Pemilihan Pemenang Oscar 2024

Bagaimana Pemenang Oscar Dipilih?

Perhelatan Academy Awards selalu memenangkan karya-karya yang secara teori film enggak perlu diragukan kualitasnya. Namun, ada banyak orang penasaran apa yang sebenarnya membuat suatu karya mampu masuk atau bahkan menjadi pemenang Best Picture atau kategori-kategori terbaik lainnya seperti Best Foreign Picture? Mengapa tema-tema film yang menjadi terbaik selalu “itu-itu” saja? Rupanya, ada beberapa hal penting terkait proses penyortiran film-film hingga masuk ke dalam nominasi Oscar.

Apa saja dan bagaimana proses penilaiannya? Mari cari tahu di sini.

Bagaimana proses pemilihan pemenang piala Oscar?

Dipilih oleh komite

Mengapa Oppenheimer masuk ke dalam nominasi, begitu juga Poor Things dan Barbie? Siapa yang memasukkan nama-nama itu ke sana?

Rupanya, sebelum pemungutan suara dilakukan, Anggota Akademi diminta untuk menyortir dan memberikan peringkat untuk film-film yang dianggap terbaik. Akademi kini memiliki 10.817 anggota dengan 9.375 anggota berhak memberikan suara pada Oscar.

Anggota ini diundang oleh komite dan terdiri atas banyak orang dari berbagai pekerjaan. Walaupun dulu anggota tersebut didominasi oleh pria kulit putih, tetapi sekarang keanggotaannya jauh lebih inklusif. Pada tahun 2023, komite mengundang anggota baru yang 40% di antaranya adalah perempuan dan 34% berasal dari komunitas ras/etnis yang kurang terwakili, seperti yang dilansir dari Variety.

Selebritas seperti Taylor Swift, Ke Huy Quan, dan Justin Bieber masuk ke dalam keanggotaan ini.

Sistem yang kayak “pemilu”

Oscar via Istimewa

Setelah list film-film terbaik terkumpil, kemudian Academy Awards melanjutkannya dengan metode pemungutan suara berdasarkan peringkat, yang disebut pemungutan suara preferensial. Hal ini utamanya digunakan untuk menentukan Best Picture, karena enggak semua kategori memakai sistem ini. Ada juga yang memang udah dipilih secara khusus bukan dengan sistem pemungutan.

Anggota yang punya suara diminta untuk menentukan peringkat semua nominasi film terbaik dan kemudian PwC, akuntan resmi Academy Awards, memeriksa semua surat suara dan membuat daftar untuk setiap film yang terdaftar sebagai yang terbaik. 

Lalu, bagaimana selanjutnya? Film yang mendapatkan lebih dari 50% suara bakal dinobatkan sebagai film terbaik alias Best Picture. Namun, seringkali hal kayak gini enggak cuma berlangsung satu putaran alias jarsnh ada film yang mendapatkan langsung suara 50%. Pada akhirnya, dua film dengan pilihan terbanyak akan divoting lagi dan dari sanalah pemenangnya akan ditentukan. Kayak pemilu, kan?

Bagaimana menentukan film berbahasa asing terbaik?

Film Berbahasa Asing via Istimewa

Jika film yang masuk ke dalam nominasi Best Picture Academy Awards harus diputar minimal 7 hari di teater yang ada di Los Angeles, maka enggak demikian dengan Best International Feature Film  atau film terbaik berbahasa asing. Jika memang film itu enggak bisa diputar di Los Angeles, maka yang penting diputar di negara asal. Namun, setiap negara hanya dapat mengirimkan satu film saja per tahunnya.

Setelah film-film itu terkumpul, maka komite akan menyortir mana saja film yang layak untuk masuk nominasi. Kemudian, voters di Academy Awards bakal memilih dan film yang mendapatkan voting tertinggi akan menjadi film terbaik berbahasa asing.

Menentukan film terbaik berbahasa asing memang lebih “ringan” daripada menentukan Best Picture, kategori paling “agung” di Academy Awards lantaran minimnya konflik kepentingan. Tentu berbeda sama Best Picture yang menampilkan film-film yang diputar di Los Angeles dan menjadi film yang lekat dengan Amerika Serikat.

Berbeda sama Best Picture, film yang masuk ke dalam kategori Best International Feature Film sama sekali enggak boleh berbahasa Inggris dan sama sekali enggak boleh diproduksi oleh rumah produksi Amerika Serikat. The Passion of The Christ (2004) yang berbahasa Ibrani, Arab, dan Latin, enggak masuk kualifikasi karena diproduksi oleh Icon Productions dari Amerika Serikat. Casa de Mi Padre (2012), yang berbahasa Spanyol, juga dilarang masuk ke kategori ini karena meskipun diproduksi oleh perusahaan Meksiko, tetapi bekerja sama dengan perusahaan Will Ferrell yang berbasis di Amerika Serikat.

Bagaimana dengan Parasite (2019)-nya Bong Joon-Ho? Ini adalah sebuah hal bersejarah. Sebetulnya, film berbahasa asing yang diproduksi di luar bisa saja menang kategori Best Picture selama diputar di Los Angeles. Namun, sejarah mencatat beberapa film berbahasa asing hanya pernah masuk nominasi, enggak memenangkan Best Picture. Dilansir dari iNews.co.uk, pernah ada beberapa film berbahasa asing yang masuk nominasi, yakni Roma (2019) Amour (2012), Letters from Iwo Jima (2006), Life Is Beautiful (1998), The Postman (1995), Cries and Whispers (1973), The Emigrants (1972), Z (1969) and Grand Illusion (1938).

Apa yang dialami Parasite ini memang sesuatu yang jarang terjadi. Bahkan, sutradaranya pun mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman surealis. 

Banyak orang yang menduga bahwa kemenangan Parasite, selain karena filmnya berkualitas, berusaha untuk menepis isu eksklusivitas kulit putih dan Anglo-Saxon yang ada di dalam tubuh Academy Awards. Apalagi, enggak ada aktor-aktor Parasite yang memenangkan kategori.

Lantas, bagaimana pemenang kategori lainnya dipilih?

Emma Stone via Istimewa

Kita sudah tahu bagaimana film-film terbaik dipilih, yakni disortir oleh komite dan divoting oleh anggota-anggota yang eligible. Lalu, bagaimana dengan kategori lain seperti aktris atau aktor terbaik, hingga sutradara terbaik?

Awal mulanya tentu sama dengan kategori film-film terbaik, yakni melalui penyortiran dari komite. Kemudian, para voters akan menyumbang suara. Namun, bedanya, voters yang menyumbang adalah mereka yang berprofesi serupa. Jika kategorinya adalah Best Actor, pemilihnya adalah aktor, begitu pula dengan kategori lain seperti editor, sutradara, dan sebagainya.

Pengelompokkan voters berdasarkan profesi mereka ini bertujuan supaya voters memang mengerti betul kualitas apa aja yang harus dinilai dari nominator. Hal ini dilakukan agar enggak ada bias dan tolok ukurnya jelas.

Mengapa film superhero enggak pernah memenangkan “Best Picture”?

Superhero via Istimewa

Film seperti Spider-Man 2 (2004) pernah memenangkan Best Achievement in Visual Effect, Suicide Squad (2016) dengan Best Make Up and Hairstylist, dan masih banyak lagi. Namun, kenapa enggak pernah ada yang memenangkan Best Picture?

Melansir dari Gamerant, Presiden Marvel Studios Kevin Feige mengatakan bahwa beberapa film superhero seperti Shang Chi, misalnya, mampu menepis dominasi kulit putih dan membuka mata tentang kultur baru. Namun, dalam kesimpulan artikel tersebut, banyak orang yang beranggapan bahwa film superhero enggak bisa mendapatkan Best Picture karena film-film itu lebih terlihat keren karena efek dan aksinya, bukan karena perkembangan karakter atau storytelling. Film-film superhero bukan berarti buruk, tetapi kekuatannya, berbeda dengan film bergenre drama yang biasanya memenangkan Best Picture, enggak menyorot isu khusus di masyarakat, enggak character-driven, dan seru “aja”.

Ada banyak orang yang menduga kalau pemilihan film-film dan kategori terbaik lainnya dari Academy Awards memang enggak lepas dari politik, subjektivitas, dan isu-isu apa yang lagi marak di Amerika Serikat. Apalagi, setiap tahun standarnya seolah “berbeda”. Terlepas dari berbagai anggapan itu, ajang Academy Awards masihlah merupakan salah satu ajang penghargaan film terbesar yang dinanti. Bagaimana menurutmu?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.