Disakiti dan direndahkan adalah dua hal yang jadi makanan sehari-hari Nobita. Karena sifatnya yang pemalas, alhasil Nobita menjadi sosok anak SD yang bodoh dan juga enggak punya kekuatan. Nobita hampir selalu dirundung sama temen-temennya karena enggak mampu Enggak cukup sampai di situ, Nobita kerap kali juga dimarahi oleh Pak Guru dan Ibunya karena nilai yang sangat jelek. Udah gitu, Shizuka, cewek yang dicintai, enggak menunjukkan rasa suka kepadanya.
Namun dunia ini adil. Semua karena Doraemon, robot kucing ajaib yang bisa mengabulkan segala permintaan, datang ke rumah Nobita. Meski begitu, sifat kurang bersyukur Nobita dan kemalasannya membuat segala alat Doraemon enggak difungsikan secara maksimal. Di saat orang lain bisa menguasai dunia dengan bermodalkan kantong ajaib, Nobita mentok-mentok cuma bisa bikin Suneo iri dalam satu episode saja.
Salah satu hal yang bikin orang heran adalah pintu ke mana saja. Pintu ini bikin Nobita bisa pergi ke mana aja. Bahkan, luar angkasa pun bisa dijamah dengan pintu ini. Namun entah kenapa, Nobita selalu aja iri dengan Suneo saat anak orang kaya itu pamer foto liburan. Yang terjadi selanjutnya adalah, Nobita merengek pada Ibu dan Doraemon untuk berlibur, lalu menggunakan alat-alat ajaib dengan cara yang salah.
Pertanyaannya, kenapa, sih, Nobita enggak piknik keluarga pakai pintu ke mana saja? Kenapa Nobita enggak pergi ke Hawaii lalu foto di depan pantai supaya kayak Suneo? Beberapa hal di bawah ini bisa jadi beberapa alasan kuat kenapa pintu ke mana saja enggak bisa memuaskan hasrat Nobita untuk piknik keluarga kayak temen-temennya.
1. Enggak Semua Tempat Wisata Gratis
Nobita mungkin bisa pergi ke Paris atau tempat wisata prestisius hingga berkali-kali. Akan tetapi, lo harus ingat kalau semua tempat wisata itu enggak semau gratis. Anak berkaca mata ini pernah menyinggungnya dalam episode "Miniatur Taman Jamur Matsutake".
Nobita berkata meskipun ada pintu ke mana saja, termasuk ke Taman Jamur Matsutake, semua jadi percuma dia harus membayar tiket masuk. Sebagai anak yang enggak sekaya Suneo, tiket masuk ke Taman Jamur mungkin jadi hal yang mahal buat Nobita. Bagaimana kalau masuk langsung ke Taman Jamur tanpa ngelewatin pos penjagaan? Bisa aja, sih. Namun, risikonya gede banget tertangkap oleh petugas keamanan.
2. Makanan yang Mahal
Bukan cuma tiket masuk. Ada dua hal yang harus kita pikirin kalau mau liburan ke suatu tempat, yakni akomodasi dan makanan. Keluarga Nobi bisa aja pergi langsung ke Hawaii dengan pintu ke mana saja. Namun, mereka harus mikirin bagaimana cara mereka untuk makan.
Mereka bisa aja sih bawa bekal dari rumah. Namun, sejatinya piknik itu enggak seru kalau lo enggak sambil menikmati makanan khas. Rasanya, kayak ada yang kurang.
Padahal, Nobita pernah sampai harus berantem sama Giant. Alasannya terdengar sepele, tapi jadi masalah yang cukup berat buat Nobita. Pada saat itu, dia menjatuhkan es krim milik Giant. Selain itu, ibunya pun sering pusing memikirkan arus keuangan keluarga yang enggak pernah deras. Nah, itulah alasan kenapa piknik cuma bermodalkan pintu ke mana saja itu enggak terlalu asyik buat sang karakter berkacamata ini.
3. Sosok Ayah Supersibuk
Pernah enggak, sih, lo ngelihat Ayah Nobita ada di rumah pada sore hari? Mungkin lo cuma ngeliat hal itu pada akhir minggu doang.
Layaknya ayah Shinchan, ayah Kobo-chan, dan ayah-ayah Jepang lain yang merupakan pegawai kantoran dengan jabatan biasa, Pak Nobisuke juga sering lembur pada Hari Senin-Jumat.
Akhir minggu biasanya dipakai sama Pak Nobisuke buat istirahat. Pak Nobi adalah orang yang cenderung mager. Bahkan sampai sekarang, Pak Nobisuke enggak bisa menyetir dengan lancar layaknya SpongeBob yang selalu gagal dapet SIM.
Enggak punya mobil, belum lagi tenaga yang udah habis di akhir minggu bikin keluarga Nobi jarang piknik. Mau pakai pintu ke mana saja pun, kalau memang dasarnya mager, pasti juga mager meskipun jalan-jalannya ke Italia, kan.
4. Stok Pakaian Terbatas
Berapa kali lo ngelhiat keluarga Nobi ganti baju? Stok baju keluarga Nobi cuma itu-itu aja. Hal ini mengesankan mereka enggak punya jenis baju yang lain selain kaos polos, celana polos, dan juga jaket standar musim dingin.
Pergi berwisata artinya juga harus mempersiapkan banyak baju. Terutama kalau tempat wisata tujuan lo memiliki iklim yang berbeda dengan tempat asal lo. Misalnya, keluarga Nobi mau pergi ke Hawaii. Otomatis, mereka harus menyiapkan baju-baju khas pantai dan mungkin baju renang. Belum lagi ditambah sama koper.
Inilah mungkin alasan mengapa keluarga Nobi enggak mau memanfaatkan pintu ke mana saja buat bepergian. Percuma aja pergi ke mana-mana kalau salah kostum.
5. Tujuan Enggaklah Penting
Mungkin layaknya manusia pada umumnya, lo juga berpikir kalau pintu ke mana saja bakal memuaskan dahaga para pecinta wisata. Pemikiran itu mungkin bisa dibilang enggak sepenuhnya benar.
Yang bikin kita bahagia saat berwisata enggak cuma tempat tujuan, tapi juga perjalanannya. Kalau kata Dan Eldon, seorang jurnalis foto Inggris keturunan Kenya, perjalanan adalah tujuan kita. Yap, langsung sampai ke tempat tujuan kadang bikin kita enggak menghargai proses. Dan hal itu mengurangi kepuasan saat berjalan-jalan.
Sebagai anak yang suka tidur siang, mungkin Nobita mendapatkan pencerahan ini dalam mimpi. Mungkin, membahagiakan diri bagi dirinya bukan cuma langsung sampai ke Hawaii atau ke Prancis. Proses perjalanan menuju ke suatu tempatlah yang terpenting. Entah itu naik mobil, pesawat, kereta api, kapal laut, dan kendaraan lain. Lo pasti juga pernah ngerasa begitu, kan?
***
Itulah alasan-alasan yang memungkinkan tentang kenapa keluarga Nobi enggak menjadikan pintu ke mana saja sebagai solusi tunggal keinginan travelling mereka. Pada dasarnya, berwisata memang bukan cuma soal pergi ke tempat yang jauh. Semuanya bali lagi ke proses dan persiapan matang yang sesuai sama keinginan serta kemampuan individu.