*Spoiler Alert: Artikel review anime ini mengandung bocoran cerita serial Mob Psycho 100 III episode 6 yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.
Dalam anime Mob Psyhco 100 III episode 6, Mob akhirnya berhadapan dengan Ekubo yang selama ini mengambil wujud Mob untuk menarik perhatian para pengikut Psychoo Helmet Cult. Mob ingin mengerti alasan di balik Ekubo yang melakukan semua itu. Mob ingin mengetahui apakah benar hal inilah yang diinginkan Ekubo karena–bagi Mob–Ekubo yang dikenalnya bukanlah “orang” seperti itu.
menjadi episode yang penuh emosi. Mob akhirnya mencapai 100% kekuatannya, namun apa yang terjadi? Akankah Mob benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Ekubo di sini? Simak ulasan Mob Psycho 100 III episode 6 di sini!
Review anime Mob Psychoo 100 III episode 6
Sinopsis anime Mob Psychoo 100 III Episode 6
Pertarungan antara Mob dan Ekubo tak terelakkan. Namun, justru pada Ekubo akan melancarkan serangan pentingnya, Ekubo menunjukkan sifat aslinya yang blak-blakan dan terang-terangan terhadap Mob. Melihat baju kuning norak bergambar monyet yang dipilihkan oleh Hanazawa, Ekubo langsung mengatakan bahwa bajunya norak. Melihat hal ini, Mob mencapai 100% kekuatannya. Namun, apakah itu?
Nyatanya, sejak awal Mob hanya ingin bicara langsung dengan Ekubo dan mengetahui apa yang menggerakkannya dan membuatnya menginginkan kekuatan dewa. Melihat Ekubo yang tetap menjadi dirinya sendiri, Mob pun memahami bahwa kekuatannyalah yang menjadi penghalang hubungan Ekubo dan dirinya selama ini. Pelepasan 100% kekuatannya akhirnya menjadi pilihan bagi Mob untuk dapat berbicara langsung dan meyakinkan Ekubo.
Namun, masalah yang sebenarnya bukanlah Ekubo. Pohon Dewa telah menyerap terlalu banyak energi dari doa orang-orang yang datang dan memanifestasikan sosok Mob yang selama ini menjadi simbol Psychoo Helmet Cult. Mob yang telah melepaskan 100% kekuatan yang tersisa pada dirinya telah tak berdaya. Tersisa Ekubo untuk menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh Pohon Dewa.
Persahabatan Mob
Mob Psychoo 100 III episode 6 menunjukkan bagaimana Mob berkembang dari seorang anak yang “kosong” hingga bisa merasakan semua emosi yang bisa dirasakannya. Ekubo jelas telah melakukan kesalahan besar–meski terlihat enggak membahayakan–dengan mencuci otak seisi kota dan menjadi sosok Psychoo Helmet yang diidamkan orang-orang.
Mob masih melihat bahwa Ekubo yang ada di hadapannya sama sekali bukan Ekubo yang dikenalnya. Karena itulah, ketika dia mengatakan bahwa baju yang dipakainya norak, Mob mengerti bahwa dia masih bicara dengan Ekubo. Melihat hal ini, Mob melepaskan seluruh kekuatannya karena mencapai 100% kepercayaan kepada Ekubo: bahwa Ekubo enggak mungkin menyakitinya dan bahwa dia cuma ingin mencapai mimpinya.
Ekubo memang akhir-akhir ini menjadi “antagonis” yang dibutuhkan untuk arc sebuah shonen. Namun, Mob Psychoo 100 bukan hanya tentang siapa yang jahat dan siapa yang baik.
Sejak awal, ONE ingin menunjukkan bagaimana seorang anak yang tidak memiliki emosi bisa merasakan emosi yang justru enggak bisa orang lain rasakan. Itulah yang terjadi ketika dirinya terus diserang oleh Ekubo dan nyawanya bahwa mungkin bisa terancam, namun Mob justru hanya ingin bicara dengan Ekubo sebagai teman.
Mob menyadari bahwa dia enggak mendengarkan Ekubo sebagaimana seharusnya karena dia terlalu jemawa dan dia pun memahami bahwa Ekubo pun saat ini sedang jemawa. Semua saran yang diterima dari orang-orang di sekitarnya pada akhirnya membuatnya mengerti dan memahami Ekubo.
Ekubo pun akhirnya menyadari bahwa yang diinginkannya hanyalah teman. Ketika enggak ada yang bisa melihat dirinya apa adanya, Mob menerimanya dan memilih untuk enggak mengeksorsisnya. Tentu jiwa jahat Ekubo masih ada karena dia masih berpikir untuk memanfaatkan kekuatan Mob demi mimpinya menjadi dewa. Namun, menghabiskan sekian banyak waktu bersama Mob, Ekubo pun berubah. Dia akhirnya menyadari bahwa dia ingin berdiri bersama Mob, berdampingan sebagai teman.
Dengan berbagai argumen yang menurut Ekubo sangat payah, Mob pun pada akhirnya bisa meyakinkan Ekubo. Di sini, terasa bahwa puncak arc ini justru menjadi antiklimaks karena Ekubo begitu mudah diyakinkan. Namun, yang menanti setelahnya nyatanya menunjukkan bahwa Ekubo memang telah berubah karena Mob.
Kekuatan pohon dewa
Pohon Dewa yang telah menyerap banyak kekuatan dari orang-orang yang memujanya akhirnya memanifestasikan sosok Mob yang selama ini dibayangkan oleh orang-orang sebagai pendiri Psychoo Helmet. Bukan hanya itu, Pohon Dewa pun menemukan bahwa Mob adalah sumber kekuatan yang dicarinya dan ingin Ekubo menyerahkan Mob. Mob yang saat ini sudah enggak berdaya karena kekuatannya telah dilepas seluruhnya demi Ekubo hanya bisa tertidur dan enggak berdaya.
Ekubo harus menghadapi Pohon Dewa yang menginginkan kekuatan psikis Mob yang sangat besar. Menghadapi ribuan sosok “Psychoo Helmet”, Ekubo bertarung mati-matian demi Mob; hal yang mungkin dia enggak bisa bayangkan sebelumnya. Pertarungan Ekubo melawan “Psychoo Helmet”-nya Pohon Dewa adalah sorotan penting di Mob Psychoo 100 III Episode 6. Ekubo akhirnya menyadari alasan Mob enggak menganggap kekuatannya itu sebagai hal yang besar dan sehebat apa Mob karena bisa mengendalikan kekuatan sebesar itu.
Namun, Ekubo bukanlah tandingan bagi Pohon Dewa yang pada akhirnya memiliki kepribadian dan berpikir sendiri untuk membuat dirinya tetap hidup. Menghadapi ini, Ekubo hanya memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah yang telah dibuatnya dan membawa Mob pulang.
Ketika Ekubo memberikan kekuatan yang tersisa untuk menghipnotis Mob dan menghilangkan cuci otaknya dari seluruh kota, Mob hanya bisa melihat Ekubo yang dikenalnya. Melihat sosok Ekubo yang berupa bola arwah berwarna hijau dengan bulatan merah di pipinya, Mob enggak menyadari bahwa itulah perpisahannya.
Mob Psychoo 100 III Episode 6 akhirnya memberikan jawaban kepada kita semua bahwa sejak awal memang Pohon Dewa yang membawa masalah bagi Kota Bumbu, sedangkan Ekubo hanya memanfaatkannya untuk meraih mimpinya.
Memang apa yang dilakukan Ekubi juga enggak bisa dimaafkan, namun Mob menerimanya sebagaimana sebelumnya. Semua bisa melakukan kesalahan, yang terpenting adalah apakah sosok yang ada di hadapannya masih orang yang sama? Inilah yang menjadikan episode ini begitu emosional, terutama karena kita tahu bahwa Ekubo bersama Mob melalui berbagai situasi sulit dan melihat bagaimana Mob menghadapi semua emosinya.
***
Dengan Mob yang menangis karena enggak bisa menginat apa-apa, namun merasa berterima kasih kepada Ekubo, Mob Psychoo 100 III Episode 6 menutup arc ini dengan sempurna. Enggak ada rasa kesedihan yang lebih besar dari pada kehilangan orang terdekat, apalagi Mob sama sekali enggak memiliki teman sama sekali selain Ekubo.
Wajar kalau kamu merasa emosional melihat bagaimana hubungan Mob dan Ekubo berakhir. Pengorbanan yang dilakukan Ekubo, rasa sedih yang dirasakan Mob, semuanya terasa nyata di episode ini. Episode selanjutnya mungkin akan terasa hambar, namun Mob Psychoo 100 III Episode 6 bisa dibilang adalah episode terbaik sejauh ini. Pertarungan, perasaan, dan pengorbanan, semuanya terangkum sempurna di episode ini.
Tunggu ulasan Mob Psychoo 100 III Episode 7 hanya di KINCIR!