Di dunia yang penuh keberagaman ini, yang namanya kategorisasi itu udah biasa banget. Soalnya, kategori dibuat biar lo enggak kebingungan saat harus ngejelasin sesuatu. Misalnya aja, buat ngejelasin orang-orang yang pekerjaannya nulis, lo butuh kata “penulis”. Itu aja udah termasuk kategori, loh. Nah, kategorisasi juga masuk ke berbagai bidang yang lebih spesifik lagi, contohnya karya.
Sebuah karya, entah itu berupa film, novel, atau lagu, enggak bakal lepas dari kategorisasi. Bedanya, kalau dalam karya seni, kategori ini disebut juga genre. Kalau dalam film, lo mungkin familier dengan genre romansa, komedi, horor, sampai fiksi ilmiah. Di anime pun ada genre yang bikin lo tahu bedanya anime yang ini sama yang itu. Namun, meski punya semua genre yang biasa lo temuin dalam film, anime juga punya genre khusus, loh. Genre yang bakal Viki bahas di sini juga dipakai buat kategorisasi manga.
Nah, kalau lo suka nonton anime tapi bingung ngebedain genrenya, barangkali tulisan ini bisa mencerahkan lo. Kali ini, Viki bakal bahas dulu genre anime berdasarkan target penonton. Jadi, lo enggak bakal lagi keseringan protes bilang satu anime enggak sesuai buat anak-anak. Padahal, bisa aja lo gaulnya kurang jauh.
Yap, kalau dalam film, lo bisa nemuin rating (di Hollywood ada rating PG alias “Parental Guide”, PG-13, sampai R alias “Restricted”). Dalam anime, hal ini masuk ke genre. Soalnya, kategorisasi berdasarkan usia enggak cuma merujuk ke target penjualan, tapi juga mempertimbangkan tingkat pemahaman penonton dan pembaca. Manga untuk orang dewasa mengandung aksara kanji yang sulit sehingga sering kali enggak bisa dipahami oleh anak muda. Sedangkan, dalam anime, tema yang berat biasanya jadi pertimbangan buat menetapkan genre berdasarkan target penonton mereka.
1. Kodomo
Mungkin lo enggak begitu familier sama genre yang satu ini. Tapi, ada juga, loh, genre anime yang memang buat anak-anak. Kodomo, sesuai namanya, merupakan kategorisasi anime yang target penontonnya adalah anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, yang usianya antara 6—11 tahun.
Anime ini biasanya berisi kisah sehari-hari anak-anak dengan tema yang juga ramah anak. Biasanya, genre kodomo memberi perhatian terhadap kisah persahabatan dan keluarga. Contoh umum dari genre ini adalah Doraemon, Ojamajo Doremi, dan Inazuma Eleven.
Meski begitu, ada juga, loh, anime yang kelihatannya buat anak-anak, tapi ternyata target penontonnya sama sekali bukan buat anak-anak. Makanya, lo perlu berhati-hati dan jangan malas buat ngecek sebelum protes. Misalnya aja Crayon Shin-chan, Pokémon, dan Cardcaptor Sakura, anime ini masuk kategori shojo, loh!
Di Jepang, dalam bidang publikasi manga, genre ini punya majalah khusus yang diterbitin sama Shogakukan, yaitu CoroCoro Comic. Target penjualan majalah ini adalah anak-anak cowok yang masih SD dan lebih muda daripada pembaca manga shounen.
2. Shounen
Genre ini mungkin paling banyak dikenal karena banyaknya anime dalam genre ini yang ditayangin di Indonesia pada era 1990-an. Di Jepang pun, dalam hal manga, genre ini adalah yang paling populer karena enggak cuma dibaca remaja, tapi juga dibaca orang dewasa yang mencari hiburan ringan sepulang kerja. Namun, pada dasarnya, genre ini nargetin penonton dan pembaca yang berusia antara 12 sampai 18 tahun.
Contoh gampang dari genre ini adalah Dragon Ball, Naruto, Bleach, Hunter × Hunter, One Piece, Rurouni Kenshin, Yu Yu Hakusho, Inuyasha, dan Detective Conan. Ciri-ciri genre ini adalah kisahnya yang penuh unsur aksi, sering disisipin unsur komedi, dan karakter utamanya adalah cowok. Persahabatan antara anak laki-laki di sekolah dalam anime bertema olahraga juga menjadi salah satu ciri genre ini. Selain itu, meski bukan sebuah keharusan, beberapa anime shounen juga ada kalanya mengandung fan service.
3. Shoujo
Kalau shounen adalah genre anime untuk cowok, shoujo nargetin cewek berusia 10—18 tahun. Biasanya, anime shoujo mengandung unsur romansa yang mengaduk emosi dan fokus membahas permasalahan yang melibatkan manusia. Tema yang diangkat bisa beragam, mulai dari yang ringan seperti slice of life sampai fiksi ilmiah.
Contoh yang paling gampang dari genre ini adalah Cardcaptor Sakura, Fruit Basket, Skip Beat!, Natsume Yuujinchou, dan Ouran High School Host Club. Meski begitu, beberapa anime dalam genre ini juga populer di kalangan anak-anak. Misalnya Tokyo Mew Mew dan Sailor Moon.
4. Seinen
Nah, untuk penonton yang lebih dewasa, ada juga, loh, animenya. Genre seinen ditargetin buat cowok dewasa berusia 20—30 tahun, bahkan bisa lebih tua lagi, sampai usia 40-an tahun. Genre ini punya gaya gambar yang bervariasi, mulai dari yang ringan sampai bergaya avant-garde.
Bedanya dari shounen—selain usia—adalah tema yang lebih berat dan unsur gore yang sering kali muncul. Seinen biasanya mengandung bertema aksi, politik, hubungan antarmanusia, dan olahraga. Enggak jarang, anime seinen mengandung konten seksual, baik secara eksplisit maupun implisit.
Contoh paling populer dari genre ini adalah Berserk, Akira, Ghost in the Shell, Neon Genesis Evangelion, Tokyo Ghoul, Inuyashiki, One Punch Man, dan Gantz. Uniknya, ada juga anime seinen yang sering disalahpahami sebagai anime shoujo. Misalnya K-On!, Non Non Biyori, Hidamari Sketch, dan Chobits.
Dalam hal publikasi manga di Jepang, genre seinen bisa dibedain dari shounen dengan melihat penggunaan furigana (cara baca aksara kanji yang dituliskan lewat hiragana) dalam teksnya. Jika setiap aksara kanji diberi furigana, manga tersebut dikategorikan dalam shounen. Kalau sebaliknya, manga tersebut masuk kategori seinen.
5. Josei
Genre untuk anime yang ditujukan buat cewek dewasa pun ada, loh. Namanya josei. Dalam bahasa Jepang, josei berarti cewek. Namun, dalam hal genre, josei menyasar cewek berusia 15—44 tahun.
Kisah dalam anime bergenre ini biasanya menyangkut kehidupan sehari-hari cewek di Jepang. Beberapa mengisahkan kehidupan sekolah, namun sebagian besar menyoroti kehidupan orang dewasa. Selain itu, meski bukan keharusan, anime josei biasanya menyoroti romansa karakternya dengan lebih realistis, jauh berbeda dengan yang biasanya ditemukan dalam anime shoujo.
Dalam hal penceritaan, genre ini memang cenderung lebih eksplisit dalam menunjukkan konten seksual buat konsumsi dewasa. Namun, enggak semuanya, kok. Ada juga josei yang ceritanya juara kayak Chihayafuru, Hachimitsu to Clover, dan Nodame Cantabile. Loveless juga jadi salah satu contoh populer dari genre ini. Dalam bidang publikasi manga, mangaka yang terkenal selalu bermain di genre ini adalah Erica Sakurazawa.
***
Segini dulu, ya, pembahasan mengenai genre anime kali ini. Dalam pembahasan berikutnya, Viki bakal jelasin tentang genre anime berdasarkan tema. Setelah lihat lima kategori di atas, sekarang lo udah enggak bisa protes lagi, loh, kalau lihat ada anime yang isinya cenderung “nyeleneh” dengan unsur fan service. Semoga lo udah bisa lebih bijak memilih bacaan dan tontonan.