Akira Toriyama merupakan mangaka yang namanya sudah sangat termasyhur di dunia. Namanya sudah melegenda berkat prestasinya menghadirkan manga-manga semacam Dr. Slump dan Dragon Ball. Lo yang tumbuh sekitar tahun ‘80-an dan ’90-an pasti suka banget sama dua komik tadi. Kebesaran nama yang didapatkannya sekarang tak lepas dari kerja keras dan masa kecil yang memenuhi inspirasinya untuk menjadi seniman manga.
Sejak usia dini dia sudah memiliki hasrat menggambar yang sangat besar. Film-film Disney dan Astro Boy sangat memengaruhi perkembangan dirinya dalam menjadi seorang mangaka. Akira yang menghabiskan masa kecilnya di Kiyosu kemudian pindah ke daerah pedesaan di pinggiran Nagoya. Selama di sana, ia terus mengasah kemampuannya menggambar. Sayangnya, saat SMP ketertarikannya pada komik dan kartun mulai turun.
Pada masa-masa ini, Akira lebih banyak nonton film aksi dari Barat dan fiksi ilmiah. Saat masuk SMA, Akira mengambil jurusan desain di Nagoya dan kembali fokus untuk menggambar. Selesai SMA, Akira melanjutkan pendidikan di universitas. Di sana pengalaman bekerja juga pertama kali ia dapatkan. Kemampuan menggambar yang dia miliki sejak lama akhirnya terpakai pada pekerjaan pertamanya. Akira jadi perancang grafis di perusahaan iklan kecil di Nagoya saat berusia 20 tahun.
Selama bertahun-tahun mengasah kemampuannya dalam menggambar komik, dia kemudian mengikuti sebuah lomba di sebuah majalah yang dibuat oleh perusahaan pembuat manga, Shueisha. Dua karyanya yang pertama didiskualifikasi dan dia enggak menang lomba. Namun, kemudian dia mencoba ikut lomba di majalah Weekly Shonen Jump untuk kedua kalinya. Kali ini dia membawa karyanya yang berjudul Wonder Island dan berhasil diterbitkan pada edisi ke-52 tahun 1978.
Sejak saat itu, Akira memulai kariernya dalam dunia manga. Meski mengalami berbagai penolakan dalam beberapa proyek selanjutnya, Akira enggak pernah menyerah. Masa-masa awal tersebut seperti sebuah cobaan yang harus ditaklukkan olehnya. Pada akhirnya dia menemukan harapan melalui kesuksesan Tomato dan Girl Detective. Akira yang menikahi artis manga shojo (komik yang ceritanya diperuntukkan pada cewek-cewek remaja, umumnya bertema cinta), Nachi Mikami, pada tahun 1982 kemudian mulai mengembangkan berbagai proyek yang sudah dimimpikannya sejak lama.
Anak laki-laki pemalu asal Kiyoso ini kemudian mencuat melalui Dr. Slump pada tahun 1980. Bapak dari dua anak ini mendapatkan kesuksesan melalui komik ini pada bulan Januari tahun tersebut. Seri yang pada awalnya dipublikasikan dalam Weekly Shonen Jump kemudian diterbitkan dalam bentuk tankobon (buku komik) sebanyak delapan belas seri. Kesuksesan manga Dr. Slump ini membuat Toei Animation membuatkan dua adaptasi animasi televisinya. Adaptasi pertama diberi judul Dr. Slump dan Arale-chan yang tayang 243 episode sejak 1986, sedangkan yang kedua diberi judul Dr. Slump yang tayang 74 episode sejak 1997. Berbagai adaptasi Dr. Slump juga dilakukan baik ke dalam film sekuel pendek maupun film layar lebar.
Akira yang lebih senang menghabiskan hidupnya di pedesaan itu kemudian membuat serial manga lain yang mendunia. Dragon Ball merupakan salah satu karya yang menjadikan Weekly Shonen Jump sangat populer dan digemari di Jepang pada masa itu. Bisa dibilang, saat itu merupakan masa keemasan majalah tersebut. Selama sebelas tahun sejak 1984-1995, Akira berhasil membuat 519 bab dan dikumpulkan dalam 42 volume tankobon. Tiap-tiap tankobon berisi kurang lebih 200 halaman. Secara keseluruhan, cerita Dragon Ball mencapai 9.000 halaman.
Dalam pengerjaan Dragon Ball ini Akira tidak sendirian. Ia dibantu tiga editor (Kazuhiko Torishima, Yu Kondo, dan Fuyuto Takeda) serta dua orang asisten (Hisahi Tanaka dan Takashi Matsuyama). Popularitas Dragon Ball ini dengan cepat menarik minat Toei Animation kembali. Perusahaan anime ini lantas menciptakan tiga serial televisi yang diadaptasi dari manga Dragon Ball. Masing-masing diberi judul Dragon Ball, Dragon Ball Z, dan Dragon Ball GT. Anime Dragon Ball ini telah menelurkan lebih dari 500 episode di Jepang. Kesuksesan anime ini kemudian menjadi bahan untuk memasukkannya ke dalam dunia game dan film layar lebar. Di masing-masing adaptasi ini, Akira hadir sebagai pemberi masukan dalam pengembangan materi original karakter dan ceritanya.
Sebagai seorang seniman manga, Akira punya segalanya. Ia pun bisa menikmati segala macam hal yang diinginkan. Namun, Akira lebih suka menghabiskan waktu luangnya bersama keluarga dan anjing peliharaannya. Selain menjadi seniman manga, hobi terbesar Akira adalah mengumpulkan scale model. Dia memiliki lusinan scale model yang kadang-kadang membuatnya lupa untuk bekerja.
Akira juga merupakan seorang penyayang binatang. Selama mengerjakan manga–manga yang mendunia, Akira telah memelihara banyak binatang dan merawatnya dengan rajin. Ketika mengerjakan Dr. Slump misalnya, dia memelihara dua anjing bernama Turbo dan Turbo II, seekor kucing bernama Ohiru, dan bermacam-macam burung. Sementara, saat sedang mengerjakan Dragon Ball, dia memiliki seekor siberian husky bernama Matroyshka (Mato) dan seekor kucing hitam bernama Koge.
Sebuah pengakuan luar biasa dari Akira adalah bahwa ia enggak terlalu tertarik pada manga dan anime. Katanya, ia menikmati dua hal itu sampai pada usia 11 tahun. Setelah itu, ketertarikannya berpindah kepada film. Sungguh ironis, seorang seniman manga yang melegenda malah enggak bisa menikmati proses berkaryanya. Biar bagaimanapun, banyak orang yang meraih kebahagiaan berkat karya-karyanya.