DC Extended Universe

5 Alasan DC Extended Universe Tetap Tidak Sukses di Tahun Terakhirnya

Film yang diadaptasi dari DC Comics memang lebih lama memeriahkan layar lebar. Namun dibandingkan Marvel, DC bisa dibilang cukup terlambat dalam membentuk semesta film, yaitu DC Extended Universe (DCEU,) yang baru ada lewat perilisan Man of Steel (2013). Sedihnya lagi, DCEU bahkan tidak bisa bertahan lebih lama dari MCU. Yap, DCEU dinyatakan telah usai pada 2023 lewat Aquaman and the Lost Kingdom (2023).

DCEU berakhir di 2023 karena DC Studios, di bawah pimpinannya James Gunn dan Peter Safran, hendak merilis semesta film DC baru yang diberi nama DC Universe (DCU). Di tahun terakhirnya pada 2023, DCEU merilis empat film sekaligus, di antaranya Shazam! Fury of the Gods (2023), The Flash (2023), Blue Beetle (2023), dan Aquaman and the Lost Kingdom.

Sayangnya, DCEU gagal memberikan kesan di tahun terakhirnya. Keempatnya gagal secara Box Office, padahal The Flash dan Aquaman and the Lost Kingdom dibuat dengan bujet yang sangat besar. Secara penilaian, hanya The Flash dan Blue Beetle yang mendapatkan penilaian positif. Shazam! Fury of the Gods dan Aquaman and the Lost Kingdom malah mendapatkan skor “Busuk” di Rotten Tomatoes.

Lantas, apa yang membuat DC Extended Universe tetap mengalami kegagalan di tahun terakhirnya?

Alasan DC Extended Universe gagal di tahun terakhirnya

1. Hadirkan sekuel yang kualitasnya menurun dari film pertamanya

DC Extended Universe

Dua di antara film DCEU yang dirilis di 2023 adalah sekuel, di antaranya Shazam! Fury of the Gods dan Aquaman and the Lost Kingdom. Faktanya, film pertama dari kedua film tersebut mendapatkan respons yang positif dari kritikus dan penggemar. Film pertama Shazam! (2019) mendapatkan skor 90% di Rotten Tomatoes, sedangkan film pertama Aquaman (2018) mendapatkan skor 66%.

Kesuksesan film pertama Aquaman dan Shazam! jelas membuat penggemar memiliki ekspektasi tinggi terhadap sekuelnya. Namun ketika kedua film tersebut dirilis, kualitas keduanya malah menurun dari film pertamanya. Baik Shazam! Fury of the Gods dan Aquaman and the Lost Kingdom, keduanya mengangkat cerita yang konfliknya tidak jauh berbeda dari film pertamanya.

Alhasil kedua film ini mendapatkan penilaian negatif. Shazam! 2 mendapatkan skor 49% di Rotten Tomatoes, sedangkan Aquaman 2 mendapatkan skor 34%. Keduanya juga gagal secara Box Office. Shazam! 2 mendapatkan 135 juta dolar (sekitar Rp2,1 triliun) dari bujet 125 juta dolar (sekitar Rp1,9 triliun), sedangkan Aquaman 2 mendapatkan 379 juta dolar (sekitar Rp5,9 triliun) dari bujet 215 juta dolar (sekitar Rp3,3 triliun).

2. Kontroversi Ezra Miller berpengaruh besar pada kegagalan The Flash

DC Extended Universe

Ezra Miller debut sebagai The Flash lewat Batman v Superman: Dawn of Justice (2016). Namun setelah tujuh tahun debut di DCEU, Miller baru tampil di film solo The Flash karena proyek filmnya berulang kali mengalami pergantian sutradara, hingga akhirnya Andy Muschietti (sutradara seri film It) terpilih menjadi sutradara The Flash.

Tiba-tiba pada April 2020 sebelum proses syuting The Flash dimulai, muncul berita bahwa Miller mencekik seorang perempuan di Islandia. Namun, berita tersebut seakan hilang begitu saja dan Miller melakukan syuting The Flash selama April hingga Oktober 2021. Ketika proyek The Flash berada dalam tahap pascaproduksi, tiba-tiba Miller dilaporkan melakukan beberapa kasus kekerasan.

Tindakan kontroversial yang dilakukan Miller akhirnya membuat orang memilih untuk tidak menonton The Flash sebagai bentuk boikot. Warner Bros. pun tidak bisa begitu saja memecat Miller karena proses syuting filmnya telah rampung saat sang aktor diketahui melakukan kasus. Alhasil, The Flash hanya mendapatkan 272 juta dolar (sekitar Rp4,2 triliun) dari bujet 220 juta dolar (sekitar Rp3,4 triliun).

3. Penonton kurang familier dengan Blue Beetle

DC Extended Universe

Shazam! Fury of the Gods dan Aquaman and the Lost Kingdom merupakan film sekuel, sehingga sudah pasti banyak orang yang familier dengan Shazam dan Aquaman. Walau film solonya baru dirilis pada 2023, banyak orang yang juga sudah familier dengan The Flash lewat film-film DCEU sebelumnya. Di sisi lain, Blue Beetle baru benar-benar debut di film live action lewat film solonya yang dirilis pada 2023.

Buat orang yang awam dengan DC Comics, mereka pastinya tidak familier dengan Blue Beetle karena popularitas karakter ini juga tidak sebesar Superman, Batman, dan lainnya. Ketika filmnya dirilis, mungkin banyak orang yang tidak tahu bahwa Blue Beetle merupakan bagian dari DC. Kurang mengenalnya orang-orang terhadap Blue Beetle akhirnya memengaruhi performa Box Office film ini.

4. Adanya penggemar Snyderverse yang kecewa

DC Extended Universe

DCEU dibuka dengan perilisan Man of Steel, yang merupakan karyanya sutradara Zack Snyder. Pada saat itu, Snyder bisa dibilang sebagai arsiteknya DCEU, hingga akhirnya dia mundur di tengah proses pascaproduksi Justice League (2017) dan digantikan Joss Whedon. Berhubung Justice League versi Whedon mengecewakan, penggemar sampai bikin kampanye #ReleaseTheSnyderCut.

Kampanye tersebut berhasil dan dirilislah Zack Snyder’s Justice League (2021), Justice League yang sesuai dengan visinya Snyder. Penggemar yang kecewa dengan versi Whedon pun terpuaskan dengan Zack Snyder’s Justice League, sehingga mereka berharap Warner Bros. mau membuka kesempatan bagi Snyder untuk menyelesaikan trilogi Justice League yang sudah pernah dia rancang.

Sayangnya, Warner Bros. tidak tertarik untuk melanjutkan semesta DC rancangannya Snyder atau Snyderverse, yang menciptakan kekecewaan para penggemar Snyderverse. Penggemar Snyderverse yang kecewa tampaknya enggan menonton film DCEU 2023 karena tahu Snyderverse bakal digantikan DCU yang dirancang oleh James Gunn.

5. Penonton makinn tidak tertarik karena tahu DCEU sudah berakhir

DC Extended Universe

Bukan rahasia lagi bahwa Aquaman and the Lost Kingdom menjadi film terakhirnya DCEU karena DC Studios bakal meluncukan semesta film baru, yaitu DC Universe (DCU). Dari situ saja sudah jelas bahwa apa yang terjadi di keempat film DCEU 2023 enggak bakal diteruskan lagi karena DCU bakal menjadi soft reboot untuk DCEU.

Itulah sebabnya, ada sebagian penonton yang merasa enggak perlu menonton film DCEU 2023 karena DCEU sudah berakhir. Sudah pasti tidak ada kelanjutan untuk DCEU, itulah sebabnya mereka merasa enggak memiliki kewajiban untuk menonton keempat film DCEU 2023. Enggak bisa dimungkiri kenyataannya keempat film 2023 DCEU memang gagal secara Box Office.

***

Itulah deretan alasan mengapa DC Extended Universe tetap tidak sukses di tahun terakhirnya. Di antara kamu, siapa yang tetap menonton film DCEU 2023 walau tahu semestanya bakal berakhir?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.