Kisah asal muasal Godzilla dan terciptanya sang monster yang sampai saat ini jadi memori kelam masyarakat Jepang
Eksistensi “monster” di dunia nyata biasanya mereferensi pada makhluk zaman purba seperti dinosaurus. Normalnya, suatu makhluk dikategorikan monster berdasarkan ukuran dan tampilan fisik yang mengerikan dan berpotensi untuk mengancam peradaban manusia. Lantas Godzilla hadir untuk menjadi parameter baru kategori monster lewat karya fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata.
Pada tahun 1954, perusahaan Toho Film Company Ltd menciptakan Godzilla yang dirunut dari hal kompleks untuk menggambarkan sebuah “teror.” Asal muasal Godzilla sendiri diambil dari gorila dan kujira yang berarti “paus” dalam bahasa jepang. Kedua hewan ini diambil oleh Toho untuk merepresentasikan sebuah makhluk yang besar dan kuat.
Teori asal muasal Godzilla
Asal muasal Godzilla adalah manifestasi dari teror nuklir Hiroshima-Nagasaki
Dalam cerita orisinalnya, di Jepang Godzilla yang muncul pertama kali pada tahun 1954 adalah hasil genetika dari bom nuklir. Penyelarasan asal muasal Godzilla ini tentu bukan tanpa alasan. Sang sutradara, Ishiro Honda terinspirasi dari teror bom nuklir yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima-Nagasaki pada tahun 1945.
Oleh sebab itu, Godzilla dan nuklir tidak akan pernah terpisahkan. Seperti yang dikatakan oleh Kazu Watanabe –kepala film Japan Society— dalam wawancara bersama NBC di New York pada tahun 2020.
“Selama senjata nuklir atau tenaga nuklir masih ada, Godzilla tidak akan pernah tidak relevan. Godzilla mengingatkan kita pada kekuatan mengerikan yang kita ciptakan untuk menghancurkan diri sendiri,” ujar Watanabe.
Hebatnya, sineas Jepang terutama Ishiro Honda mampu mengemas teror menjadi sebuah karya yang apik. Sosok Godzilla terus populer hingga sekarang. Bahkan, dari karyanya kita bisa lihat banyak franchise Godzilla bertebaran. Contohnya adalah Monsterverse yang terakhir merilis Godzilla X Kong: The New Empire. Versi Jepang-nya juga enggak mau kalah, Godzilla Minus One jadi karya teranyar.
Meskipun sama-sama menghadirkan kisah Godzilla, tapi keduanya punya premis khusus yang berbeda. Misalnya, Monsterverse menghadirkan sosok Godzilla yang berpihak pada manusia. Bisa dibilang, konsep superhero membalut keberadaan monster tersebut.
Di Godzilla Minus One, monster ini murni jadi teror masyarakat Jepang terutama di wilayah Ginza dan Tokyo. Jika menarik inspirasi awal dari Ishiro Honda, Godzilla Minus One lebih masuk akal. Namun, kedua film ini menggambarkan bahwa Godzilla punya “peran” tersendiri di hati penggemarnya. Ada yang lebih condong konsep superhero, ada yang lebih cocok dengan konsep monster tak berakal.
Penggambaran semangat kebangkitan masyarakat Jepang pasca perang dunia kedua
Jika kamu sudah menonton Godzilla Minus One, sosok Godzilla ini enggak hanya jadi teror. Tapi bagaimana sang sutradara ingin menyampaikan pesan bahwa luka yang dipendam oleh masyarakat Jepang butuh waktu lama untuk disembuhkan.
Penggambaran Godzilla yang bisa regenerasi juga merupakan hal yang menarik. Seakan memberitahu bahwa trauma akan nuklir Amerika bagi masyarakat Jepang tidak akan bisa hilang sampai kapanpun. Di akhir film saja, setelah monster tersebut dikalahkan ada tanda-tanda kebangkitan.
Hal menarik lainnya adalah bagaimana masyarakat Jepang bersatu untuk menghilangkan teror Godzilla. Pada pasca perang dunia kedua, pemerintah Jepang memang mengusulkan banyak strategi untuk mengembalikan kestabilan mental negaranya. Mulai dari menyelamatkan guru-guru, mengevakuasi wanita dan anak-anak calon regenerasi, sampai melindungi para ilmuwan.
Namun lagi-lagi, trauma ini tak bisa dihilangkan. Memori kelam ini berlangsung sampai sekarang, bahkan ada julukan hibakusha bagi para penyintas bom atom. Mereka didiskriminasi karena dianggap membawa gen cacat efek radiasi nuklir.
***
Dari film-film Godzilla ini kita tidak hanya dapat hiburan semata, tapi ada latar belakang kelam yang sampai sekarang tak bisa hilang. Keberhasilan para sineas mengubah trauma jadi sebuah karya juga patut dinikmati dengan baik.
Terlepas dari bagaimana ceritanya dikemas, asal muasal Godzilla ini punya kesan beragam di hati penggemarnya. Bahkan kamu bisa mengoleksi action figure Godzilla tanpa mencoreng esensi yang diusung oleh Ishiro Honda.
Siapa di sini penggemar Godzilla? Bagaimana kamu melihat keberadaan monster ini di ranah perfilman? Silakan tulis di kolom komentar, ya! Jangan lupa juga untuk terus pantau KINCIR agar enggak ketinggalan informasi seru seputar film dan serial lainnya.