– Eren Yeager kini sudah enggak layak disebut sebagai pahlawan dari anime Attack on Titan.
– Apakah kalian sepakat dengan sejumlah alasan ini?
Eren Yeager merupakan karakter ciptaan Hajime Isayama dan menjadi tokoh utama dari manga serta anime Attack on Titan. Pada tiga musim pertama anime-nya, Eren bisa dibilang sebagai seorang protagonis yang kerap bertindak layaknya pahlawan. Sebab, meski dia adalah shifters dari Attack Titan, Eren kerap menggunakan kekuatannya tersebut untuk menyelamatkan umat manusia di Pulau Paradis.
Namun, pada Attack on Titan season 4, Eren Yeager sudah enggak bisa disebut sebagai seorang protagonis dengan sikap pahlawan lagi. Hal ini karena pada musim keempat sekaligus terakhir anime-nya ini, Eren kerap melakukan tindakan yang membahayakan nyawa banyak orang, termasuk orang terdekatnya. Bahkan, kini Eren Yeager jauh lebih layak disebut sebagai antagonis atau villain dari anime-nya.
Nah, di bawah ini KINCIR akan membahas sejumlah alasan mengapa Eren Yeager layak disebut sebagai villain di anime Attack on Titan. Yuk, simak!
1. Sudah Membunuh sejak Kecil
Pada sebuah adegan flashback di salah satu anime Attack on Titan, Mikasa Ackerman dikisahkan diculik sewaktu masih kecil oleh tiga orang kriminal untuk kemudian dijual. Sosok yang menyelamatkan Mikasa di momen tersebut pada akhirnya adalah Eren Yeager yang juga masih berusia anak-anak. Namun, Eren menyelamatkan Mikasa dengan cara yang enggak wajar dilakukan oleh anak kecil, yaitu membunuh sang penculik.
Eren pun awalnya tampak bersandiwara dengan menjadi anak kecil yang tersesat di hutan untuk mengelabui sang penculik. Namun, di saat sang penculik lengah, Eren langsung menancapkan pisau yang disembunyikannya ke arah penculik tersebut dan menewaskan. Di momen ini, Eren yang masih anak kecil pun berhasil membunuh dua dari tiga penculik berusia dewasa hanya seorang diri.
Tindakan Eren itu memang untuk menyelamatkan Mikasa sekaligus membela diri. Namun, rasanya agak ekstrem apabila seseorang sudah punya insting membunuh sesama manusia sejak masih kecil, terlebih Eren menewaskan sang penculik dengan cara menikamnya berkali-kali seolah menikmati momen tersebut. Momen ini pun menjadi bukti bahwa Eren sudah punya potensi jadi psikopat atau villain sejak masih kecil.
2. Mengabaikan Pendapat Teman-temannya
Seperti yang sudah dibahas di bagian pembuka, Eren mulai tampak menjadi seorang villain pada Attack on Titan season 4. Hal ini pun bisa dilihat dari Eren yang melakukan penyerangan ke wilayah Liberio, Marley seorang diri. Padahal, rencananya tersebut sudah ditentang keras oleh rekannya Eren di pasukan Survey Corps karena dianggap gegabah dan punya risiko yang fatal.
Namun, Eren tetap menjalankan rencana tersebut sehingga Sruvey Corps terpaksa harus membantunya karena serangan ke Liberio itu akan punya dampak yang besar bagi Pulau Paradis. Meski penyerangannya terbilang sukses, tindakan gegabah Eren yang membuat Survey Corps terpaksa terlibat ini pun akhirnya menewaskan salah satu temannya, yaitu Sasha Braus.
Tindakan mengabaikan pendapat teman-temannya ini pun semakin berlanjut dalam sejumlah episode terbaru di musim keempat anime-nya. Pasalnya, Eren sangat sudah enggak peduli dengan pendapat orang lain dan menganggap segala hal yang dia lakukan adalah tindakan yang paling benar. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan kepribadian Eren dalam tiga musim pertama anime-nya.
3. Tega Membunuh Warga Sipil
Selain mengabaikan pendapat teman-temannya, ada satu tindakan Eren Yeager lagi pada awal-awal anime Attack on Titan season 4 yang bikin dia layak disebut sebagai villain. Hal ini pun masih berkaitan dengan momen penyerangannya ke wilayah Marley yang sangat gegabah tersebut. Pasalnya, di momen penyerangan tersebut Eren membunuh sejumlah warga sipil yang enggak berdosa.
Momen pembunuhan tersebut pun tampak saat awal dia bertransformasi menjadi Titan sehingga mengakibatkan reruntuhan bangunan di sekitarnya menimpa sejumlah warga biasa. Lalu, Eren juga tampak menghantam sebuah tribun yang dipenuhi orang dengan wujudnya yang sudah jadi Titan.
Tindakan Eren ini memang sebagai bentuk balas dendam atas kematian nyokapnya pada saat sejumlah Titan asal Marley menyerang Distrik Shiganshina. Namun, tindakannya yang sampai menewaskan orang tak berdosa tersebut tentunya sangat salah dan sama sekali enggak mencerminkan sosok protagonis pahlawan.
4. Memimpin Sebuah Kelompok Radikal
Dalam kelanjutan cerita musim keempatnya, Eren Yeager melakukan sebuah tindakan yang jauh lebih ekstrem lagi dan bikin rekannya di Survey Corps berada di posisi yang sulit. Pasalnya, Eren memimpin sebuah kelompok radikal bernama Yeagerist yang fungsinya adalah untuk memenuhi tujuan Eren serta Zeke Yeager. Mereka pun enggak segan menentang pemerintahan atau militer Paradis untuk memenuhi tujuan tersebut.
Berbagai tindakan Yeagerist untuk memenuhi tujuan tersebut pun sangat meresahkan dan sampai merenggut nyawa seseorang. Contohnya adalah saat mereka meledakkan kantor Dhalis Zachary untuk menewaskan pemimpin tertinggi dari militer Pulau Paradis. Selain itu, Yeagerist juga memenjarakan serta menghajar pemimpin atau anggota dari pasukan militer lainnya jika bertentangan dengan tujuan mereka.
Keberadaan kelompok radikal meresahkan yang dipimpin oleh Eren Yeager ini tentunya menambah bukti bahwa dia adalah seorang villain. Sebab, kalaupun Eren ingin orang lain mengikuti tujuannya, dia selalu bisa mengambil langkah diplomasi dan mediasi, bukan langsung membunuh dan menggulingkan pemerintahan.
5. Berpikir kalau Genosida adalah Solusi bagi Orang Eldia
Poin yang satu ini sebenarnya sedikit menjadi spoiler bagi kalian yang enggak mengikuti manga Attack on Titan. Jadi, sejumlah tindakan ekstrem Eren tersebut sebenarnya dilakukan demi keberlangsungan hidup masyarakat ras Eldia yang diasingkan oleh seluruh dunia selama ratusan tahun. Namun, tindakan Eren untuk memenuhi tujuannya tersebut terbilang sangat salah dan bertentangan dengan kemanusiaan.
Hal ini karena dalam kelanjutan cerita di manga-nya, Eren akhirnya melakukan genosida terhadap orang di seluruh dunia terkecuali kaum Eldia di Paradis agar rasnya bisa berjaya di Bumi. Hal ini dilakukannya dengan menggunakan teknik rumbling, yaitu memerintah ratusan Colossal Titan untuk berjalan dari satu negara ke negara lain dan meratakan wilayah sekaligus masyarakat yang hidup di tempat tersebut.
Dari tindakannya ini, tentunya dia sudah enggak layak disebut sebagai pahlawan lagi meski memang dilakukan untuk kebaikan rasnya sendiri. Sebab, tindakannya ini enggak cuma menewaskan orang yang mendiskriminasi Eldia saja, tetapi juga masyarakat biasa yang enggak tahu apa-apa. Bahkan, tindakan Eren ini enggak jauh berbeda dengan Hitler yang mencoba melakukan genosida terhadap kaum Yahudi.
***
Nah, itulah sejumlah alasan mengapa Eren Yeager layak disebut sebagai villain. Apakah kalian setuju dengan sejumlah alasan tersebut? Atau mungkin kalian punya pendapat lain? Share pendapat kalian di bawah dan ikuti terus KINCIR untuk artikel menarik seputar anime lainnya, ya!