Parade kematian dalam anime kerap menampilkan adegan-adegan sadis yang sulit diproses oleh nurani. Kendati pun tidak hadir dalam format live action, tayangan ini tak mengurangi kadar kengerian yang tersaji. Adegan jenis ini memang diperlukan untuk memberi bumbu-bumbu ngeri yang mengerucut pada klimaks anime itu sendiri yang umumnya selalu berujung sangat tragis.
Ada begitu banyak anime yang menampilkan adegan sadis yang kerap mengundang trauma. Setelah sebelumnya KINCIR hadirkan bagian pertama, di bawah ini kalian bisa saksikan daftar bagian keduanya.
Berikut lima adegan sadis yang pernah hadir dalam anime!
1. Bunuh Diri Profesor Shoji (Another)
Atmosfer mencekam yang terus menggelayuti kelas 3-3 sama sekali belum pudar. Satu demi satu kejadian di luar nalar terus berulang. Namun, sekencang apa pun badai peristiwa kelabu yang menyerbu, kegiatan belajar-mengajar harus terus dipacu.
Dengan kondisi segawat itu, siswa-siswi kelas ini jelas membutuhkan sosok yang bisa jadi pemandu. Shoji Kubodera, wali kelas mereka, tetap menampakkan ketenangan dan kewibawaannya di hadapan anak-anak. Sayangnya, itu tak berlangsung lama.
Suatu ketika, pada hari yang tak kalah kelam, dia memasuki ruang kelas dengan air muka yang tak biasa, seolah sedang dikejar sesuatu yang menakutkan. Tiba-tiba saja dia mengambil pisau yang tersimpan dalam tasnya dan menghujamkan benda tajam tersebut ke lehernya. Sosok penuh ketenangan itu pun tewas bersimbah darah di hadapan para murid.
2. Kegagalan Transmutasi Ed dan Al (Fullmetal Alchemist: Brotherhood)
Belum reda sepenuhnya rasa sakit Edward dan Alphonse setelah ditinggal ayahnya, tak lama kemudian sang ibu meninggal karena sakit. Tak rela menghadapi kenyataan pahit ini, Ed mengajak Al untuk melakukan ritual transmutasi manusia, praktik terlarang yang konon dapat membangkitkan mereka yang telah tiada. Ed yakin, lewat cara ini, ibunya pasti bisa kembali hidup. Begitu mungkin menurut pikirannya yang naif.
Ed yang masih bocah lupa pada prinsip paling dasar: untuk memperoleh sesuatu, diperlukan suatu hal lainnya yang punya nilai setara. Artinya, demi menghidupkan kembali sang ibu, mereka harus mengorbankan nyawa manusia yang masih hidup (atau sebuah batu bertuah).
Cacat pemahaman ini membuahkan hasil yang binasa. Edward kehilangan kakinya. Sedangkan, Alphonse harus kehilangan raganya. Andai Ed tak bergegas untuk mengorbankan satu lengannya, nyawa adiknya itu mungkin saja tak bisa terselamatkan. Sementara itu, di lingkaran transmutasi yang mereka ukir, muncul satu makhluk hitam dengan rupa yang sangat mengerikan. Siapakah dia? Satu hal yang jelas, itu bukanlah ibu mereka.
3. Pembantaian Satu Kelas Murid (Deadman Wonderland)
Dalam adegan pembuka ini, Genta dan kawan-kawannya sedang membahas tentang studi lapangan ke wahana paling terkenal di Jepang pascagempa yang mengguncang Tokyo, Deadman Wonderland. Bel berbunyi, kelas pun dimulai. Terdengar cukup kasual buat lo yang pernah mengenyam bangku SMP, bukan? Bedanya, dalam adegan ini mereka “dikunjungi” oleh sesosok misterius berjubah merah yang hendak memboyong tragedi ke hadapan mereka.
Setelah menyelesaikan rapalannya, makhluk ini kemudian melancarkan serangan yang sukses mengobrak-abrik seiisi kelas. Genta jatuh pingsan dibuatnya. Begitu dia bangun, pemandangan yang tersaji di hadapannya berubah mencekam. Potongan tubuh berserakan, genangan darah berkubang di segala tempat. Sang pelaku tersenyum menyeringai sebelum dia melemparkan penggalan kepala gadis yang ditaksir oleh Genta.
4. Penyiksaan Yuka (Corpse Party: Tortured Souls)
Anime ini tak ubahnya festival pembantaian. Nyaris semua siswa yang terjebak ke dalam dimensi Sekolah Dasar Heavenly Lost harus kehilangan nyawa dengan cara yang tragis dan sadis. Ditusuk pisau, dihantam tongkat besi, atau dikoyak gunting berkarat, semua adegan ini divisualisasikan dengan sangat eksplisit. Namun, kematian Yuka, adik dari sang protagonis, adalah yang paling menggoncang jiwa.
Gadis kecil ini hanya kebetulan berada di titik paling sial ketika dia bersama kawan-kawan kakaknya terseret ke persimpangan alam baka tersebut. Gadis ini punya karakter periang dan menampakkan kepolosan yang khas. Namun, hal tersebut tak mengurungkan niat sang kreator untuk mempersembahkan salah satu kematian paling sadis baginya.
Yuka dibawa ke salah satu ruangan oleh Kizami lalu kedua tangan dan kakinya dirantai. Sementara Yuka dalam keadaan tak berdaya, Kizami menghujamkan pisau tanpa ampun ke tubuh gadis lugu ini. Selanjutnya, dia mencongkel mata kanan Yuka. Yoshiki datang untuk menghukum lelaki biadab itu. Sayangnya, semua sudah terlambat.
5. Pameran Kepala Chelsea (Akame ga Kill!)
Chelsea bukan tipe karakter yang langsung dicintai saat baru tampil dalam beberapa adegan. Perlu proses yang tak sebentar untuk menunjukkan bahwa dia adalah karakter yang bernilai. Anggota baru Night Raid yang tampak dingin, tapi sebetulnya dia sangat peduli pada kru yang lain.
Ketika para pemirsa mulai menyayanginya, pengabdian Chelsea harus terhenti dengan cara yang menyesakkan. Chelsea dibantai oleh Kurome, adik Akame, beserta dua bonekanya, Natala dan Doya. Gaea Foundation, Teigu miliknya, dihancurkan. Jemarinya dicincang, lengannya dipotong. Natala melancarkan serangan terakhir dengan menebas kepalanya.
Tak berhenti sampai di situ, kepala gadis cantik ini lalu dipamerkan di Romari dengan cara ditusukkan ke pancangan besi. Ironisnya, pemandangan ini terlihat mirip dengan permen lolipop kesukaannya.
***
Semua adegan sadis di atas hanyalah puncak gunung es dari adegan-adegan yang jauh lebih sadis dan menyiksa nurani yang ada di dasar laut. Mengapa tak dibahas di sini? Alasannya sederhana, adegan-adegan tersebut terlampau bikin ngeri dan kami enggak cukup kuat mental untuk membahasnya. Kira-kira, kalian paham adegan sadis mana saja yang kami maksud?