduga melakukan perdagangan seks bersama dengan first staffer sekaligus Presiden Bad Boy Entertainment tahun 2008-2017. Perdagangan seks itu dilakukan juga kepada anak-anak di bawah umur. Seperti layaknya pesta Freak Offs, perdagangan seks ini diduga dilakukan di bawah paksaan, pengaruh obat-obatan terlarang, dan juga dengan pemerasan melalui video.
Perdagangan seks ini juga dilakukan kepada para selebritas baru yang namanya akan diorbitkan. Dikabarkan bahwa P. Diddy kerap menekan mereka buat melakukan aktivitas seksual kalau mereka mau mendapatkan kontrak atau sejumlah uang untuk peningkatan karier mereka.
Jaringan perdagangan seks ini kabarnya melibatkan banyak orang penting. Investigasi yang mendalam mungkin bisa menyeret banyak orang penting, bukan cuma para selebritas, tetapi juga politisi-politisi Amerika Serikat.
Kasus video tape
HSI kabarnya juga menemukan banyak rekaman video yang berisi berbagai tindakan penyimpangan dan kekerasan seksual.
Rekaman-rekaman video ini bukan cuma melibatkan hal-hal liar yang terjadi di dalam pesta semacam Freak Offs saja. Ada juga rekaman seks pemerkosaan massal, pemaksaan hubungan seks, hubungan seks dengan anak di bawah umur, juga hubungan seks para selebritas papan atas yang terjadi di rumahnya.
Diduga bahwa rapper yang juga dikenal dengan nama Puffy ini merekam aktivitas-aktivitas seksual itu dengan menggunakan CCTV dan di luar konsensus banyak orang. Rekaman ini dipakai untuk memeras, membungkam, dan juga mengancam para korban.
Agen HSI menyebutkan bahwa ada banyak selebritas ternama di dalam video itu. Hal tersebut mungkin menjadi alasan kenapa ada banyak selebritas yang bungkam.
Penyalahgunaan zat terlarang
Dalam pesta Freak Offs dan pesta-pesta gila lainnya, P. Diddy juga melakukan penyalahgunaan narkotika agar pesta tersebut bisa berlangsung selama berhari-hari!
Bukan cuma diberi fasilitas entertainment seperti musik, makanan, stripper, sampai dengan kolam renang, ia memberikan para korban berbagai jenis zat terlarang seperti ketamin dan GHB supaya mereka bisa betah pesta berhari-hari dan juga menjadi “patuh”. Lebih lanjut lagi, P. Diddy juga menyiapkan infus supaya mereka enggak dehidrasi.
Dokumenter investigasi kejahatan P. Diddy juga dapat dibuat dari sisi penyalahgunaan obat-obatan terlarang serta masalah kesehatan. Hal itu mungkin bisa membuka tabir tentang jaringan kartel obat-obatan terlarang di Amerika Serikat yang memberikan suplai narkotika dalam jumlah besar kepada rapper tersebut dan kroni-kroninya, dan mungkin juga membuka rahasia kelam tentang penyalahgunaan obat-obatan terlarang lainnya di Hollywood.
Pemerkosaan dan Pelecehan Seksual
Laporan yang bertubi-tubi datang terhadap P. Diddy memperlihatkan bahwa kejahatannya bukan hanya tentang uang dan jaringan bisnis saja, tetapi juga tentang kelainan dan hiperseksualitas yang mungkin diidap oleh P. Diddy.
Selain memanfaatkan banyak orang, bukan cuma gadis tetapi lelaki-lelaki muda, untuk diperdagangkan kepada “orang-orang penting”, P. Diddy juga dilaporkan melakukan pemerkosaan. Dengan nama anonim, ada beberapa orang yang melaporkan P. Diddy atas pemerkosaan dan penggunaan obat bius. P. Diddy diduga enggak cuma memerkosa mereka secara tunggal, tetapi melakukan pemerkosaan massal bersama rekan-rekannya.
Bahkan, tersiar kabar bahwa P. Diddy juga pernah melakukan pelecehan seksual kepada Justin Bieber saat ia masih berusia 15 tahun. Kabarnya, Bieber “dijual” oleh Usher untuk menghabiskan waktu 48 jam bersama P. Diddy sebelum album debutnya dirilis.
Kasus konspirasi kematian para selebritas
Setelah kasus yang menjerat P. Diddy ini ramai dibahas, publik kembali mengingat kematian beberapa figur publik dan menduga bahwa P. Diddy terlibat dalam kematian mereka.
Yang pertama adalah kasus pembunuhan rapper Tupac Shakur pada 7 September 1996. Pada saat itu, Shakur ditembak oleh orang tak dikenal di halte Las Vegas. Setelah dirawat selama enam hari, ia mengembuskan napas terakhir karena gagal jantung.
Pada 30 November 1994, Shakur pernah menjadi korban penembakan dalam perampokan di Quad Studio. Selamat dari penembakan itu, Shakur menyebutkan bahwa Puffy (nama tenar P. Diddy saat itu), terlibat dalam perampokan tersebut.
Publik menilai bahwa pernyataan Shakur tersebut menjadi alasan penembakan dirinya untuk yang kedua kali di Las Vegas. Rapper Eminem, juga pernah menyindir P. Diddy tentang hal ini dalam lagunya yang berjudul Killshot dan Fuel. Selain itu, terdakwa pelaku penembakan Duane Davis juga mengaku bahwa ia enggak bersalah atas kejahatan itu.
Yang kedua adalah kematian penyanyi Aaliyah pada tahun 2001 karena kecelakaan pesawat. Aaliyah pernah hadir dalam pesta 4th of July yang diadakan oleh P. Diddy pada tahun 2000 dan diduga menjadi korban perdagangan seks.
Kecelakaan pesawat yang menewaskan 9 orang termasuk Aaliyah tersebut dianggap janggal, apalagi sang pilot juga enggak memenuhi syarat dan memiliki jejak kokain dan narkoba di tubuhnya. Pihak keluarga pun mengajukan gugatan kematian yang enggak semestinya, tetapi gugatan itu akhirnya selesai di luar pengadilan.
***
Melihat tuntutan kejahatan terhadap P. Diddy yang begitu banyak dan di luar nalar, publik menilai kalau kematian mereka mungkin direncanakan oleh P. Diddy sebagai bentuk pembungkaman. Namun, hal ini baru sebatas rumor dan membutuhkan pembuktian yang begitu rumit, terlebih lagi, kasus-kasus tersebut sudah terjadi berdekade-dekade lalu.
Atas tuntutan kejahatan berlapis yang menimpa dirinya, P. Diddy terancam hukuman penjara hingga seumur hidup. Power P. Diddy, baik secara ekonomi, sosial, budaya, mau pun simbolik sangat kuat di Hollywood. Maka dari itu, kita tentu berharap kalau penyelesaian kasus ini bisa membawa keadilan bagi para korban dan juga sebagai pengingat bahwa ada begitu banyak hal yang mengerikan di Hollywood.