*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran cerita serial Attack on Titan Season 4 yang bisa saja mengganggu kalian yang belum nonton.
Setelah episode sebelumnya penuh dengan aksi, di episode kedelapan Attack on Titan Season 4 ini kalian harus siap mengalami kehilangan besar. Kemunculan Reiner di akhir episode lalu mungkin membuat kalian berharap bahwa akan ada aksi besar selanjutnya di episode ini. Namun, dia sama sekali enggak berniat melawan, melainkan menyelamatkan Porco Galliard alias Jaw Titan yang hampir dimakan Eren.
Buat yang enggak mengikuti manga-nya, kalian mungkin berpikir bahwa semua aksi di Liberio ini memang direncanakan dan disetujui sejak awal. Namun, setiap orang Pulau Paradis yang datang ke sana karena permintaan Eren ternyata tetap menganggap tindakan sang “perampas” sebagai ancaman. Eren dianggap membuka peperangan dan membawa mata seluruh dunia ke arah Pulau Paradis.
Eren tak hanya menimbulkan kebencian dunia, tapi juga membuat rekan-rekannya kehilangan kepercayaannya. Jean bahkan meminta Eren mengingat bahwa kematian Survey Corps di Marley adalah murni karena kesalahannya, karena Eren meminta mereka menyerbu ke sana. Eren, di sisi lain, kelihatan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar. Pengorbanan, kehilangan, kematian, semua itu wajar terjadi karena dulu mereka pernah merasakannya.
Bedanya, kali ini mereka tak lagi melawan Titan. Mereka melawan manusia yang di mana pun sama. Ada yang baik, ada yang jahat. Di episode ini, pernyataan Mikasa saat pertama kali bertemu Eren di Marley menjadi masuk akal. Eren membunuh orang-orang tak berdosa. Eren merisikokan keselamatan teman-temannya dengan menyerang Marley di Liberio. Karena itu, wajar ketika teman-temannya mulai merasa kehilangan Eren.
Eren memang sekarang memiliki tatapan yang tak lagi melihat segala peristiwa sebagai tragedi atau kemalangan, melain sebagai sebab akibat. Penyerangan yang terjadi hari ini penting untuk mengikuti permainan Zeke dan tentunya penting untuk keputusan besar yang sudah diambil oleh Eren. Tragedi yang terjadi di Liberio enggak lebih dari sekadar dampak kecil buat rencana besar Eren. Namun, tentunya perjalanan masih panjang untuk mencapai ke sana.
Yang menyegarkan dari episode ini adalah ketika Levi kembali menendang Eren sebagai “hukuman” karena bertindak sesuka hati. Tindakan Eren kali ini memang semena-mena. Meski begitu, para anggota Survey Corps tetap mengikutinya karena mereka juga enggak bisa membiarkan Eren menjalankannya seorang diri.
Buat mereka, Eren berharga. Namun, melakukan permintaan Eren bukan berarti mereka mendukung Eren. Tatapan Armin ketika menarik Eren ke pesawat menggambarkan segalanya.
Di sini, konflik Levi dan Zeke pun masih terlihat enggak memudar sedikit pun. Levi yang masih memegang janji kepada Erwin buat membunuh Zeke alias Beast Titan kelihatan siap membunuhnya kapan aja. Namun, sekarang ini dia cuma bisa mengikuti rencana yang lagi berjalan. Tentunya, pertikaian diam-diam keduanya bakal jadi momen penting buat membangun hubungan mereka nanti.
Yang jelas, kayak yang udah KINCIR sebutkan di atas, ada kehilangan besar di sini. Sejak episode sebelumnya, kalian udah lihat banyak kehilangan dari sisi Gabi. Dia adalah Eren ketika Reiner dan Bertolt menyerang Wall Maria. Karena itu, di episode sebelumnya kalian masih mungkin merasa simpati kepada Gabi karena yang dilakukan Eren bagaimana pun adalah pembantaian. Enggak bisa dibenarkan, namun enggak bisa disalahkan juga.
Pandangan pasifisme Falco di sini juga semakin kelihatan. Dia memahami penyerangan kali ini sebagai sebuah akibat dari serangan sebelumnya. Dengan kata lain, enggak ada gunanya membalas lagi karena pada dasarnya mereka yang mulai.
Akan tetapi, Gabi melihatnya sebagai sesuatu yang harus dibalaskan dan dia bulat dengan keputusannya. Membawa senapan yang digunakan oleh prajurit Marley untuk melindunginya, Gabi pun siap membalaskan dendamnya atas kematian orang-orang di Liberio. Gabi mengejar Eren.
“Assassin’s Bullet” adalah simbol harga kehilangan yang harus dibayarkan. Kepergian Sasha menjadi harga yang terlalu besar untuk ditanggung oleh Survey Corps. Bagaimana pun, sebagai sesama anggota 104th Training Corps, mereka melalui banyak hal bersama dan dewasa bersama.
Karena itu, ketika kata-kata terakhir Sasha adalah “daging”, semua mengingatkan kembali kepada momen ketika Sasha bertekad untuk merebut semua tanah dari Titan dan mendapatkan sebanyak apa pun daging yang mereka inginkan.
“Gadis Kentang” ini, seburuk apa pun dunia kelihatannya, tujuannya masih sesederhana mendapatkan “daging”. Membuka lahan kembali ketika enggak ada Titan sehingga semua orang bisa beternak dan mendapatkan makanan sebanyak mungkin, kedengarannya memang bodoh. Namun, ini adalah tujuan yang tulus dan menunjukkan sebesar apa hati Sasha.
KINCIR masih ketika dia mencuri daging sebelum Bertolt menyerang lagi di Season 1, itu adalah momen penyemangan yang bikin perjuangan mereka berharga. Setiap orang punya alasan yang berbeda-beda buat berjuang dan tetap hidup. Namun, alasan Sasha sama sekali enggak berdasarkan kepada dendam. Dia hanya ingin hidupnya damai dan nyaman, menikmati daging sebanyak sepuasnya.
Episode ini memang terasa berjalan lebih lambat dari sebelumnya. Namun, ini bisa jadi momentum yang tepat bagi kalian beristirahat dari semua ketegangan sebelumnya. Ditambah lagi, episode ini juga menjadi perenungan atas kehilangan yang mereka rasakan dan apakah harga yang dibayarkan memang benar-benar sepadan.
Dendam Gabi, kenyataan pahit bahwa ternyata semua ini direncanakan oleh orang yang dipercaya dan dia hormati, serta kekosongan di hati Eren ketika Sasha pergi, semua ini masih menjadi kepingan puzzle yang menunggu dilengkapi.
Lagi pula, masih ada banyak hal lainnya yang bakal terjadi di Pulau Paradis. Jadi, kita tunggu aja kelanjutan ceritanya, ya!